Sabtu, 09 Maret 2013

2. KISAH NABI IDRIS AS.


Tidak banyak keterangan yang didapat tentang kisah Nabi Idris di dalam Al-Quran maupun dalam kitab-kitab Tafsir dan kitab-kitab sejarah nabi-nabi. Di dalam Al-Quran hanya terdapat dua ayat tentang Nabi Idris yaitu dalam surah Maryam ayat 56 dan 57:



"Dan ceritakanlah ( hai Muhammad kepada mereka , kisah ) Idris yang terdapat di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. 57 - Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi." { Maryam : 56 - 57 }



Nabi Idris adalah keturunan keenam dari Nabi Adam putera dari Yarid bin Mihla'iel bin Qinan bin Anusy bin Syith bin Adam A.S. dan adalah keturunan pertama yang dikurniai kenabian menjadi Nabi setelah Adam dan Syith.
Nabi Idris menurut sementara riwayat bermukim di Mesir di mana ia berdakwah untuk agama Allah mengajarkan tauhid dan beribadat menyembah Allah serta membeeri beberapa pendoman hidup bagi pengikut-pengikutnya agar menyelamat diri darii seksaan di akhirat dan kehancuran serta kebinasaan di dunia. Ia hidup sampai usia 82 tahun.



Diantara beberapa nasihat dan kata-kata mutiaranya ialah :
1 . Kesabaran yang disertai iman kepada Allah membawa kemenangan.
2 . Orang yang bahagia ialah orang yang berwaspada dan mengharapkan syafaat dari Tuhannya dengan amal-amal solehnya.
3 . Bila kamu memohon sesuatu kepada Allah dan berdoa maka ikhlaskanlah niatmu demikian pula puasa dan solatmu.
4 . Janganlah bersumpah dalam keadaan kamu berdusta dan janganlah menuntup sumpah dari orang yang berdusta agar kamu tidak menyekutui mereka dalam dosa.
5 . Taatlah kepada raja-rajamu dan tunduklah kepada pembesar-pembesarmu serta penuhilah selalu mulut-mulutmu dengan ucapan syukur dan puji kepada Allah.
6 . Janganlah iri hati kepada orang-orang yang baik nasibnya, karena mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kebaikan nasibnya.
7 . Barang siapa melampaui kesederhanaan tidak sesuatu pun akan memuaskannya.
8 . Tanpa membagi-bagikan nikmat yang diperolehnya seorang tidak dapat bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diperolehnya itu.



Dalam hubungan dengan firman Allah bahawa Nabi Idris diangkat kemartabat tinggi Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya meriwayatkan bahawa Nabi Idris wafat tatkala berada di langit keempat dibawa oleh seorang Malaikat Wallahu a'alam bissawab

7. KISAH NABI ISMAIL AS.



Sampai Nabi Ibrahim yang berhijrah meninggalkan Mesir bersama Sarah, isterinya dan Hajar, dayangnya di tempat tujuannya di Palestin. Ia telah membawa pindah juga semua binatang ternaknya dan harta miliknya yang telah diperolehinya sebagai hasil usaha niaganya di Mesir.

Al-Bukhari meriwayatkan daripada Ibnu Abbas r.a.berkata:
Pertama-tama yang menggunakan setagi {setagen} ialah Hajar ibu Nabi Ismail tujuan untuk menyembunyikan kandungannya dari Siti Sarah yang telah lama berkumpul dengan Nabi Ibrahim a.s. tetapi belum juga hamil. tetapi walaubagaimana pun juga akhirnya terbukalah rahsia yang disembunyikan itu dengan lahirnya Nabi Ismail a.s. Dan sebagai lazimnya seorang isteri sebagai Siti Sarah merasa telah dikalahkan oleh Siti Hajar sebagai seorang dayangnya yang diberikan kepada Nabi Ibrahim a.s. Dan sejak itulah Siti Sarah merasakan bahawa Nabi Ibrahim a.s. lebih banyak mendekati Hajar karena merasa sgt gembira dengan puteranya yang tunggal dan pertama itu, hal ini yang menyebabkan permulaan ada keratakan dalam rumahtangga Nabi Ibrahim a.s. sehingga Siti Sarah merasa tidak tahan hati jika melihat Siti Hajar dan minta pada Nabi Ibrahim a.s. supaya menjauhkannya dari matanya dan menempatkannya di lain tempat.

Untuk sesuatu hikmah yang belum diketahui dan disadari oleh Nabi Ibrahim Allah s.w.t. mewahyukan kepadanya agar keinginan dan permintaan Sarah isterinya dipenuhi dan dijauhkanlah Ismail bersama Hajar ibunya dan Sarah ke suatu tempat di mana yang ia akan tuju dan di mana Ismail puteranya bersama ibunya akan di tempatkan dan kepada siapa akan ditinggalkan.

Maka dengan tawakkal kepada Allah berangkatlah Nabi Ibrahim meninggalkan rumah membawa Hajar dan Ismail yang diboncengkan di atas untanya tanpa tempat tujuan yang tertentu. Ia hanya berserah diri kepada Allah yang akan memberi arah kepada binatang tunggangannya. Dan berjalanlah unta Nabi Ibrahim dengan tiga hamba Allah yang berada di atas punggungnya keluar kota masuk ke lautan pasir dan padang terbuka di mana terik matahari dengan pedihnya menyengat tubuh dan angin yang kencang menghembur-hamburkan debu-debu pasir. 

Ismail dan Ibunya Hajar Ditingalkan di Makkah

Setelah berminggu-minggu berada dalam perjalanan jauh yang memenatkan tibalah pada akhirnya Nabi Ibrahim bersama Ismail dan ibunya di Makkah kota suci dimana Kaabah didirikan dan menjadi pujaan manusia dari seluruh dunia. di tempat di mana Masjidil Haram sekarang berada, berhentilah unta Nabi Ibrahim mengakhiri perjalanannya dan disitulah ia meninggalkan Hajar bersama puteranya dengan hanya dibekali dengan serantang bekal makanan dan minuman sedangkan keadaan sekitarnya tiada tumbuh-tumbuhan, tiada air mengalir, yang terlihat hanyalah batu dan pasir kering . Alangkah sedih dan cemasnya Hajar ketika akan ditinggalkan oleh Ibrahim seorang diri bersama dengan anaknya yang masih kecil di tempat yang sunyi senyap dari segala-galanya kecuali batu gunung dan pasir. Ia seraya merintih dan menangis, memegang kuat-kuat baju Nabi Ibrahim memohon belas kasihnya, janganlah ia ditinggalkan seorang diri di tempat yang kosong itu, tiada seorang manusia, tiada seekor binatang, tiada pohon dan tidak terlihat pula air mengalir, sedangkan ia masih menanggung beban mengasuh anak yang kecil yang masih menyusu. Nabi Ibrahim mendengar keluh kesah Hajar merasa tidak tergamak meninggalkannya seorang diri di tempat itu bersama puteranya yang sangat disayangi akan tetapi ia sedar bahwa apa yang dilakukan nya itu adalah kehendak Allah s.w.t. yang tentu mengandungi hikmat yang masih terselubung baginya dan ia sedar pula bahawa Allah akan melindungi Ismail dan ibunya dalam tempat pengasingan itu dan segala kesukaran dan penderitaan. Ia berkata kepada Hajar :

"Bertawakkallah kepada Allah yang telah menentukan kehendak-Nya, percayalah kepada kekuasaan-Nya dan rahmat-Nya. Dialah yang memerintah aku membawa kamu ke sini dan Dialah yang akan melindungi mu dan menyertaimu di tempat yang sunyi ini. Sesungguh kalau bukan perintah dan wahyunya, tidak sesekali aku tergamak meninggalkan kamu di sini seorang diri bersama puteraku yang sangat ku cintai ini. Percayalah wahai Hajar bahwa Allah Yang Maha Kuasa tidak akan melantarkan kamu berdua tanpa perlindungan-Nya. Rahmat dan barakah-Nya akan tetap turun di atas kamu untuk selamanya, insya-Allah."

Mendengar kata-kata Ibrahim itu segeralah Hajar melepaskan genggamannya pada baju Ibrahim dan dilepaskannyalah beliau menunggang untanya kembali ke Palestin dengan iringan air mata yang bercurahan membasahi tubuh Ismail yang sedang menetak. Sedang Nabi Ibrahim pun tidak dapat menahan air matanya keetika ia turun dari dataran tinggi meninggalkan Makkah menuju kembali ke Palestin di mana isterinya Sarah dengan puteranya yang kedua Ishak sedang menanti. Ia tidak henti-henti selama dalam perjalanan kembali memohon kepada Allah perlindungan, rahmat dan barakah serta kurniaan rezeki bagi putera dan ibunya yang ditinggalkan di tempat terasing itu. Ia berkata dalam doanya:" Wahai Tuhanku! Aku telah tempatkan puteraku dan anak-anak keturunannya di dekat rumah-Mu { Baitullahil Haram } di lembah yang sunyi dari tanaman dan manusia agar mrk mendirikan solat dan beribadat kepada-Mu. Jadikanlah hati sebahagian manusia cenderung kepada mrk dan berilah mrk rezeki dari buah-buahan yang lazat, mudah-mudahan mrk bersyukur kepada-Mu." 


Mata Air Zamzam

Sepeninggal Nabi Ibrahim tinggallah Hajar dan puteranya di tempat yang terpencil dan sunyi itu. Ia harus menerima nasib yang telah ditakdirkan oleh Allah atas dirinya dengan kesabaran dan keyakinan penuh akan perlindungan-Nya. Bekalan makanan dan minuman yang dibawanya dalam perjalanan pada akhirnya habis dimakan selama beberapa hari sepeninggalan Nabi Ibrahim. Maka mulailah terasa oleh Hajar beratnya beban hidup yang harus ditanggungnya sendiri tanpa bantuan suaminya. Ia masih harus meneteki anaknya, namun air teteknya makin lama makin mengering disebabkan kekurangan makan .Anak yang tidak dapat minuman yang memuaskan dari tetek ibunya mulai menjadi cerewet dan tidak henti-hentinya menangis. Ibunya menjadi panik, bingung dan cemas mendengar tangisan anaknya yang sgt menyayat hati itu. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri serta lari ke sana ke sini mencari sesuap makanan atau seteguk air yang dpt meringankan kelaparannya dan meredakan tangisan anaknya, namun sia-sialah usahanya. Ia pergi berlari harwalah menuju bukit Shafa kalau-kalau ia boleh mendapatkan sesuatu yang dapat menolongnya tetapi hanya batu dan pasir yang didapatnya disitu, kemudian dari bukit Shafa ia melihat bayangan air yang mengalir di atas bukit Marwah dan larilah ia berharwahlah ke tempat itu namun ternyata bahawa yang disangkanya air adalha fatamorangana {bayangan} belaka dan kembalilah ke bukit Shafa karena mendengar seakan-akan ada suara yang memanggilnya tetapi gagal dan melesetlah dugaannya. Demikianlah maka karena dorongan hajat hidupnya dan hidup anaknya yang sangat disayangi, Hajar mundar-mundir berlari sampai tujuh kali antara bukit Shafa dan Marwah yang pada akhirnya ia duduk termenung merasa penat dan hampir berputus asa.

Diriwayatkan bahawa selagi Hajar berada dalam keadaan tidak berdaya dan hampir berputus asa kecuali dari rahmat Allah dan pertolongan-Nya datanglah kepadanya malaikat Jibril bertanya:" Siapakah sebenarnya engkau ini?" " Aku adalah hamba sahaya Ibrahim". Jawab Hajar." Kepada siapa engkau dititipkan di sini?"tanya Jibril." Hanya kepad Allah",jawab Hajar.Lalu berkata Jibril:" Jika demikian, maka engkau telah dititipkan kepada Dzat Yang Maha Pemurah Lagi Maha Pengasih, yang akan melindungimu, mencukupi keperluan hidupmu dan tidak akan mensia-siakan kepercayaan ayah puteramu kepada-Nya."

Kemudian diajaklah Hajar mengikuti-nya pergi ke suatu tempat di mana Jibril menginjakkan telapak kakinya kuat-kuat di atas tanah dan segeralah memancur dari bekas telapak kaki itu air yang jernih dengan kuasa Allah .Itulah dia mata air Zamzam yang sehingga kini dianggap keramat oleh jemaah haji, berdesakan sekelilingnya bagi mendapatkan setitik atau seteguk air daripadanya dan kerana sejarahnya mata air itu disebut orang " Injakan Jibril ".

Alngkah gembiranya dan lega dada Hajar melihat air yang mancur itu. Segera ia membasahi bibir puteranya dengan air keramat itu dan segera pula terlihat wajah puteranya segar kembali, demikian pula wajah si ibu yang merasa sgt bahagia dengan datangnya mukjizat dari sisi Tuhan yang mengembalikan kesegaran hidup kepadanya dan kepada puteranya sesudah dibayang-bayangi oleh bayangan mati kelaparan yang mencekam dada.

Mancurnya air Zamzam telah menarik burung-burung berterbangan mengelilingi daerah itu menarik pula perhatian sekelompok bangsa Arab dari suku Jurhum yang merantau dan sedang berkhemah di sekitar Makkah. Mereka mengetahui dari pengalaman bahwa di mana ada terlihat burung di udara, nescaya dibawanya terdapat air, maka diutuslah oleh mrk beberapa orang untuk memeriksa kebenaran teori ini. Para pemeriksa itu pergi mengunjungi daerah di mana Hajar berada, kemudian kembali membawa berita gembira kepada kaumnya tentang mata air Zamzam dan keadaan Hajar bersama puteranya. Segera sekelompok suku Jurhum itu memindahkan perkhemahannya ke tempat sekitar Zamzam ,dimana kedatangan mrk disambut dengan gembira oleh Hajar karena adanya sekelompok suku Jurhum di sekitarnya, ia memperolehi jiran-jiran yang akan menghilangkan kesunyian dan kesepian yang selama ini dirasakan di dalam hidupnya berduaan dengan puteranya saja.

Hajar bersyukur kepada Allah yang dengan rahmatnya telah membuka hati orang-orang itu cenderung datang meramaikan dan memecahkan kesunyian lembah di mana ia ditinggalkan sendirian oleh Ibrahim.



Nabi Ismail Sebagai Qurban

Nabi Ibrahim dari masa ke semasa pergi ke Makkah untuk mengunjungi dan menjenguk Ismail di tempat pengasingannya bagi menghilangkan rasa rindu hatinya kepada puteranya yang ia sayangi serta menenangkan hatinya yang selalu rungsing bila mengenangkan keadaan puteranya bersama ibunya yang ditinggalkan di tempat yang tandus, jauh dari masyarakat kota dan pengaulan umum.
Sewaktu Nabi Ismail mencapai usia remajanya Nabi Ibrahim a.s. mendapat mimpi bahwa ia harus menyembelih Ismail puteranya. Dan mimpi seorang nabi adalah salah satu dari cara-cara turunnya wahyu Allah , maka perintah yang diterimanya dalam mimpi itu harus dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim. Ia duduk sejurus termenung memikirkan ujian yang maha berat yang ia hadapi. Sebagai seorang ayah yang dikurniai seorang putera yang sejak puluhan tahun diharap-harapkan dan didambakan ,seorang putera yang telah mencapai usia di mana jasa-jasanya sudah dapat dimanfaatkan oleh si ayah , seorang putera yang diharapkan menjadi pewarisnya dan penyampung kelangsungan keturunannya, tiba-tiba harus dijadikan qurban dan harus direnggut nyawa oelh tangan si ayah sendiri.

Namun ia sebagai seorang Nabi, pesuruh Allah dan pembawa agama yang seharusnya menjadi contoh dan teladan bagi para pengikutnya dalam bertaat kepada Allah ,menjalankan segala perintah-Nya dan menempatkan cintanya kepada Allah di atas cintanya kepada anak, isteri, harta benda dan lain-lain. Ia harus melaksanakan perintah Allah yang diwahyukan melalui mimpinya, apa pun yang akan terjadi sebagai akibat pelaksanaan perintah itu.

Sungguh amat berat ujian yang dihadapi oleh Nabi Ibrahim, namun sesuai dengan firman Allah yang bermaksud:" Allah lebih mengetahui di mana dan kepada siapa Dia mengamanatkan risalahnya." Nabi Ibrahim tidak membuang masa lagi, berazam {niat} tetap akan menyembelih Nabi Ismail puteranya sebagai qurban sesuai dengan perintah Allah yang telah diterimanya.Dan berangkatlah serta merta Nabi Ibrahim menuju ke Makkah untuk menemui dan menyampaikan kepada puteranya apa yang Allah perintahkan.

Nabi Ismail sebagai anak yang soleh yang sgt taat kepada Allah dan bakti kepada orang tuanya, ketika diberitahu oleh ayahnya maksud kedatangannya kali ini tanpa ragu-ragu dan berfikir panjang berkata kepada ayahnya:" Wahai ayahku! Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan oleh Allah kepadamu. Engkau akan menemuiku insya-Allah sebagai seorang yang sabar dan patuh kepada perintah. Aku hanya meminta dalam melaksanakan perintah Allah itu , agar ayah mengikatku kuat-kuat supaya aku tidak banyak bergerak sehingga menyusahkan ayah, kedua agar menanggalkan pakaianku supaya tidak terkena darah yang akan menyebabkan berkurangnya pahalaku dan terharunya ibuku bila melihatnya, ketiga tajamkanlah parangmu dan percepatkanlah perlaksanaan penyembelihan agar menringankan penderitaan dan rasa pedihku, keempat dan yang terakhir sampaikanlah salamku kepada ibuku berikanlah kepadanya pakaian ku ini untuk menjadi penghiburnya dalam kesedihan dan tanda mata serta kenang-kenangan baginya dari putera tunggalnya."Kemudian dipeluknyalah Ismail dan dicium pipinya oleh Nabi Ibrahim seraya berkata:" Bahagialah aku mempunyai seorang putera yang taat kepada Allah, bakti kepada orang tua yang dengan ikhlas hati menyerahkan dirinya untuk melaksanakan perintah Allah."

Saat penyembelihan yang mengerikan telah tiba. Diikatlah kedua tangan dan kaki Ismail, dibaringkanlah ia di atas lantai, lalu diambillah parang tajam yang sudah tersedia dan sambil memegang parang di tangannya, kedua mata nabi Ibrahim yang tergenang air berpindah memandang dari wajah puteranya ke parang yang mengilap di tangannya, seakan-akan pada masa itu hati beliau menjadi tempat pertarungan antara perasaan seorang ayah di satu pihak dan kewajiban seorang rasul di satu pihak yang lain. Pada akhirnya dengan memejamkan matanya, parang diletakkan pada leher Nabi Ismail dan penyembelihan di lakukan . Akan tetapi apa daya, parang yang sudah demikian tajamnya itu ternyata menjadi tumpul dileher Nabi Ismail dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan sebagaimana diharapkan.

Kejadian tersebut merupakan suatu mukjizat dari Allah yang menegaskan bahwa perintah pergorbanan Ismail itu hanya suatu ujian bagi Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sampai sejauh mana cinta dan taat mereka kepada Allah. Ternyata keduanya telah lulus dalam ujian yang sangat berat itu. Nabi Ibrahim telah menunjukkan kesetiaan yang tulus dengan pergorbanan puteranya. untuk berbakti melaksanakan perintah Allah sedangkan Nabi Ismail tidak sedikit pun ragu atau bimbang dalam memperagakan kebaktiannya kepada Allah dan kepada orang tuanya dengan menyerahkan jiwa raganya untuk dikorbankan, sampai-sampai terjadi seketika merasa bahwa parang itu tidak lut memotong lehernya, berkatalah ia kepada ayahnya:" Wahai ayahku! Rupa-rupanya engkau tidak sampai hati memotong leherku karena melihat wajahku, cubalah telangkupkan aku dan laksanakanlah tugasmu tanpa melihat wajahku."Akan tetapi parang itu tetap tidak berdaya mengeluarkan setitik darah pun dari daging Ismail walau ia telah ditelangkupkan dan dicuba memotong lehernya dari belakang.

Dalam keadaan bingung dan sedih hati, karena gagal dalam usahanya menyembelih puteranya, datanglah kepada Nabi Ibrahim wahyu Allah dengan firmannya:" Wahai Ibrahim! Engkau telah berhasil melaksanakan mimpimu, demikianlah Kami akan membalas orang-orang yang berbuat kebajikkan ."Kemudian sebagai tebusan ganti nyawa Ismail telah diselamatkan itu, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim menyembelih seekor kambing yang telah tersedia di sampingnya dan segera dipotong leher kambing itu oleh beliau dengan parang yang tumpul di leher puteranya Ismail itu. Dan inilah asal permulaan sunnah berqurban yang dilakukan oleh umat Islam pada tiap hari raya Aidiladha di seluruh pelosok dunia.   

3. KISAH NABI NUH AS.


Nabi Nuh adalah nabi keempat sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris. 



Dakwah Nabi Nuh Kepada Kaumnya



Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dari Allah dalam masa "fatrah" masa kekosongan di antara dua rasul di mana biasanya manusia secara beransur-ansur melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan mereka dan kembali bersyirik meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di bawah pimpinan Iblis. Demikianlah maka kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses tersebut, sehingga ketika Nabi Nuh datang di tengah-tengah mereka, mereka sedang menyembah berhala ialah patung-patung yang dibuat oleh tangan-tangan mereka sendiri disembahnya sebagai tuhan-tuhan yang dapat membawa kebaikan dan manfaat serta menolak segala kesengsaraan dan kemalangan.berhala-berhala yang dipertuhankan dan menurut kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan kekuasaan ghaib ke atas manusia itu diberinya nama-nama yang silih berganti menurut kehendak dan selera kebodohan mereka.Kadang-kadang mereka namakan berhala mereka " Wadd " dan " Suwa " kadangkala " Yaguts " dan bila sudah bosan digantinya dengan nama " Yatuq " dan " Nasr ".



Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh iblis itu, mengajak mereka meninggalkan syirik dan penyembahan berhala dan kembali kepada tauhid menyembah Allah Tuhan sekalian alam melakukan ajaran-ajaran agama yang diwahyukan kepadanya serta meninggalkan kemungkaran dan kemaksiatan yang diajarkan oleh Syaitan dan Iblis.
Nabi Nuh menarik perhatian kaumnya agar melihat alam semesta yang diciptakan oleh Allah berupa langit dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yang menghiasinya, bumi dengan kekayaan yang ada di atas dan di bawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan dan air yang mengalir yang memberi kenikmatan hidup kepada manusia, pengantian malam menjadi siang dan sebaliknya yang kesemua itu menjadi bukti dan tanda nyata akan adanya keesaan Tuhan yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri.Di samping itu Nabi Nuh juga memberitakan kepada mereka bahwa akan ada gajaran yang akan diterima oleh manusia atas segala amalannya di dunia iaitu syurga bagi amalan kebajikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah agama yang berupa kemungkaran dan kemaksiatan.



Nabi Nuh yang dikurniakan Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam tindak-tanduknya melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut mengetuk hati nurani mereka dan kadang kala dengan kata-kata yang tajam dan nada yang kasar bila menghadapi pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan menerima hujjah dan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka yang tidak dapat mereka membantahnya atau mematahkannya.



Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat tanaganya berdakwah kepda kaumnya dengan segala kebijaksanaan, kecekapan dan kesabaran dan dalam setiap kesempatan, siang mahupun malam dengan cara berbisik-bisik atau cara terang dan terbuka terbyata hanya sedikit sekali dari kaumnya yang dpt menerima dakwahnya dan mengikuti ajakannya, yang menurut sementara riwayat tidak melebihi bilangan seratus orang Mereka pun terdiri dari orang-orang yang miskin berkedudukan sosial lemah. Sedangkan orang yang kaya-raya, berkedudukan tingi dan terpandang dalam masyarakat, yang merupakan pembesar-pembesar dan penguasa-penguasa tetap membangkang, tidak mempercayai Nabi Nuh mengingkari dakwahnya dan sesekali tidak merelakan melepas agamanya dan kepercayaan mereka terhadap berhala-berhala mereka, bahkan mereka berusaha dengan mengadakan persekongkolan hendak melumpuhkan dan mengagalkan usaha dakwah Nabi nuh.



Berkata mereka kepada Nabi Nuh:"Bukankah engkau hanya seorang daripada kami dan tidak berbeda drp kami sebagai manusia biasa. Jikalau betul Allah akan mengutuskan seorang rasul yang membawa perintah-Nya, nescaya Ia akan mengutuskan seorang malaikat yang patut kami dengarkan kata-katanya dan kami ikuti ajakannya dan bukan manusia biasa seperti engkau hanya dpt diikuti orang-orang rendah kedudukan sosialnya seperti para buruh petani orang-orang yang tidak berpenghasilan yang bagi kami mereka seperti sampah masyarakat.Pengikut-pengikutmu itu adalah orang-orang yang tidak mempunyai daya fikiran dan ketajaman otak, mereka mengikutimu secara buta tuli tanpa memikirkan dan menimbangkan masak-masak benar atau tidaknya dakwah dan ajakanmu itu. Cuba agama yang engkau bawa dan ajaran -ajaran yang engkau sadurkan kepada kami itu betul-betul benar, nescaya kamilah dulu mengikutimu dan bukannya orang-orang yang mengemis pengikut-pengikutmu itu. kami sebagai pemuka-pemuka masyarakat yang pandai berfikir, memiliki kecerdasan otak dan pandangan yang luas dan yang dipandang masyarakat sebagai pemimpin-pemimpinnya, tidaklah mudak kami menerima ajakanmu dan dakwahmu.Engkau tidak mempunyai kelebihan di atas kami tentang soaL-soal kemasyarakatan dan pergaulan hidup.kami jauh lebih pandai dan lebih mengetahui drpmu tentang hal itu semua.nya.Anggapan kami terhadapmu, tidak lain dan tidak bukan, bahawa engkau adalh pendusta belaka."



Nuh berkata, menjawab ejekan dan olok-olokan kaumnya:"Adakah engkau mengira bahwa aku dpt memaksa kamu mengikuti ajaranku atau mengira bahwa aku mempunyai kekuasaan untuk menjadikan kamu orang-orang yang beriman jika kamu tetap menolak ajakan ku dan tetap membuta-tuli terhadap bukti-bukti kebenaran dakwahku dan tetap mempertahakan pendirianmu yang tersesat yang diilhamkan oleh kesombongan dan kecongkakan karena kedudukan dan harta-benda yang kamu miliki.Aku hanya seorang manusia yang mendpt amanat dan diberi tugas oleh Allah untuk menyampaikan risalah-Nya kepada kamu. Jika kamu tetap berkeras kepala dan tidak mahu kembali ke jalan yang benar dan menerima agama Allah yang diutuskan-Nya kepada ku maka terserahlah kepada Allah untuk menentukan hukuman-Nya dan gajaran-Nya keatas diri kamu. Aku hanya pesuruh dan rasul-Nya yang diperintahkan untuk menyampaikan amanat-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dialah yang berkuasa memberi hidayah kepadamu dan mengampuni dosamu atau menurunkan azab dan seksaan-Nya di atas kamu sekalian jika Ia kehendaki.Dialah pula yang berkuasa menurunkan seksa danazab-nya di dunia atau menangguhkannya sampai hari kemudian. Dialah Tuhan pencipta alam semesta ini, Maha Kuasa ,Maha Mengetahui, maha pengasih dan Maha Penyayang.".



Kaum Nuh mengemukakan syarat dengan berkata:"Wahai Nuh! Jika engkau menghendaki kami mengikutimu dan memberi sokongan dan semangat kepada kamu dan kepada agama yang engkau bawa, maka jauhkanlah para pengikutmu yang terdiri dari orang-orang petani, buruh dan hamaba-hamba sahaya itu. Usirlah mereka dari pengaulanmu karena kami tidak dpt bergaul dengan mereka duduk berdampingan dengan mereka mengikut cara hidup mereka dan bergabung dengan mereka dalam suatu agama dan kepercayaan. Dan bagaimana kami dpt menerima satu agama yang menyamaratakan para bangsawan dengan orang awam, penguasa dan pembesar dengan buruh-buruhnya dan orang kaya yang berkedudukan dengan orang yang miskin dan papa."



Nabi Nuh menolak pensyaratan kaumnya dan berkata:"Risalah dan agama yang aku bawa adalah untuk semua orang tiada pengecualian, yang pandai mahupun yang bodoh, yang kaya mahupun miskin, majikan ataupun buruh ,diantara peguasa dan rakyat biasa semuanya mempunyai kedudukan dan tempat yang sama trehadap agama dan hukum Allah. Andai kata aku memenuhi pensyaratan kamu dan meluluskan keinginanmu menyingkirkan para pengikutku yang setia itu, maka siapakah yang dpt ku harapkan akan meneruskan dakwahku kepada orang ramai dan bagaimana aku sampai hati menjauhkan drpku orang-orang yang telah beriman dan menerima dakwahku dengan penuh keyakinan dan keikhlasan di kala kamu menolaknya serta mengingkarinya, orang-orang yang telah membantuku dalam tugasku di kala kamu menghalangi usahaku dan merintangi dakwahku. Dan bagaimanakah aku dpt mempertanggungjawabkan tindakan pengusiranku kepada mereka terhadap Allah bila mereka mengadu bahawa aku telah membalas kesetiaan dan ketaatan mereka dengan sebaliknya semata-mata untuk memenuhi permintaanmu dan tunduk kepada pensyaratanmu yang tidak wajar dan tidak dpt diterima oleh akal dan fikiran yang sihat. Sesungguhnay kamu adalah orang-orang yang bodoh dan tidak berfikiran sihat.



Pada akhirnya, karena merasa tidak berdaya lagi mengingkari kebenaran kata-kata Nabi Nuh dan merasa kehabisan alasan dan hujjah untuk melanjutkan dialog dengan beliau, maka berkatalah mereka:
"Wahai Nabi Nuh! Kita telah banyak bermujadalah dan berdebat dan cukup berdialog serta mendengar dakwahmu yang sudah menjemukan itu. Kami tetap tidak akan mengikutimu dan tidak akan sesekali melepaskan kepercayaan dan adat-istiadat kami sehingga tidak ada gunanya lagi engkau mengulang-ulangi dakwah dan ajakanmu dan bertegang lidah dengan kami. datangkanlah apa yang engkau benar-benar orang yang menepati janji dan kata-katanya. Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu dan ancamanmu dalam kenyataan. Karena kami masih tetap belum mempercayaimu dan tetap meragukan dakwahmu." 



Nabi Nuh Berputus Asa Dari Kaumnya



Nabi Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun berdakwah menyampaikan risalah Tuhan, mengajak mereka meninmggalkan penyembahan berhala dan kembali menyembah dan beribadah kepada Allah Yang maha Kuasa memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yang diwahyukan oleh Allah kepadanya, mangangkat darjat manusia yang tertindas dan lemah ke tingak yang sesuai dengan fitrah dan qudratnya dan berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan bongkak yang melekat pd para pembesar kaumnya dan medidik agar mereka berkasih sayang, tolong-menolong diantara sesama manusia. Akan tetapi dalam waktu yang cukup lama itu, Nabi Nuh tidak berhasil menyedarkan an menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya beriman, bertauhid dan beribadat kepada Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya yang tidak mencapai seramai seratus orang, walaupun ia telah melakukan tugasnya dengan segala daya-usahanya dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan cercaan makian kaumnya, karena ia mengharapkan akan dtg masanya di mana kaumnya akan sedar diri dan dtg mengakui kebenarannya dan kebenaran dakwahnya. Harapan Nabi Nuh akan kesedaran kaumnya ternyata makin hari makin berkurangan dan bahawa sinar iman dan takwa tidak akan menebus ke dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan Iblis. Hal mana Nabi Nuh berupa berfirman Allah yang bermaksud:



"Sesungguhnya tidak akan seorang drp kaumnya mengikutimu dan beriman kecuali mereka yang telah mengikutimu dan beriman lebih dahulu, maka jgnlah engkau bersedih hati karena apa yang mereka perbuatkan."
Dengan penegasan firman Allah itu, lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh dari kaumnya dan habislah kesabarannya. Ia memohon kepada Allah agar menurunkan Azab-Nya di atas kaumnya yang berkepala batu seraya berseru:"Ya Allah! Jgnlah Engkau biarkan seorang pun drp orang-orang kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi ini. Mareka akan berusaha menyesatkan hamba-hamba-Mu, jika Engkau biarkan mereka tinggal dan mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak yang berbuat maksiat dan anak-anak yang kafir spt.mereka."



Doa Nabi Nuh dikalbulkan oleh Allah dan permohonannya diluluskan dan tidak perlu lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, karena mereka itu akan menerima hukuman Allah dengan mati tenggelam. 



Nabi Nuh Membuat Kapal



Setelah menerima perintah Allah untuk membuat sebuah kapal, segeralah Nabi Nuh mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka mengumpulkan bhn yang diperlukan untuk maksud tersebut, kemudian dengan mengambil tempat di luar dan agak jauh dari kota dan keramaiannya mereka dengan rajin dan tekun bekerja siang dan malam menyelesaikan pembinaan kapal yang diperintahkan itu.
Walaupun Nabi Nuh telah menjauhi kota dan masyarakatnya, agar dpt bekerja dengan tenang tanpa gangguan bagi menyelesaikan pembinaan kapalnya namun ia tidak luput dari ejekan dan cemuhan kaumnya yang kebetulan atau sengaja melalui tempat kerja membina kapal itu. Mereka mengejek dan mengolok-olk dengan mengatakan:"Wahai Nuh! Sejak bila engkau telah menjadi tukang kayu dan pembuat kapal?Bukankah engkau seorang nabi dan rasul menurut pengakuanmu, kenapa sekarang menjadi seorang tukang kayu dan pembuat kapal.Dan kapal yang engkau buat itu di tempat yang jauh dari air ini adalah maksudmu untuk ditarik oleh kerbau ataukah mengharapkan angin yang ankan menarik kapalmu ke laut?"Dan lain-lain kata ejekan yang diterima oleh Nabi Nuh dengan sikap dingin dan tersenyum seraya menjawab:"Baiklah tunggu saja saatnya nanti, jika kamu sekrg mengejek dan mengolok-olok kami maka akan tibalah masanya kelak bg kami untuk mengejek kamu dan akan kamu ketahui kelak untuk apa kapal yang kami siapkan ini.Tunggulah saatnya azab dan hukuman Allah menimpa atas diri kamu."



Setelah selesai pekerjaan pembuatan kapal yang merupakan alat pengangkutan laut pertama di dunia, Nabi Nuh menerima wahyu dari Allah:"Siap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tanda-tanda drp-Ku maka segeralah angkut bersamamu di dalam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setiap jenis makhluk yang ada di atas bumi dan belayarlah dengan izin-Ku."
Kemudian tercurahlah dari langit dan memancur dari bumi air yang deras dan dahsyat yang dalam sekelip mata telah menjadi banjir besar melanda seluruh kota dan desa menggenangi daratan yang rendah mahupun yang tinggi sampai mencapai puncak bukit-bukit sehingga tiada tempat berlindung dari air bah yang dahsyat itu kecuali kapal Nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan para orang mukmin dan pasangan makhluk yang diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah Allah.



Dengan iringan"Bismillah majraha wa mursaha"belayarlah kapal Nabi Nuh dengan lajunya menyusuri lautan air, menentang angin yang kadang kala lemah lembut dan kadang kala ganas dan ribut. Di kanan kiri kapal terlihatlah orang-orang kafir bergelut melawan gelombang air yang menggunung berusaha menyelamat diri dari cengkaman maut yang sudah sedia menerkam mereka di dalam lipatan gelombang-gelombang itu.
Tatkala Nabi Nuh berada di atas geladak kapal memperhatikan cuaca dan melihat-lihat orang-orang kafir dari kaumnya sedang bergelimpangan di atas permukaan air, tiba-tiba terlihatlah olehnya tubuh putera sulungnya yang bernama "Kan'aan" timbul tenggelam dipermainkan oleh gelombang yang tidak menaruh belas kasihan kepada orang-orang yang sedang menerima hukuman Allah itu. Pada saat itu, tanpa disadari, timbullah rasa cinta dan kasih sayang seorang ayah terhadap putera kandungnya yang berada dalam keadaan cemas menghadapi maut ditelan gelombang.



Nabi Nuh secara spontan, terdorong oleh suara hati kecilnya berteriak dengan sekuat suaranya memanggil puteranya:Wahai anakku! Datanglah kemari dan gabungkan dirimu bersama keluargamu. Bertaubatlah engkau dan berimanlah kepada Allah agar engkau selamat dan terhindar dari bahaya maut yang engkau menjalani hukuman Allah." Kan'aan, putera Nabi Nuh, yang tersesat dan telah terkena racun rayuan syaitan dan hasutan kaumnya yang sombong dan keras kepala itu menolak dengan keras ajakan dan panggilan ayahnya yang menyayanginya dengan kata-kata yang menentang:"Biarkanlah aku dan pergilah, jauhilah aku, aku tidak sudi berlindung di atas geladak kapalmu aku akan dapat menyelamatkan diriku sendiri dengan berlindung di atas bukit yang tidak akan dijangkau oleh air bah ini."



Nuh menjawab:"Percayalah bahawa tempat satu-satunya yang dapat menyelamatkan engkau ialah bergabung dengan kami di atas kapal ini. Masa tidak akan ada yang dapat melepaskan diri dari hukuman Allah yang telah ditimpakan ini kecuali orang-orang yang memperolehi rahmat dan keampunan-Nya."
Setelah Nabi Nuh mengucapkan kata-katanya tenggelamlah Kan'aan disambar gelombang yang ganas dan lenyaplah ia dari pandangan mata ayahnya, tergelincirlah ke bawah lautan air mengikut kawan-kawannya dan pembesar-pembesar kaumnya yang durhaka itu.



Nabi Nuh bersedih hati dan berdukacita atas kematian puteranya dalam keadaan kafir tidak beriman dan belum mengenal Allah. Beliau berkeluh-kesah dan berseru kepada Allah:"Ya Tuhanku, sesungguhnya puteraku itu adalah darah dagingku dan adalah bahagian dari keluargaku dan sesungguhnya janji-Mu adalha janji benar dan Engkaulah Maha Hakim yang Maha Berkuasa."Kepadanya Allah berfirman:"Wahai Nuh! Sesungguhnya dia puteramu itu tidaklah termasuk keluargamu, karena ia telah menyimpang dari ajaranmu, melanggar perintahmu menolak dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang yang kafir drp kaummu.Coretlah namanya dari daftar keluargamu.Hanya mereka yang telah menerima dakwahmu mengikuti jalanmu dan beriman kepada-Ku dpt engkau masukkan dan golongkan ke dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan perlindungannya danterjamin keselamatan jiwanya.Adapun orang-orang yang mengingkari risalah mu, mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dan tuntutan Iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani hukuman yang telah Aku tentukan walau mereka berada dipuncak gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan tentang sesuatu yang engkau belum ketahui. Aku ingatkan janganlah engkau sampai tergolong ke dalam golongan orang-orang yang bodoh."



Nabi Nuh sedar segera setelah menerima teguran dari Allah bahwa cinta kasih sayangnya kepada anaknya telah menjadikan ia lupa akan janji dan ancaman Allah terhadap orang-orang kafir termasuk puteranya sendiri. Ia sedar bahawa ia tersesat pd saat ia memanggil puteranya untuk menyelamatkannya dari bencana banjir yang didorong oleh perasaan naluri darah yang menghubungkannya dengan puteranya padahal sepatutnya cinta dan taat kepada Allah harus mendahului cinta kepada keluarga dan harta-benda. Ia sangat sesalkan kelalaian dan kealpaannya itu dan menghadap kepada Allah memohon ampun dan maghfirahnya dengan berseru:"Ya Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari godaan syaitan yang terlaknat, ampunilah kelalaian dan kealpaanku sehingga aku menanyakan sesuatu yang aku tidak mengetahuinya. Ya Tuhanku bila Engkau tidak memberi ampun dan maghfirah serta menurunkan rahmat bagiku, nescaya aku menjadi orang yang rugi."



Setelah air bah itu mencapai puncak keganasannya dan habis binasalah kaum Nuh yang kafir dan zalim sesuai dengan kehendak dan hukum Allah, surutlah lautan air diserap bumi kemudian bertambatlah kapal Nuh di atas bukit " Judie " dengan iringan perintah Allah kepada Nabi Nuh:"Turunlah wahai Nuh ke darat engkau dan para mukmin yang menyertaimu dengan selamat dilimpahi barakah dan inayah dari sisi-Ku bagimu dan bagi umat yang menyertaimu." 



Kisah Nabi Nuh Dalam Al-Quran



Al-Quran menceritakan kisah Nabi Nuh dalam 43 ayat dari 28 surah di antaranya surah Nuh dari ayat 1 sehinga 28, juga dalam surah "Hud" ayat 27 sehingga 48 yang mengisahkan dialog Nabi Nuh dengan kaumnya dan perintah pembuatan kapal serta keadaan banjir yang menimpa di atas mereka. 



Pengajaran Dari Kisah Nabi Nuh A.S.



Bahawasanya hubungan antara manusia yang terjalin karena ikatan persamaan kepercayaan atau penamaan aqidah dan pendirian adalah lebih erat dan lebih berkesan drp hubungan yang terjalin karena ikatan darah atau kelahiran. Kan'aan yang walaupun ia adalah anak kandung Nabi Nuh, oleh Allah s.w.t. dikeluarkan dari bilangan keluarga ayahnya karena ia menganut kepercayaan dan agama berlainan dengan apa yang dianut dan didakwahkan oleh ayahnya sendiri, bahkan ia berada di pihak yang memusuhi dan menentangnya.



Maka dalam pengertian inilah dapat difahami firman Allah dalam Al-Quran yang bermaksud:"Sesungguhnya para mukmin itu adalah bersaudara." Demikian pula hadis Rasulullah s.a.w.yang bermaksud:"Tidaklah sempurna iman seseorang kecuali jika ia menyintai saudaranya yang beriman sebagaimana ia menyintai dirinya sendiri."Juga peribahasa yang berbunyi:"Adakalanya engkau memperolehi seorang saudara yang tidak dilahirkan oleh ibumu."

Makna Logo IKAL YAHISHA




 
   
Makna Logo Ikatan Keluarga Alumni Yayasan Hidayatu Shabirin
( IKAL  YAHISHA )

Ø  Logo YAHISHA melambangkan bahwa ikatan alumni ini merupakan organisasi yang terasosiasi pada Yayasan Hidayatus Shabirin dan mewadahi keluarga  YAHISHA (guru, tenaga administrasi, siswa aktif, dan alumni).

Ø   Tiga orang yang saling bergandengan tangan melingkari YAHISHA melambangkan para alumni dari berbagai angkatan (tiga melambangkan banyak), yang saling bekerjasama dalam satu ikatan untuk membangun organisasi ikatan alumni ini. Organisasi ini diharapkan mampu membangun ikatan yang erat antar alumni sehingga dapat memberikan manfaat bagi keluarga YAHISHA.

Ø   Tiga warna, yaitu merah, hijau, dan biru merupakan warna dasar yang darinya akan terbentuk jutaan warna-warna yang lain. Hal ini melambangkan bahwa ikatan alumni ini merupakan niat dan cita-cita dasar yang darinya akan tercapai jutaan niat dan cita-cita luhur yang lain demi kebaikan dan kesejahteraan keluarga YAHISHA.

Ø  Warna putih di kepalan tangan menggambarkan ketulusan dan kesucian niat dari para alumni untuk mengeratkan tali persaudaraan dan kerjasama yang dapat memberikan manfaat bagi keluarga YAHISHA.

Ø   Tangan yang saling berjabatan, melambangkan tujuan mulia pembentukan “IKAL YAHISHA” sebagai wadah untuk para alumni YAHISHA agar tetap bisa menjalin ukhuah persaudaraan.

Ø    Tulisan “ IKAL YAHISHA ” merupakan nickname dari organisasi ini. Jenis huruf  “ bauhaus 93” dipilih untuk tulisan tersebut karena kesan sederhana, fleksibel, dan dinamis. Hal tersebut melambangkan sifat organisasi ini yang penuh dengan kesederhanaan, fleksibilitas hubungan dan gerakan, serta dinamis dan berkembang dari waktu ke waktu.

Ø   Tulisan “ Ikatan Keluarga Alumni Yayasan Hidayatu Shabirin ” merupakan nama resmi dari organisasi ini. Ditulis dalam huruf kecil melambangkan keharmonisan dengan jiwa sosial yang masih dimiliki oleh masyarakat kecil.


 








                                                                                                          Created By Bachank

PROFIL YAYASAN

YAYASAN
NURUL HIKMAH AL-IMAN
( Y A N H A )






  


Kp. LAMPEGAN RT.05/01 DESA WARGASALUYU
KECAMATAN GUNUNGHALU KABUPATEN BANDUNG BARAT
40565




PENDAHULUAN
Yayasan Nurul Hikmah Al-Iman (YANHA) adalah sebuah organisasi atau charitable, didirikan berdasarkan hukum di Republik Indonesia dengan Akta Notaris Nomor 30 tanggal 30 April  2008. Tujuan utama dari organisasi ini adalah :

1.      TUJUAN SOSIAL
Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang dapat memberikan dampat positif bagi sosial/masyarakat sekitar, baik dari segi ekonomi maupun ahlak dan budaya, melalui pendidikan ketrampilan, balai latihan kerja, kegiatan agro bisnis, santunan anak yatim dan fakir miskin, serta mendirikan rumah singgah.

2.      TUJUAN PENDIDIKAN
Menyelenggarakan kegiatan pendidikan baik formal maupun non-formal untuk meningkatkan intelektualitas masyarakat, khususnya masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah kebawah dengan mendirikan Lembaga Pendidikan yang terjangkau oleh masyarakat ekonomi menengah kebawah, serta memfasilitasi masyarkat ekonomi menengah kebawah dalam upaya untuk mendapatkan pelayanan pendidikan yang memadai melalui bea siswa dan donatur.

3.      TUJUAN KEAGAMAAN
Menyelenggarakan kegiatan dan syi’ar serta pendidikan keagamaan yang berlandaskan pada faham Ahlussunnah wal Jama’ah melalui TPQ, Madrasah, Majelis Ta’lim dan Jam’iyyah.  

Kebijaksanaan dari organisasi ini adalah untuk membantu masyarakat dan orang-orang yang membutuhkan, tanpa memandang agama, suku bangsa, ras, status sosial, usia dan apapun keadaannya. Namun kata ”membutuhkan” akan dinilai berdasarkan tiap permasalahan orang. Hal ini bertujuan untuk memberikan lingkungan yang dapat memberikan dorongan semangat, perhatian, kegembiraan dan stabil yang memberikan pengertian yang bagus tentang yang benar atau yang salah, dan pengertian antara satu sama lain yang saling membutuhkan dalam berinteraksi dengan yang lainnya.

Aturan dan Kebijakan Yayasan secara terperinci tertuang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Yayasan yang telah disahkan oleh notaris dalam Akta.



A.      PROFIL

1.        Nama
Yayasan ini bernama “YAYASAN NURUL HIKMAH AL-IMAN (YANHA)”

2.         Tempat dan Kedudukan
Yayasan ini berkedudukan/berkantor  di Kp. Lampegan RT. 05 RW. O1 Desa Wargasaluyu Kecamatan Gununghalu Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat Kode Pos 40565  
Nomor Rekening  :
4117-01-010662-53-6  an. YAYASAN NURUL HIKMAH AL-IMAH
BRI KCP GUNUNGHALU

3.        Logo/Lambang
Logo/Lambang Yayasan terdiri dari:
a.    GARIS TEPI DENGAN 5 PENJURU          : RUKUN ISLAM / SYARI’AT
b.   BINTANG BESAR                                        : RASULULLOH SAW
c.    4 BINTANG KECIL(KANAN DAN KIRI)            : 4 SHAHABAT RASULULLAH SAW
  (KHULAFA'UR ROSYIDIN)
d.   BOLA DUNIA                                              : KEHIDUPAN DUNIA
e.    KITAB                                                            : AL-QURAN
f.     WARNA DASAR HIJAU                            : ALAM
g.    NURUL HIKMAH ARTINYA CAHAYA ILMU
h.      AL-IMAN TAFA’UL KEPADA PENDIRI

Logo/Lambang Yayasan mengandung makna:

DIAWALI DENGAN PETUNJUK DARI ALLAH MENGHARAP AGAR DIBUKAKAN PETUNJUK DENGAN DASAR KEIMANAN DALAM SEGALA SENDI KEHIDUPAN YANG DIWUJUDKAN DENGAN PELAKSANAAN SYARIAT YANG DIBAWA RASULULLAH SAW, DENGAN SEMANGAT KHULAFAUR ROSYIDIN SEBAGAI SENJATA UNTUK MERAIH KEBAHAGIAAN HIDUP DUNIA DAN AKHERAT
4.         VISI
MERAIH KEBAHAGIAAN  HIDUP DUNIA DAN AKHIRAT DENGAN PETUNJUK ALLOH MELALUI KEIMANAN, PELAKSANAAN SYARIAT DAN KEHIDUPAN SOSIAL YANG BERBUDAYA DAN BERTRADISI

5.        MISI
a.      Menyelenggarakan kegiatan dan syi’ar serta pendidikan keagamaan yang berlandaskan pada faham Ahlussunnah wal Jama’ah melalui TPQ, Madrasah, Majelis Ta’lim dan Jam’iyyah.

b.     Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang dapat memberikan dampak positif bagi sosial/masyarakat sekitar, baik dari segi ekonomi maupun ahlak dan budaya, melalui pendidikan ketrampilan, balai latihan kerja, kegiatan agro bisnis, santunan anak yatim dan fakir miskin, serta mendirikan rumah singgah.

c.      Menyelenggarakan kegiatan pendidikan baik formal maupun non-formal untuk meningkatkan intelektualitas masyarakat, khususnya masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah kebawah dengan mendirikan Lembaga Pendidikan yang terjangkau oleh masyarakat ekonomi menengah kebawah, serta memfasilitasi masyarkat ekonomi menengah kebawah dalam upaya untuk mendapatkan pelayanan pendidikan yang memadai melalui bea siswa dan donatur










B.      KELEMBAGAAN
Untuk saat ini lembaga yang dibuat dan berada dibawah naungan Yayasan Nurul Hikmah Al-Iman (YANHA)  adalah :

1.      PONDOK PESANTREN (PONTREN) NURUL HIKMAH
Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan pengenalan dan pembelajaran ilmu islamiyah bagi para siswa mukimin (santri).  Lembaga ini di bawah naungan Kopontren Republik Indonesia.

2.     KELOMPOK BERMAIN (KOBER) PAUD NURUL HIKMAH
KELOMPOK BERMAIN (KOBER) PAUD NURUL HIKMAH adalah layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah lembaga yang menyelenggarakan dan mengupayakan pembinaan yang ditujukan kepada anak sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

3.     MADRASAH DINIYAH (MD) NURUL HIKMAH
MADRASAH DINIYAH (MD) NURUL HIKMAH adalah lembaga pendidikan non formal yang lebih menjurus kepada pendidikan Tauhid (agama Islam) sehingga dapat mencetak sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

4.     MADRASAH  IBTIDAIYAH (MI) NURUL HIKMAH
MADRASAH  IBTIDAIYAH (MI) NURUL HIKMAH adalah lembaga pendidikan tingkat dasar yang berada dibawah naungan Kementrian Agama Republik Indonesia,dengan acuan Kurikulum Nasional Pendidikan yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dengan menyeimbangkan kualitas pendidikan umum dan pendidikan keagamaan.



5.     MADRASAH  TSANAWIYAH (MTs) NURUL HIKMAH
MADRASAH  TSANAWIYAH (MTs) NURUL HIKMAH adalah lembaga pendidikan tingkat menengah Pertama yang berada dibawah naungan Kementrian Agama Republik Indonesia, dengan acuan Kurikulum Nasional Pendidikan yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),dengan menyeimbangkan kualitas pendidikan umum dan pendidikan keagamaan agar dapat mencetak pribadi siswa yang mahir dalam segala aspek kehidupan.

Untuk selanjutnya Yayasan Nurul Hikmah Al-Iman (YANHA) ingin mewujudkan lembaga antara lain:
1.       RUMAH SINGGAH/PANTI WREDA/PANTI ASUHAN
2.       PANTI REHABILITASI GANGGUAN JIWA DAN KETERGANTUNGAN NARKOBA
3.       BALAI LATIHAN KERJA/PENDIDIKAN KETRAMPILAN/KURSUS
4.       BALAI PENGOBATAN
5.       KOPERASI
6.       Lembaga lain yang memiliki manfaat dan dibutuhkan oleh masyarakat

C.      PROGRAM KEGIATAN
Program kegiatan yang sudah dijalankan Yayasan Nurul Hikmah Al-Iman (YANHA) baik secara mandiri maupun kemitraan antara lain :
1.       Majelis Ta’lim
2.       Pendidikan Kepesantrenan
3.       Majelis Istighotsah dan Manaqib
4.       Jam’iyyah Tahlil dan Mawlid

Rencana program kegiatan yang ingin dilaksanakan Yayasan Nurul Hikmah Al-Iman (YANHA) antara lain :
1.       Kegiatan Kesenian Dan Budaya
2.       Kegiatan ekonomi yang berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat dan penurunan jumlah pengangguran serta dapat menjadi sumber dana bagi yayasan baik secara mandiri maupun kemitraan

PENUTUP
Demikian gambaran keadaan dan profil Yayasan Nurul Hikmah Al-Iman (YANHA) kami susun. Semoga apa yang menjadi maksud dan tujuan Yayasan Nurul Hikmah Al-Iman (YANHA) dapat terwujud dan mendapat ridlo dari Alloh SWT. Amiin.

Jumat, 08 Maret 2013

PERAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF

Oleh: Prof. Dr. Endang Komara, M.Si 

A. Abstrak
   Pembangunan karakter bangsa secara fungsional memiliki tiga fungsi utama yaitu pertama, fungsi pembentukan dan pengembangan potensi, kedua fungsi perbaikan dan penguatan, dan ketiga fungsi penyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat. Model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Dengan demikian model pembelajaraan merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. B. Pendahuluan Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa (Republik Indonesia, 2010:1) situasi dan kondisi karakter bangsa yang memprihatinkan tersebut, mendorong pemerintah untuk mengambil inisiatif untuk memprioritaskan pembangunan karakter bangsa.
    Pembangunan karakter bangsa dijadikan arus utama pembangunan nasional. Hal itu mengandung arti bahwa setiap upaya pembangunan harus selalu diarahkan untuk memberi dampak positif terhadap pengembangan karakter. Mengenai hal tersebut secara konstitusional sesungguhnya sudah tercermin dari misi pembangunan nasional yang memposisikan pendidikana karakter sebagai misi pertama dari delapan misi guna mewujudkan visi pembangunan nasional, sebagaimana tercantum dalam dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007), yaitu ‘’… terwujudnya karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, dan bermoral berdasarkan Pancasila, yang dicirikan dengan watak dan perilaku manusia dan masyarakat Indonesia yang beragam, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, dan berorientasi ipteks.’’ Oleh karena itu pembangunan karakter bangsa memiliki cakupan dan tingkat urgensi yang sangat luas dan bersifat multidimensional. Ditegaskan dalam Kebijakan tersebut sangat luas karena memang secara substantif dan operasional terkait dengan ‘’… pengembangan seluruh aspek potensi-potensi keunggulan bangsa dan bersifat multidimensional karena mencakup dimensi-dimensi kebangsaan yang hingga saat ini sedang dalam proses ‘’menjadi’’. Dalam hal ini dapat juga disebutkan bahwa :
(1) karakter merupakan hal yang sangat esensial dan berbangsa dan bernegara, hilangnya karakter akan  menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa; 
(2) karakter berperan sebagai ‘’kemudi’’ dan kekuatan sehingga bangsa ini tidak terombang-ambing; 
(3) karakter tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus dibangun dan dibentuk untuk menjadi bangsa yang bermartabat. 
    Selanjutnya ditegaskan bahwa pembangunan karakter bangsa harus difokuskan pada ‘’… tiga tataran besar, yaitu :
(1) untuk menumbuhkan dan memperkuat jati diri bangsa,
(2) untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan 
(3) untuk membentuk manusia dan masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia dan bangsa yang bermartabat.’’ Di dalam Kebijakan Nasional tersebut (2010:4) pembangunan karakter bangsa secara fungsional memiliki tiga fungsi utama sebagai berikut: 
   (a) fungsi pembentukan dan pengembangan potensi manusia atau warga negara Indonesia agar berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah hidup Pancasila; 
   (b) fungsi perbaikan dan penguatan, memperbaiki dan memperkuat peran keluarga, saatuan pendidikan, masyarakat dan pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi warga negara dan pembangunan bangsa menuju bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera; dan 
   (c) fungsi penyaring, pembangunan karakter bangsa berfungsi memilih budaya bangsa sendiri dan menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat. Demikian ditegaskan bahwa ‘’… ketiga fungsi tersebut dilakukan melalui 
(1) Pengukuhan Pancasila sebagai falsafah dan ideologi Negara, 
(2) Pengukuhan nilai dan norma konstitusional UUD 45, 
(3) Penguatan komitmen kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), 
(4) Penguatan nilai-nilai keberagaman sesuai dengan konsepsi Bhineka Tunggal Ika, serta 
(5) Penguatan keunggulan dan daya saing bangsa untuk keberlanjutan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia dalam konteks global.
   Sedangkan yang menjadi tujuan (Kebijakan Nasional, 2010:5) pembangunan karakter bangsa adalah ‘’… untuk membina dan mengembangkan karaakter warga negara sehingga mampu mewujudkan masyarakaat yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia, berjiwa kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.’’ Untuk itu maka Pembangunan Karakter Bangsa disikapi dan diperlakukan sebagai suatu gerakan nasional yang harus menjadi komitmen seluruh komponen bangsa dengan tema ‘’… membangun generasi Indonesia yang jujur, cerdas, tangguh, dan peduli.’’ Melihat sifat komprehensif dan kompleksitas dari pembangunan karakter bangsa tersebut telah ditetapkan yang menjadi lingkup sasaran pembangunan karakter bangsa menurut Kebijakan Nasional (2010:5-6) mencakup ranah sebagai berikut: 
(1) lingkup keluarga yang ‘’… merupakan wahana pembelajaran dan pembiasaan yang dilakukan oleh orang tua dan orang dewasa lain dalam keluarga terhadap anak sebagai anggota keluarga sehingga diharapkan dapat terwujud keluarga berkarakter mulia yang tercermin dalam perilaku keseharian.’’, 
(2) lingkup satuan pendidikan yang ‘’… merupakan wahana pembinaan dan pengembangan karakter yang dilakukan dengan menggunakan pendekataan terintegrasi dalam semua pelajaran, (b) pengembangan budaya satuan pendidikan, (c) pelaksanaan kegiatan kokurikuler dan ekastrakurikuler, serta (d) pembiasaan perilaku dalam kehidupan lingkungan satuan pendidikan. Pembangunan karakter melalui satuan pendidikan dilakukan mulai dari pendidikan usia dini sampai pendidikan tinggi.’’, 
(3) lingkup pemerintahan yang ‘’… merupakan wahana pembangunan karakter bangsa melalui keteladanan penyelenggara negara, elite pemerintah, dan elite politik. Unsur pemerintahan merupakan komponen yang sangat penting dalam proses pembentukan karakter bangsa karena aparat negara sebagai penyelenggara pemerintahan merupakan pengambil dan pelaksana kebijakan yang ikut menentukan berhasilnya pembangunan karakter pada tataran informal, formal, dan nonformal.’’ Pemerintahlah yang mengeluarkan berbagai kebijakan, 
(4) lingkup masyarakat sipil yang ‘’… merupakan wahana pembinaan dan pengembangan karakter melalui keteladanan tokoh dan pemimpin masyarakat serta berbagai kelompok masyarakat yang tergabung dalam organisasi sosial kemasyarakatan sehingga nilai-nilai karakter dapat diinternalisasi menjadi perilaku dan budaya dalam kehidupan sehari-hari.’’, 
(5) lingkup masyarakat politik yang ‘’… merupakan wahana yang melibatkan warga negara dalam penyaluran aspirasi dalam politik. Masyarakat politik merupakan suara representatif dari segenap elite politik dan simpatisannya. Masyarakat politik memiliki nilai strategis dalam pembangunan karakter bangsa karena semua partai politik memiliki dasar yang mengarah pada terwujudnya upaya demokratisasi yang bermartabat.’’, 
(6) lingkup dunia usaha dan industrialisasi yang ‘’… merupakan wahana interaksi para pelaku sektor riil yang menopang bidang perekonomian nasional. Kemandirian perekonomian nasional sangat bergantung pada kekuatan karakter para pelaku usaha dan industri yang di antaranya dicerminkan oleh menguatnya daya saing, meningkatnya lapangan kerja, dan kebanggaan terhadap produk bangsa sendiri.’’, dan 
(7) lingkup media massa yang ‘’… merupakan sebuah fungsi dan sistem yang memberi pengaruh sangat signifikan terhadap publik, khususnya terkait dengan pembentukan nilai-nilai kehidupan, sikap, perilaku, dan kepribadian atau jati diri bangsa. Media massa, baik elektronik maupun cetak memiliki fungsi edukatif atau pun nonedukatif bergantung dari muatan pesan informasi yang disampaikannya.’’. Para dosen perguruan tinggi, instruktur atau widyaiswara lembaga pendidikan dan latihan, tutor sistem belajar jarak jauh, dan para guru perlu mengembangkan model pembelajaran interaktif di berbagai jenis dan jenjang pendidikan agar dapat meningkatkan kadar proses dan hasil belajar peserta didik. Dengan demikian proses pembelajaran akan semakin efisien dan efektif. Betapa banyak orang yang menguasai suatu bidang pengetahuan namun sulit mengajarkannya padahal mereka ingin mengajar. Betapa banyak orang yang dipaksa oleh keadaan untuk mengajar padahal mereka tidak mempunyai keterampilan mengajar. Betapa banyak orang yang senang mengajar namun tidak menguasai keterampilan mengajar. Betapa banyak pula orang yang sudah terampil mengajar namun masih ingin meningkatkan keterampilannya. Sebagaimana ditegaskan oleh para teoretisi belajar seperti Crow and Crow (1963), Gagne (1965), dan Hilgard and Brower (1966) dalam Knowles (1990), inti proses belajar adalah perubahan pada diri individu dalam aspek-aspek pengetahuan, sikap, keterampilan, dan kebiasaan sebagai produk dan interaksinya dengan lingkungannya. Atau pendapat lain seperti Kolb (1986), belajar adalah proses membangun pengetahuan melalui transformasi pengalaman. Dengan kata lain proses belajar dapat dikatakan berhasil bila dalam diri individu terbentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan atau kebiasaan baru yang secara kualitatif lebih baik dari sebelumnya. Proses belajar dapat terjadi karena adanya interaksi antara individu dengan lingkungan belajar secara mandiri atau sengaja dirancang. Orang yang belajar mandiri secara individual dikenal sebagai otodidak; sedangkan orang yang belajar karena dirancang dikenal sebagai pembelajar formal. Proses belajar sebagian besar terjadi karena memang sengaja dirancang. Proses tersebut pada dasarnya merupakan sistem dan prosedur penataan situasi dan lingkungan belajar agar memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem dan prosedur inilah yang dikenal sebagai proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang memungkinkan para pembelajar aktif melibatkan diri dalam keseluruhan proses baik secara mental maupun secara fisik. Model proses ini dikenal sebagai pembelajaran interaktif yang memiliki karakteristik umum sebagai berikut: (1) adanya variasi kegiatan klasikal, kelompok dan perorangan; (2) keterlibatan mental (pikiran, perasaan) siswa yang tinggi; (3) dosen, instruktur, tutor dan guru lebih berperan sebagai fasilitator belajar, narasumber dan manajer kelas yang demokratis; (4) menerapkan pola komunikasi banyak arah; (5) suasana kelas yang fleksibel, demokratis, menantang dan tetap terkendali oleh tujuan; (6) potensial dapat menghasilkan dampak instruksional dan dampak pengiring lebih efektif; dan (7) dapat digunakan di dalam dan atau di luar kelas atau ruangan. Model-model pembelajaraan interaktif sebagaimana diuraikan oleh Prof. Dr. Atwi Suparman, M.Sc (1997:xi-xii) sebagai berikut: (1) model berbagi informasi yang tujuannya menitikberatkan pada proses komunikasi dan diskusi melalui interaksi argumentatif yang sarat penalaran. Termasuk ke dalam rumpun ini model orientasi, model sidang umum, model seminar, model konferensi kerja, model simposium, model forum dan model panel; (2) model belajar melalui pengalaman yang tujuannya menitikberatkan pada proses pelibatan dalam situasi yang memberi implikasi perubahan perilaku yang sarat nilai dan sikap social. Termasuk ke dalam rumpun ini model simulasi, model bermain peran, model sajian situasi, model kelompok aplikasi, model sajian konflik, model sindikat dan model kelompok T; dan (3) model pemecahan masalah yang tujuannya menitikberatkan pada proses pengkajian dan pemecahan masalah melalui interaksi dialogis dalam situasi yang sarat penalaran induktif. Termasuk ke dalam model ini model curah pendapat, model riuh bicara, model diskusi bebas, model kelompok okupasi, model kelompok silang, model tutorial, model studi kasus, dan model lokakarya. Setiap model memiliki keunggulan dan kelemahan. Karena itu kehandalan setiap model amat tergantung pada kesesuaian model dengan tujuan belajar. Untuk itu perlu memperhatikan beberapa Tips sebagai berikut: (a) kenali karakteristik peserta didik dengan baik (perilaku awal, gaya belajar dan kebutuhan), (b) kuasai pokok dan rinciaan materi (substansi) yang akan diajarkan; (c) kuasai model yang akan digunakan; (d) persiapkan sarana penunjang yang diperlukan; (e) kuasai keterampilan dasar mengajar yang relevan (bertanya, memberi penguatan, menjelaskan, serta mengajar kelompok kecil dan perorangan); dan (f) bersiaplah untuk bertindak demokratis dengan moto ‘’Tut Wuri Handayani.’’ C. Pembahasan 1. Peran Pendidikan Karakter Bangsa Secara psikologis dan sosial kultural pembentukan karakter dalam diri individu merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, konatif dan psikomotorik) dalam konteks interaksi sosial kultural (dalam keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dapat dikelompokkan dalam olah hati (spiritual anda emotional development), olah pikir (intellectual development), olah raga dan kinestetik ( physical and kinesthetic development), dan olah rasa dan karsa (affective and creativity development). Oleh karena itu Kementerian Pendidikan Nasional menyusun Desain Induk Pendidikan Karakter, yang merupakan kerangka paradigmatik implementasi pembangunan karakter bangsa melalui sistem pendidikan. Secara keseluruhan pendidikan karakter dalam Disain Induk Pendidikan Karakter yang dijelaskan oleh Kemdiknas (2010:11-12) sebagai berikut: a. Secara makro pengembangan karakter dapat dibagi dalam tiga tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Pada tahap perencanaan dikembangkan seperangkat karakter yang digali, dikristalisasikan, dan dirumuskan dengan menggunakan berbagai sumber, antara lain pertimbangan: (1) filosofis – agama - Pancasila, UUD 1945 dan UU No. 20 Tahun 2003 beserta ketentuan perundang-undangan turunannya; (2) pertimbangan teoretis-teori tentang otak (brain theories), psikologis (cognitive development theories, learning theories, theories of personality), pendidikan (theories of instruction, educational management, curriculum theories), nilai dan moral (axiology, moral development theories), dan sosial-kultural (shool culture, civic culture); dan (3) pertimbangan empiris berupa pengalaman dan praktek terbaik (best practices) dari antara tokoh-tokoh, satuan pendidikan unggulan, pesantren, kelompok kulturan dan lain-lain. b. Pada tahap implementasi dikembangkan pengalaman belajar (learning experiences) dan proses pembelajaran yang bermuara pada pembentukana karakter dalam diri individu peserta didik. Proses ini dilaksanakan melalui proses pembudayaan dan pemberdayaan sebagaimana digariskan sebagai salah satu prinsip penyelenggaraan pendidikan nasional. Proses ini berlangsung dalam tiga pilar pendidikan yakni dalam satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat. Dalam masing-masing pilar pendidikan akan ada dua jenis pengalaman belajar (learning experiences) yang dibangun melalui dua pendekatan yakni intervensi dan habituasi. Dalam intervensi dikembangkan suasana interaksi belajar dan pembelajaran yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan pembentukan karakter dengan menerapkan kegiatan yang terstruktur (structured learning experiences). Agar proses pembelajaran tersebut berhasil guna peran guru sebagai sosok anutan (role model) sangat penting dan menentukan. Sementara itu dalam habituasi diciptakan situasi dan kondisi (persistent-life situation), dan penguatan (reinforcement) yang memungkinkan peserta didik pada satuan pendidikannya, di rumahnya, di lingkungan masyarakatnya membiasakan diri berperilaku sesuai nilai dan menjadi karakter yang telah diinternalisasi dan dipersonalisasi dari dan melalui proses intervensi. Proses pembudayaan dan pemberdayaan yang mencakup pemberian contoh, pembelajaran, pembiasaan, dan penguatan harus dikembangkan secara sistemik, holistik dan dinamis. c. Dalam konteks makro kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia pelaksanaan pendidikan karakter merupakan komitmen seluruh sektor kehidupan, bukan hanya sektor pendidikan nasional. Keterlibatan aktif dari sektor-sektor pemerintahan lainnya, khususnya sektor keagamaan, kesejahteraan, pemerintahan, komunikasi dan informasi, kesehatan, hukum dan hak azasi manusia, serta pemuda dan olah raga. d. Pada tahap evaluasi hasil, dilakukan asesmen program untuk perbaikan berkelanjutan yang sengaja dirancang dan dilaksanakan untuk menditeksi aktualisasi karakter dalam diri peserta didik sebagai indikator bahwa proses pembudayaan dan pemberdayaan karakter itu berhasil dengan baik. Pada tataran mikro, pendidikan karakter menurut Kemdiknas (2010:13-14) dapat ditata sebagai berikut: a. Secara mikro pengembangan nilai atau karakter dapat dibagi dalam empat pilar, yakni kegiatan belajar-mengajar di kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk budaya satuan pendidikan (school culture); kegiatan ko-kurikuler dan atau ekstra kurikuler, serta kegiatan keseharian di rumah, dan dalam masyarakat. b. Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas pengembangan nilai atau karakter dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan terintegrasi dalam semua mata pelajaran (embedded approach). Khusus untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan, karena memang misinya adalah mengembangkan nilai dan sikap maka pengembangan nilai atau karakter harus menjadi fokus utama yang dapat menggunakan berbagai strategi atau metode pendidikan nilai (value/character educationI). Untuk kedua mata pelajaran tersebut nilai atau karakter dikembangkan sebagai dampak pembelajaran (instructional effects) dan juga dampak pengiring (nurturant effectsI). Sementara itu untuk mata pelajaran lainnya, yang secara formal memiliki misi utama selain pengembangan nilai atau karakter, wajib dikembangkan kegiatan yang memiliki dampak pengiring (nurtutant effects) berkembang nilai atau karakter dalam diri peserta didik. c. Dalam lingkungan satuan pendidikan dikondisikan agar lingkungan fisik dan sosial-kultural satuan pendidikan memungkinkan para peserta didik bersama dengan warga satuan pendidikan lainnya terbiasa membangun kegiatan keseharian di satuan pendidikan yang mencerminkan perwujudan nilai atau karakter. d. Dalam kegiatan ko-kurikuler, yakni kegiatan belajar di luar kelas yang terkait langsung pada suatu materi dari suatu mata pelajaran atau kegiatan ekstra kurikuler, yakni kegiatan satuan pendidikan yang bersifat umum dan tidak terkait langsung pada suatu mata pelajaran, seperti kegiatan Dokter Kecil, Palang Merah Remaja., Pecinta Alam dan lain-lain, perlu dikembangkan proses pembiasaan dan penguatan (reinforcement) dalam rangka pengembangan nilai atau karakter. e. Di lingkungan keluarga dan masyarakat diupayakan agar terjadi proses penguatan dari orang tua atau wali serta tokoh-tokoh masyarakat terhadap perilaku berkarakter mulia yang dikembangkan di satuan pendidikan menjadi kegiatan keseharian di rumah dan di lingkungan masyarakat masing-masing. Rencana Menteri Pendidikan Nasional periode 2010-2015 mengusung rencana yang dinamakan pendidikan budaya dan karakter sebagai suatu keniscayaan bagi kesatuan dan persatuan bangsa. Pokok-Pokok Bahasan Materi yang diutarakan sebagai berikut: a. Pengertian Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 1) Budaya = Keseluruhan sistem berpikir, nilai, norma, moral dan keyakinan (belief) yang dihasilkan masyarakat. 2) Karakter = Watak, tabiat, akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan (virtues). Proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi generasi muda dan juga proses pengembangan budaya dan karakter bangsa untuk peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa di masa mendatang. b. Landasan Pedagogis Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 1) Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional ‘Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.’ 2) UUD 1945 dan UU SISDIKNAS memberikan landasan yang kokoh untuk mengembangkan keseluruhan potensi diri seseorang sebagai anggota masyarakat dan bangsa. c. Fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 1) Pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi berperilaku baik, ini bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa; 2) Perbaikan memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat; dan 3) Penyaring untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat. d. Tujuan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 1) Mengembangkan potensi kalbu/nurani/efektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa; 2) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yanag terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius; 3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan bertanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa; 4) Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; dan 5) Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity) e. Nilai-nilai dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa terdiri dari: 1) Agama: Masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Kehidupan individu, masyarakat dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. 2) Pancasila: Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. 3) Budaya: Sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat itu. 4) Tujuan Pendidikan Nasional: Sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Akhirnya maka pendidikan budaya dan karakter bangsa bagi pendidik, guru atau dosen sebagai orang yang diberi wewenang secara kompeten di dalam mengembangkan pendidikan ini menoleh kembali kepada rencana pengembangan baik RPP maupun pelaksanaan pembelajaran seperti yang pernah dikembangkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pengembangan KTSP ini, berpedoman pada prinsip-prinsip yang dijelaskan oleh Prof. Dr. Endang Sumantri (Dasim Budimansyah dan Kokom Komalasari (2011:10) sebagai berikut: a) Berpusat pada potensi pengembangan kebutuhan dan kepentingan peserta didik serta lingkungannya. b) Beragam dan terpadu. c) Tanggap terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. d) Relevan dengan kebutuhan kehidupan. e) Menyeluruh dan berkesinambungan. f) Belajar sepanjang hayat. g) Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah. 2. Model-Model Pembelajaran Interaktif Model pembelajaran menurut Joyce & Weil (Sapriya Ed, 2008:59) adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaraan di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisen untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa model pembelajaran merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran umumnya disusun berdasarkan prinsip-prinsip atau teori pengetahuan. Sebagaimana dikemukakan Joyce & Weil (1980) bahwa prinsip-prinsip pendidikan, teori-teori psikologis, sosiologis, psikiatri, analisis sistem, ataupun teori-teori lain mendasari penyusunan model pembelajaran. Untuk memahami lebih dalam tentang model-model pembelajaran, dapat ditelaah dari ciri-ciri yang melekat pada model pembelajaran tersebut. Menurut Susilana dkk (2006) ciri-ciri model pembelajaran sebagai berikut: a. Berdasarkan pada teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu. b. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu. Misalnya model berpikir induktif dirancang untuk mengembangkan proses berfikir induktif. c. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas. Misalnya model Synctic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam pelajaran mengarang. d. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (1) urutan langkah-langkah pembelajaran (syntax), (2) adanya prinsip-prinsip reaksi, (3) sistem sosial, dan (4) sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran. e. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi: (1) dampak pembelajaran (instructional effects), yaitu hasil belajar yang dapat diukur, dan (2) dampak pengiring (nurturant effects), yakni hasil belajar jangka panjang. f. Membuat persiapan mengajar (instructional design) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya. Pembelajaran dapat dikatakan interaktif jika para pembelajar atau siswa terlibat secara aktif dan positif baik mental maupun fisik dalam keseluruhan proses kegiatan pembelajaran. Suparman (1997) mengemukakan karakteristik pembelajaran interaktif sebagai berikut: 1) Terdapat variasi kegiatan, baik klasikal, kelompok maupun perorangan. 2) Keterlibatan mental (pikiran dan perasaan) siswa yang tinggi. 3) Guru berperan sebagai fasilitator belajar, nara sumber (resource person), manajer kelas yang demokratis. 4) Menetapkan pola komunikasi yang banyak arah. 5) Suasana kelas yang fleksibel, demokratis, menantang dan tetap terkendali oleh tujuan yang telah ditetapkan. 6) Potensi dapat menghasilkan dampak pembelajaran (instructional effects) dan dampak pengiring (nurturant effects). 7) Dapat digunakan di dalam dan atau di luar kelas atau ruangan. Selanjutnya Suparman (1997) membagi model-model pembelajaran efektif ke dalam 3 (tiga) bagian antara lain: Rumpun pertama disebut Model Berbagi Informasi dengan tujuan menitikberatkan pada proses informasi dan diskusi melalui interaksi argumentatif yang sarat penalaran. Termasuk ke dalam rumpun ini adalah: (1) Model Orientasi; (2) Model Sidang Utama; (3) Model Seminar; (4) Model Konferensi Kerja; (5) Model Simposium; (6) Model Forum; (7) Model Panel. Rumpun kedua disebut Model Belajar Melalui Pengalaman yang bertujuan menitikberatkan pada proses pelibatan dalam situasi yang memberi implikasi perubahan perilaku yang sarat nilai dan sikap sosial. Termasuk ke dalam rumpun ini adalah: (1) Model Simulasi; (2) Model bermain Peran; (3) Model sajian Situasi; (4) Model kelompok Aplikasi; (5) Model Sajian Konflik; (6) Model Sindikat; (7) Model Kelompok T. Rumpun ketiga disebut Model Pemecahan Masalah yang tujuannya menitikberatkan pada proses pengkajian dan pemecahan masalah melalui interaksi dialogis dalam situasi yang sarat penalaran induktif. Termasuk ke dalam rumpun ini adalah: (1) Model Curah Pendapat; (2) Model Riuh Bicara; (3) Model Diskusi Bebas; (4) Model kelompok Okupasi; (5) Model Kelompok Silang; (6) Model Tutorial; (7) Model Studi Kasus; (8) Model Lokakarya Model kelompok Orientasi adalah suatu model pembelajaran melalui pengenalan program dan lingkungan belajar. Adapun yang dimaksud dengan program ini meliputi tujuan dan strategi pencapaiannya, sedangkan lingkungan belajar meliputi sarana belajar, nara sumber, sarana pendukung, dan termasuk tata tertib yang harus ditaati. Model pembelajaran ini bertujuan untuk menjelaskan tujuan yang akan dicapai program dan stategi pembelajaran yang dibutuhkan. Menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran akan membantu siswa dalam proses belajarnya. Keunggulan model ini antara lain mempersiapkan siswa agar mengikuti pembelajaran dengan baik, dan dapat menciptakan interaksi sosial di kalangan peserta didik, karena model ini dilakukan secara berkelompok. Model Sidang Umum merupakan model pembelajaran yang menunjukkan suatu bentuk prosedural pengorganisasian interaksi belajar mengajar yang melibatkan pengajar dan peserta didik. Model ini merupakan bentuk tiruan Sidang Umum sehingga dapat disebut dengan Sidang Umum berskala pedagogis kelas. Model ini berpangkal pada pertama, prinsip belajar kognitif, dimana proses belajar dicapai melalui proses asimilasi yakni menghubungkan pikiran dengan informasi dari luar (objek), proses akomodasi yang mengolah informasi dalam pikiran, memberi respons, dan mengulangi secara berdaur. Dengan prinsip ini pikiran siswa akan terlatih atau terbiasa untuk menangkap dan mengolah informasi dan merumuskan kesimpulan. Kedua prinsip komunikasi interpersonal, di mana siswa dilatih untuk memiliki pengalaman dalam menyampaikan dan menerima informasi agar saling mengerti dan memahami informasi tersebut. Ketiga, prinsip pendidikan nilai (value education), dimana siswa dilatih untuk memperoleh pengalaman dalam menghayati nilai-nilai demokratis dan saling menghargai pendapat siswa. Model seminar merupakan model pembelajaran dimana terdapat sekelompok orang (siswa, guru, pakar), memiliki pengalaman dan pengetaahuan mendalam, dan saling belajar dan berbagi pengalaman. Model ini bertujuan agar siswa mampu berperan serta sebagai ahli dalam suatu bidang ilmu dan mampu berbagi pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya dengan sesama siswa lainnya. Model Konferensi Kerja merupakan model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam pertemuan besar dalam rangka merencanakan kegiatan, mendapatkan fakta, dan memecahkan masalah-masalah organisasi. Prinsip yang mendasari model ini adalah belajar langsung menghayati pertemuan agar siswa berpartisipasi aktif, pembentukan sikap saling menghormati, kerjasama dan tanggung jawab. Model Simposium merupakan model pembelajaran yang memerankan siswa sebagai pakar dalam berbagai bidang untuk berlatih memecahkan suatu topik yang problematik. Dalam model ini siswa dikondisikan untuk mencoba berbagi ide mengenai suatu visi masing-masing. Melalui model ini dapat mengasah kemampuan berpikir siswa, menumbuhkan sikap terbuka dan tanggap terhadap sumber informasi dan cara pandang orang lain. Sikap-sikap tersebut merepresentasikan kemampuan berpikir kritis. Model Forum mendasarkan diri pada prinsip berpikir kritis dan kreatif yang dikembangkan melalui proses diskusi yang demokratis dan toleran. Tujuan model ini adalah agar siswa dapat memberikan tanggapan atau pendapat yang beragam mengenai suatu permasalahan. Siswa dilatih berpikir divergen atau menyebar dengan cara meninjau atau memandang sesuatu dari berbagai sudut pandang. Model Diskusi Panel merupakan model pembelajaran yang digunakan dalam mengorganisasikan interaksi belajar mengajar dalam konteks pembahasan masalah kontroversial di lingkungannya. Model ini dapat dilakukan dalam bentuk nyata atau dalam bentuk simulasi tergantung pada hakekat masalah yang dibahas dalam pembelajaran. Model pembelajaran ini merupakan medium untuk melatih siswa sebagai warga negara untuk berpikir kritis dan sikap toleran terhadap masalah konroversial baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Model Simulasi merupakan model pembelajaran yang menekankan peniruan pekerjaan yang menuntut kemampuan tertentu dari siswa sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan pembelajaran. Model ini bertujuan untuk memberi kesempatan berlatih bagi siswa untuk menguasai keterampilan tertentu melalui situasi buatan (artificial situation) sehingga siswa terbebas daari resiko pekerjaan berbahaya. Keterampilan yang dilatih pada hakekatnya berkenaan dengan kemampuan mengambil keputusan (decision making) dalam situasi kehidupan nyata. Model Bermain Peran sangat mirip dengan model pembelajaran simualsi. Sebagaimana ditegaskan oleh Robert Gilstrap (Ramat, 2008) bahwa model bermain peran merupakan bagian dari simulasi. Jadi model bermain peran intinya adalah simulai atau tiruan dari perilaku yang diperankan. Model ini bertujuan untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih menumbuhkan kesadaran dan kepekaan sosial serta sikap positif, juga menentukan alternatif pemecahan masalah. Jadi dengan model bermain peran ini diharapkan siswa mampu memahami dan menghayati berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Model Sajian Situasi merupakan model pembelajaran yang menggunakan simulasi sebagai pemicu belajar. Adapun materi yang disajikan bukan konsep yang abstrak secara verbal tetapi situasi yang dibuat mencerminkan suatu konsep (Winataputra, 1997). Melalui model ini siswa dikondisikan untuk dapat menangkap konsep melalui proses analisis situasi yang disimulasikan. Model sajian situasi bertujuan agar siswa dapat melakukan kajian atau diskusi melalui analisis perilaku seseorang atau kelompok dalam suatu situasi yang disimulasikan, sehingga siswa dapat berpikir induktif dan deduktif secara interaktif, dan dapat memahami konsep secara lebih mudah dan bertahan lama karena terkait dengan dunia realitas dalam kehidupnya. Model Kelompok Aplikasi merupakan salah satu model pembelajaran keterampilan melalui penerapan dalam situasi nyata. Model pembelajaran ini berdasar pada prinsip bahwa ‘’belajar dapat bermakna apabila peserta didik dapat mengalaminya secara langsung dalam situasi nyata’’. Dalam penerapan model ini melibatkan siswa pada kejadian yang dibenarkannya, seperti polisi kecil, dokter kecil dan sebagainya. Model ini bertujuan untuk melatih keterampilan siswa agar dapat menggali atau mencari informasi, mendiskusikannya dengan sesama siswa, meneliti kebenarannya, serta menyajikan informasi dalam laporan ilmiah. Melalui model ini juga dapat mengembangkan sikap bertanggungjawab atas proses belajarnya sendiri. Model Kelompok Sindikat merupakan model pembelajaran dimana siswa diminta untuk mencari suatu informasi yang belum jelas sumber dan tempatnya. Setelah informasi ditemukan kemudian didiskusikan, diteliti kebenarannya, lalu diinformasikan. Model ini bertujuan untuk melatih keterampilan siswa agar dapat menggali atau mencari informasi, mendiskusikannya dengan sesama siswa, meneliti kebenarannya, serta menyajikan informasi dalam laporan ilmiah. Melalui model ini juga dapat mengembangkan sikap bertanggung jawab atas proses belajarnya sendiri. Model kelompok T diadopsi dari dunia psikologi dan manajemen dimana tujuan organisasi akan dapat dicapai jika tercipta sinergi tim yang mapan. Dalam model ini, sekelompok orang ditempatkan dalam suatu situasi tertentu, sedemikian rupa, sehingga setiap orang dalam kelompok itu merasakan adanya suatu kesatuan yang utuh dengan anggota lain dalam kelompoknya. Model pembelajaran ini sangat dipengaruhi oleh teori belajar humanistik yang sangat memberi perhatian pada pengembangan potensi manusia untuk menjadi manusia yang utuh atau memanusiakan manusia. Model Curah Pendapat merupakan nodel pembelajaran untuk mencari dan menemukan pemecahan masalah (problem solving). Model ini bertujuan untuk melatih siswa mengekspresikan gagasan baru menurut daya imajinasinya, dan untuk melatih daya kreativitas berpikir siswa. Prinsip belajar yang digunakan sebagai landasan dalam penerapan model curah pendapat ini bahwa identifikasi gagasan secara kolektif akan lebih produktif dibandingkan bila dilakukan secara individual. Model Riuh Bicara adalah model pembelajaran dimana siswa secara berkelompok membahas satu isu atau masalah dalam waktu yang singkat. Dalam satu terdapat beberapa kelompok yang dalam waktu yang sama membahas masalah yang sama pula sehingga menimbulkan gaung diskusi yang diibaratkan sama dengan gaung lebah. Karenanya dengan model ini dikenal dengan buzz group atau riuh bicara. Tujuan model ini adalah siswa dapat memantapkan pemahaman terhadap topik yang sedang dibahas karena mereka diberi kesempatan untuk membahas dalam kelompok kecil. Disamping itu, siswa dapat meningkatkan kemampuan menerapkan konsep dan pengetahuan baru, mensintesakan ide-ide baru, bahkan menilai atau mengevaluasi. Secara emosional-sosial, melalui model ini siswa belajar dalam kondisi yang santai, bebas dari tekanan, percaya diri, serta memandang penting masalah yang dibahas. Model Kelompok Diskusi Bebas merupakan model pembelajaran dimana siswa diberi kesempatan untuk menentukan topik dan arah diskusi. Melalui model ini diharapkan siswa mampu mengembangkan nilai dan sikap melalui diskusi ide-ide baru. Model inipun sangat bermanfaat dalam mengembangkan kemampuan berpikir divergent yakni kemampuan berpikir yang tidak hanya terpaku pada satu kemungkinan melainkan memikirkan berbagai kemampuan dalam memecahkan suatu masalah yang dibahas dalam pembelajaran. Model Kelompok Okupasi merupakan model pembelajaran yang menggunakan proses berbagi pengalaman dalam bidang pekerjaan yang sama. Tujuan model pembelajaran ini adalah melatih keterampilan memecahkan masalah melalui proses berbagi pengalaman dalam bidang pekerjaan yang sama. Di samping itu, melalui model ini dapat membantu siswa untuk memperkaya pengalaman dengan menyerap pengalaman orang lain. Model Diskusi Kelompok Silang, model pembelajaran ini sesungguhnya adalah diskusi secara umum, dimana terdapat beberapa orang membicarakan suatu masalah untuk dipecahkan bersama. Pada umumnya, kelemahan diskusi adalah ada anggota yang aktif namun ada pula yang cenderung diam atau pasif atau tidak turut serta mengemukakan pendapatnya dalam kegiatan diskusi tersebut. Oleh karena melalui model diskusi kelompok silang ini setiap anggota bergantian secara terus menerus untuk berperan serta dalam kegiatan diskusi. Dengan begitu, akan dihasilkan berbagai alternatif pemecahan masalah yang lebih banyak ketimbang hanya dihasilkan oleh beberapa orang saja. Model Pembelajaran Tutorial merupakan model pembelajaran yang menitikberatkan pada pemberian bimbingan dan bantuan belajar oleh guru ataupun sesama siswa. Bimbingan dan bantuan diberikan agar siswa dapat saling memberi stimulus dan saling mamacu intensitas belajar. Dengan demikian akan terwujud suasana kelas yang lebih dinamis dan demokratis. Gartner sebagaimana dikutip oleh Winataputa (1997) melakukan penelitian tentang model tutorial ’’each one teach one’’ di Yonkers New York dan menemukan hasil yakni adanya perubahan sikap dari pemalu menjadi sikap komunikatif dan peningkatan hasil akademik yang naik, dan juga berkembangnya aneka pola interaksi belajar. Model Studi Kasus merupakan model pembelajaran dimana guru memberikan deskripsi suatu situasi yang mengharuskan pelaku-pelaku dalam situasi tersebut mengambil keputusan tertentu untuk memecahkan suatu masalah. Model ini umumnya disajikan dalam bentuk cerita dengan komponen utama yaitu aktor, kejadiaan atau situasi, permasalahan, dan informasi yang melatarbelakangi permasalahan tersebut. Model pembelajaran ini bertujuan untuk membelajarkan siswa melalui pengalaman dengan menggunakan contoh kasus atau kejadian/situasi sehingga diharapkan siswa dapat: (a) mengembangkan dan mempertajam kemampuan analisis, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan; (2) mempunyai pemahaman tentang berbagai sistem nilai, persepsi dan sikap yang berkaitan dengan kejadian/kasus/situasi tertentu; (3) menunjukkan kepada siswa bahwa peranan dan pengaruh berbagai nilai dan persepsi terhadap pengambilan keputusan; dan (4) mencapai sinergi kelompok dalam memecahkan suatu masalah. Model Pembelajaran Lokakarya merupakan wahana yang produktif untuk melatih keterampilan siswa antara penalaran dan penerapan, keterampilan sosial, dan psikomotorik. Atas dasar itu model lokakarya merupakan forum siswa atau peserta didik untuk belajar mengaplikasikan atau menerapkan segala sesuatu yang telah dipelajari secara teoretik sehingga menghasilkan sesuatu yang nyata. Model ini bermanfaat bagi siswa dan guru yakni memacu siswa dan guru untuk berpikir praktis dan realistik; memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama sesama siswa untuk dapat menghasilkan suatu karya bersama. D. Kesimpulan 1. Pengembangan KTSP berpedoman pada prinsip-prinsip antara lain: a) berpusat pada potensi pengembangan kebutuhan dan kepentingan peserta didik serta lingkungannya; b) beragam dan terpadu; c) tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni; d) relevan dengan kebutuhan kehidupan; e) menyeluruh dan berkesinambungan; f) belajar sepanjang hayat; dan g) seimbang antara kepentingan nasional dan daerah. 2. Fungsi Pendidikan Budaya dan karakter Bangsa adalah pengembangan, perbaikan dan penyaring budaya bangsa sendiri dan bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat. 3. Nilai-nilai dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa meliputi agama, Pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional yang perlu dikembangkan oleh pendidik, guru atau dosen, baik dalam rencana pembelajaran maupun pelaksanaan pembelajaran. Akhirnya akan dapat membangun generasi Indonesia yang jujur, cerdas, tangguh dan peduli terhadap lingkungan serta sesama. 4. Strategi beajar mengajar dapat dikelompokkan menjadi: a) segi pengalaman guru; b) pengorganisasian guru dalam pelaksanaan pembelajaran; c) segi pengorganisasian siswa; d) pola penyajian materi; dan e) proses pengolahan pesan. 5. Model pembelajaran interaktif terdiri dari model berbagi informasi, model belajar melalui pengalaman dan model pemecahan masalah. Yang akhirnya akan tercipta proses pembelajaran yang baik yakni proses pembelajaran yang memungkinkan para pembelajar aktif melibatkan diri dalam keseluruhan proses baik secara mental maupun secara fisik. DAFTAR PUSTAKA Budimansyah, Dasim dan Kokom Komalasari. 2011. Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press. Sanjaya, Wina. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sapriya (Ed) 2008. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan UPI. Suparman, Atwi. 1997. Model-Model Pembelajaran Interaktif. Jakarta: STIA-LAN Press. Republik Indonesia. 2010. Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa. Ja