Para pramuka yang kucinta !
Jika kamu pernah melihat sandiwara “Peter Pan”, maka kamu akan ingat mengapa Pemimpin Bajak Laut selalu membuat pesan‐pesan terakhirnya sebelum ia meninggal, karena ia takut tak akan sempat lagi mengeluarkan isi hatinya, kalu tiba saatnya ia menutup mata nanti.
Demikian halnya dengan diriku. Meskipun waktu ini aku belum meninggal, namun saat itu akan tiba juga bagiku. Oleh karenanya aku ingin menyampaikan sekedar kata‐kata perpisahan untuk minta diri kepadamu.
Ingatlah, bahwa ini adalah pesanku yang terakhir bagimu. Oleh karena itu renungkanlah !
Saya telah memiliki kehidupan yang sangat bahagia dan harapanku mudah‐mudahan kamu sekalian
masing‐masing juga mengenyam kebahagiaan dalam hidupmu seperti aku.
Saya yakin, bahwa Tuhan menciptaan kita dalam dunia yang bahagia ini untuk hidup berbahagia dan bergembira. Kebahagiaan tidak timbul dari kekayaan, juga tidak dari jabatan yang menguntungkan ataupun dari kesenangan bagi diri sendiri. Jalan menuju kebahagiaan ialah dengan membuat dirimu sehat dan kuat, lahir dan batin sejak kamu masih anak‐anak, sehingga kamu dapat berguna bagi sesamamu dan dapat menikmati hidup jika kamu kelak telah dewasa. Usaha menyelidiki alam akan menimbulkan kesadaran dalam hatimu, betapa banyak keindahan dan keajaiban yang diciptakan
Tuhan di dunia ini supaya kamu dapat menikmatinya ! Bersyukurlah dengan sesuatu yang telah kamu dapatkan dan berbuatlah yang terbaik atas apa yang telah kamu dapatkan.
Lebih baik melihat suatu hal dari sisi baiknya daripada dari sisi buruknya. Cara yang benar untuk memperoleh kebahagiaan ialah dengan membahagiakan orang lain. Berusahalah agar kamu dapat meninggalkan dunia ini dalam keadaan yang lebih baik daripada ketika kamu datang. Dan ketika tiba giliranmu untuk meninggalkan dunia ini, maka kamu akan meninggal dengan hati bahagia karena ketika masih hidup kamu tidak menyia‐nyiakan waktumu, tetapi telah kamu gunakan dengan sebaikbaiknya.
SEDIAlah dengan cara ini, untuk hidup bahagia dan meninggal dengan bahagia pula.
Letakanlah niat ini senantiasa dalam Janji/Satya Pramukamu, meskipun kamu sudah bukan anakanak lagi, dan Tuhan akan selalu menganugerahi pertolongan kepadamu dalam melaksanakan niatmu.
Temanmu,
Baden‐Powell Of Gilwell
(pesan ini ditemukan diantara kertas‐kertas Baden‐Powell, sesudah beliau meninggal pada tanggal 8 Januari 1941)
Kamis, 01 Desember 2011
KEPRAMUKAAN DAN PROSES PENGEMBANGANNYA
I. PENDAHULUAN
1. Gerakan Pramuka didirikan oleh para tokoh Pandu dari berbagai Organisasi Kepanduan di Indonesia yang didorong oleh karena Adicita Bangsa, suatu cita-cita luhur Bangsa Indonesia, ialah:
a. Persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan yang adil dan makmur, materil dan spirituil, serta beradab melalui pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mulai bangkit dan Siaga sejak berdirinya Boedi Oetomo 20 Mei 1908.
b. Adicita Bangsa merupakan dorongan para pemuda Indonesia melalui Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 untuk lebih Menggalang persatuan merebut kemerdekaan.
c. Dengan jiwa dan semangat Sumpah Pemuda inilah rakyat Indonesia berjuang untuk kemerdekaan Nusa dan Bangsa Indonesia yang di Proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 yang merupakan karunia dan berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa.
d. Gerakan Kepanduan Nasional mempunyai andil yang tidak ternilai dalam sejarah perjuangan kemerdekaan, jiwa kesatria yang patriotik telah mengantarkan para Pandu ke medan juang bahu membahu dengan para pemuda untuk mewujudkan Adicita rakyat Indonesia dalam menegakkan dan memandegani Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Gerakan Pramuka sebagai kelanjutan dan pembaharuan Gerakan Kepanduan Nasional dibentuk karena dorongan kesadaran bertanggung jawab atas kelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2. Pendidikan dalam Gerakan Pramuka dilaksanakan lewat Kepramukaan untuk mencapai tujuannya, ialah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang sasaran akhirnya pembentukan watak.
3. Pendidikan dalam Gerakan Pramuka dimaksudkan dan diartikan secara luas sebagai suatu proses pembinaan sepanjang hayat yang berkesinambungan atas peserta didik baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dengan sasaran menjadikan mereka sebagai manusia mandiri, peduli, bertanggung-jawab dan berpegang teguh pada nilai dan norma masyarakat.
II. MATERI POKOK
1. Pelaksanaan pendidikan dalam Gerakan Pramuka dilakukan lewat kepramukaan dengan harapan pada peserta didik akan timbul kesadaran bahwa:
a. Yang dihasilkan dari proses pendidikan ialah adanya peningkatan ketahanan pada bidang mental/spiritual, moral, pisik, intelektual, emosi dan sosial.
b. Proses pendidikan tidak sama dengan proses pengajaran.
c. Pendidikan lewat kepramukaan pada hakekatnya dilakukan oleh peserta didik sendiri, karena peserta didik difungsikan oleh pembinanya sebagai subyek pendidikan, merekalah yang merencanakan kegiatan dan mereka pula yang melaksanakannya, sedang pembina berfungsi sebagai pembimbing, fasilitator, konsultan dengan pemasok metode apa yang tepat digunakan pada masing-masing acara kegiatan tersebut.
2. Gerakan Pramuka menggunakan pertemuan sebagai alat pendidikan untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka karena proses pendidikan terjadi pada pertemuan yang interaktif dan komunikatif.
Pertemuan interaktif dan komunikatif yang bersifat edukatif dilaksanakan dengan menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang berkesinambungan, teratur, terarah dan terencana yang dilakukan oleh dan untuk peserta didik sendiri dengan dukungan orang dewasa yang bertindak sebagai mitra mereka.
3. Kepramukaan merupakan:
a. Proses kegiatan belajar sendiri yang progresif (maju dan meningkat) bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya, yaitu adanya pengembangan mental/spiritual, moral, pisik, intelektual, emosi dan sosial yang akan sangat bermanfaat bagi diri mereka baik sebagai individu maupun anggota masyarakat yang mandiri, peduli, bertanggungjawab dan memegang teguh komitmennya.
b. Sistem pembinaan dan pengembangan sumber daya (potensi) kaum muda agar menjadi warga negara yang berkualitas yang mampu memberikan sumbangan positif bagi kesejahteraan dan kedamaian masyarakat.
4. Keberhasilan kepramukaan ditentukan oleh efektif dan efisiennya pertemuan interaktif dan komunikatif peserta didik.
5. Kepramukaan merupakan proses pendidikan sepanjang hayat
a. Kepramukaan merupakan pelengkap pendidikan di sekolah dan pendidikan dalam keluarga; dengan demikian kegiatan kepramukaan harus mampu mewadahi dan mengisi kebutuhan peserta didik yang tidak terpenuhi pada kedua pusat pendidikan tersebut.
b. Melalui kepramukaan peserta didik menemukan dunia lain di luar ruangan kelas (sekolah), mereka saling bertukar pendapat, pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan secara terus menerus dan berkesinambungan dalam proses pendidikan.
c. Kepramukaan mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik, mengembangkan minat melakukan penelitian untuk mendapatkan temuan-temuan pengembangan kreativitas dalam bidang teknologi maupun sosial budaya, pengembaraan/penjelajahan, serta pengabdian masyarakat.
d. Kepramukan sebagai proses pendidikan mandiri dalam bentuk kegiatan kreatif, rekreatif yang edukatif, harus dirasakan oleh peserta didik sebagai sesuatu yang menyenangkan, menarik, tidak menjemukan, dan tidak adanya paksaan dalam bergiat dan berlangsung secara berkesinambungan sepanjang hayatnya.
7. Proses Pengembangan Kepramukaan
a. Abad ke-21 adalah abad peningkatan kemajuan teknologi canggih, komunikasi canggih dan liberalisasi ekonomi yang tidak mengenal batas negara, hal ini pasti berdampak positif dan negatif. Dampak positif maupun negatif dari peningkatan kemajuan tersebut akan merupakan tantangan berat terhadap perkembangan dan pertumbuhan bidang ekonomi, sosial, budaya suatu negara yang sedang berkembang.
Tantangan yang dihadapi masyarakat khususnya masyarakat kaum muda antara lain:
1) masalah kependudukan;
2) meningkatnya kebutuhan;
3) meningkatnya penyakit;
4) meningkatnya penyalahgunaan obat terlarang/narkoba;
5) meningkatnya tingkah laku sosial;
6) perubahan nilai sosial;
7) masalah lapangan kerja;
8) pelestarian alam dan lingkungan;
9) kepedulian sosial.
Tantangan-tantangan ini berdampak luas terhadap perkembangan mental/spiritual, moral, fisik, intelektual, emosi, sosial kaum muda baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, padahal kaum muda adalah pelaku dan pengelola proses kehidupan serta penghidupan bangsa dan negara dimasa mendatang.
b. Dalam menghadapi tantangan tersebut, kepramukaan perlu dipertajam dengan kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan IMTAQ dan IPTEK.
c. Dengan mengantisipasi adanya tantangan yang timbul pada abad ke 21 tersebut, Gerakan Pramuka pada Musyawarah Nasional VI di Jakarta menetapkan kebijakan perlunya disusun:
1) paradigma baru;
2) visi baru;
3) misi baru;
d. Paradigma baru, visi baru, misi baru Gerakan Pramuka tertampung pada:
1) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
2) Rencana Strategik Gerakan Pramuka 1999 - 2004 "Panca Karsa Utama".
3) Pendidikan Nilai Gerakan Pramuka.
e. Dalam menghadapi kepramukaan abad ke-21 Renstra 1999 - 2004 menetapkan prioritas program peningkatan mutu penyelenggaraan kepramukaan pada ketahanan mental, moral, fisik, intelektual, emosi dan sosial, sehingga para peserta didik mampu menghadapi tantangan yang timbul dalam abad ke-21 tersebut dengan jalan menyajikan kegiatan yang efektif dan efisien yang memberikan pengalaman totalitas kepada para Pramuka yang sasarannya menjadikan mereka sebagai kader bangsa yang sekaligus kader pembangunan yang memiliki:
a. sikap dan moral Pancasila;
b. keterampilan manajerial dan kepemimpinan yang Pancasilais;
c. keterampilan kepramukaan;
d. sikap dan jiwa kewirausahaan.
8. Kepramukaan merupakan suatu sistem pendidikan (Scouting An Educational System)
Kepramukaan akan dapat dilaksanakan dengan baik bilamana unsur-unsur yang didalamnya saling berperan aktif dan terkait satu dengan yang lain.
Unsur-unsur kepramukaan tersebut adalah:
a. Peserta didik sebagai subyek pendidikan;
b. Program Kegiatan Peserta Didik (PRODIK), yang menarik dan menyenangkan, yang disusun oleh peserta didik dengan bimbingan dan bantuan Pembina Pramuka;
c. Prinsip Dasar Kepramukaan & Metode Kepramukaan;
d. Kode Kehormatan Pramuka;
e. Pembina Pramuka;
f. Masyarakat;
g. Alam terbuka;
Dalam kegiatan kepramukaan unsur-unsur tersebut di atas, saling menunjang, saling mendukung dan mengait sehingga akan terjadi suasana kegiatan yang kreatif-rekretif dan edukatif.
III. PENUTUP
1. Kepramukaan adalah suatu gerakan, suatu proses, suatu aktivitas yang dinamis dan selalu bergerak maju.
2. Kepramukaan sebagai proses pendidikan dalam bentuk kegiatan bagi remaja dan pemuda itu dimanapun dan kapanpun selalu berubah sesuai dengan kepentingan, kebutuhan dan kondisi setempat serta memberikan darma dan bakti sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
3. Dalam kepramukaan, para anggota dewasa (Pembina Pramuka) tidak hanya mendapat kesempatan untuk beribadah dalam membantu kaum muda, tetapi juga menghadapi tantangan dalam membina berinteraksi dan saling pengertian dengan kaum muda sebagai mitra mereka .
KEPUSTAKAAN/REFERENSI
1. Keputusan Presiden RI No. 34 Tahun 1999 tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
2. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 107 Tahun 1999, tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
3. Scouting "AN EDUCATIOBAL SYSTEM"
4. Makalah "Kepramukaan Dalam Abad ke- 21 Yang Penuh Tantangan"
Drs. H. Endy R. Atmasulistya, Kepala Lemdikanas.
5. Napitupulu, Washington P, Prof Dr. PENDIDIKAN NILAI GERAKAN PRAMUKA - Jakarta, Kwarnas1999
1. Gerakan Pramuka didirikan oleh para tokoh Pandu dari berbagai Organisasi Kepanduan di Indonesia yang didorong oleh karena Adicita Bangsa, suatu cita-cita luhur Bangsa Indonesia, ialah:
a. Persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan yang adil dan makmur, materil dan spirituil, serta beradab melalui pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mulai bangkit dan Siaga sejak berdirinya Boedi Oetomo 20 Mei 1908.
b. Adicita Bangsa merupakan dorongan para pemuda Indonesia melalui Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 untuk lebih Menggalang persatuan merebut kemerdekaan.
c. Dengan jiwa dan semangat Sumpah Pemuda inilah rakyat Indonesia berjuang untuk kemerdekaan Nusa dan Bangsa Indonesia yang di Proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 yang merupakan karunia dan berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa.
d. Gerakan Kepanduan Nasional mempunyai andil yang tidak ternilai dalam sejarah perjuangan kemerdekaan, jiwa kesatria yang patriotik telah mengantarkan para Pandu ke medan juang bahu membahu dengan para pemuda untuk mewujudkan Adicita rakyat Indonesia dalam menegakkan dan memandegani Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Gerakan Pramuka sebagai kelanjutan dan pembaharuan Gerakan Kepanduan Nasional dibentuk karena dorongan kesadaran bertanggung jawab atas kelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2. Pendidikan dalam Gerakan Pramuka dilaksanakan lewat Kepramukaan untuk mencapai tujuannya, ialah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang sasaran akhirnya pembentukan watak.
3. Pendidikan dalam Gerakan Pramuka dimaksudkan dan diartikan secara luas sebagai suatu proses pembinaan sepanjang hayat yang berkesinambungan atas peserta didik baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dengan sasaran menjadikan mereka sebagai manusia mandiri, peduli, bertanggung-jawab dan berpegang teguh pada nilai dan norma masyarakat.
II. MATERI POKOK
1. Pelaksanaan pendidikan dalam Gerakan Pramuka dilakukan lewat kepramukaan dengan harapan pada peserta didik akan timbul kesadaran bahwa:
a. Yang dihasilkan dari proses pendidikan ialah adanya peningkatan ketahanan pada bidang mental/spiritual, moral, pisik, intelektual, emosi dan sosial.
b. Proses pendidikan tidak sama dengan proses pengajaran.
c. Pendidikan lewat kepramukaan pada hakekatnya dilakukan oleh peserta didik sendiri, karena peserta didik difungsikan oleh pembinanya sebagai subyek pendidikan, merekalah yang merencanakan kegiatan dan mereka pula yang melaksanakannya, sedang pembina berfungsi sebagai pembimbing, fasilitator, konsultan dengan pemasok metode apa yang tepat digunakan pada masing-masing acara kegiatan tersebut.
2. Gerakan Pramuka menggunakan pertemuan sebagai alat pendidikan untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka karena proses pendidikan terjadi pada pertemuan yang interaktif dan komunikatif.
Pertemuan interaktif dan komunikatif yang bersifat edukatif dilaksanakan dengan menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang berkesinambungan, teratur, terarah dan terencana yang dilakukan oleh dan untuk peserta didik sendiri dengan dukungan orang dewasa yang bertindak sebagai mitra mereka.
3. Kepramukaan merupakan:
a. Proses kegiatan belajar sendiri yang progresif (maju dan meningkat) bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya, yaitu adanya pengembangan mental/spiritual, moral, pisik, intelektual, emosi dan sosial yang akan sangat bermanfaat bagi diri mereka baik sebagai individu maupun anggota masyarakat yang mandiri, peduli, bertanggungjawab dan memegang teguh komitmennya.
b. Sistem pembinaan dan pengembangan sumber daya (potensi) kaum muda agar menjadi warga negara yang berkualitas yang mampu memberikan sumbangan positif bagi kesejahteraan dan kedamaian masyarakat.
4. Keberhasilan kepramukaan ditentukan oleh efektif dan efisiennya pertemuan interaktif dan komunikatif peserta didik.
5. Kepramukaan merupakan proses pendidikan sepanjang hayat
a. Kepramukaan merupakan pelengkap pendidikan di sekolah dan pendidikan dalam keluarga; dengan demikian kegiatan kepramukaan harus mampu mewadahi dan mengisi kebutuhan peserta didik yang tidak terpenuhi pada kedua pusat pendidikan tersebut.
b. Melalui kepramukaan peserta didik menemukan dunia lain di luar ruangan kelas (sekolah), mereka saling bertukar pendapat, pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan secara terus menerus dan berkesinambungan dalam proses pendidikan.
c. Kepramukaan mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik, mengembangkan minat melakukan penelitian untuk mendapatkan temuan-temuan pengembangan kreativitas dalam bidang teknologi maupun sosial budaya, pengembaraan/penjelajahan, serta pengabdian masyarakat.
d. Kepramukan sebagai proses pendidikan mandiri dalam bentuk kegiatan kreatif, rekreatif yang edukatif, harus dirasakan oleh peserta didik sebagai sesuatu yang menyenangkan, menarik, tidak menjemukan, dan tidak adanya paksaan dalam bergiat dan berlangsung secara berkesinambungan sepanjang hayatnya.
7. Proses Pengembangan Kepramukaan
a. Abad ke-21 adalah abad peningkatan kemajuan teknologi canggih, komunikasi canggih dan liberalisasi ekonomi yang tidak mengenal batas negara, hal ini pasti berdampak positif dan negatif. Dampak positif maupun negatif dari peningkatan kemajuan tersebut akan merupakan tantangan berat terhadap perkembangan dan pertumbuhan bidang ekonomi, sosial, budaya suatu negara yang sedang berkembang.
Tantangan yang dihadapi masyarakat khususnya masyarakat kaum muda antara lain:
1) masalah kependudukan;
2) meningkatnya kebutuhan;
3) meningkatnya penyakit;
4) meningkatnya penyalahgunaan obat terlarang/narkoba;
5) meningkatnya tingkah laku sosial;
6) perubahan nilai sosial;
7) masalah lapangan kerja;
8) pelestarian alam dan lingkungan;
9) kepedulian sosial.
Tantangan-tantangan ini berdampak luas terhadap perkembangan mental/spiritual, moral, fisik, intelektual, emosi, sosial kaum muda baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, padahal kaum muda adalah pelaku dan pengelola proses kehidupan serta penghidupan bangsa dan negara dimasa mendatang.
b. Dalam menghadapi tantangan tersebut, kepramukaan perlu dipertajam dengan kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan IMTAQ dan IPTEK.
c. Dengan mengantisipasi adanya tantangan yang timbul pada abad ke 21 tersebut, Gerakan Pramuka pada Musyawarah Nasional VI di Jakarta menetapkan kebijakan perlunya disusun:
1) paradigma baru;
2) visi baru;
3) misi baru;
d. Paradigma baru, visi baru, misi baru Gerakan Pramuka tertampung pada:
1) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
2) Rencana Strategik Gerakan Pramuka 1999 - 2004 "Panca Karsa Utama".
3) Pendidikan Nilai Gerakan Pramuka.
e. Dalam menghadapi kepramukaan abad ke-21 Renstra 1999 - 2004 menetapkan prioritas program peningkatan mutu penyelenggaraan kepramukaan pada ketahanan mental, moral, fisik, intelektual, emosi dan sosial, sehingga para peserta didik mampu menghadapi tantangan yang timbul dalam abad ke-21 tersebut dengan jalan menyajikan kegiatan yang efektif dan efisien yang memberikan pengalaman totalitas kepada para Pramuka yang sasarannya menjadikan mereka sebagai kader bangsa yang sekaligus kader pembangunan yang memiliki:
a. sikap dan moral Pancasila;
b. keterampilan manajerial dan kepemimpinan yang Pancasilais;
c. keterampilan kepramukaan;
d. sikap dan jiwa kewirausahaan.
8. Kepramukaan merupakan suatu sistem pendidikan (Scouting An Educational System)
Kepramukaan akan dapat dilaksanakan dengan baik bilamana unsur-unsur yang didalamnya saling berperan aktif dan terkait satu dengan yang lain.
Unsur-unsur kepramukaan tersebut adalah:
a. Peserta didik sebagai subyek pendidikan;
b. Program Kegiatan Peserta Didik (PRODIK), yang menarik dan menyenangkan, yang disusun oleh peserta didik dengan bimbingan dan bantuan Pembina Pramuka;
c. Prinsip Dasar Kepramukaan & Metode Kepramukaan;
d. Kode Kehormatan Pramuka;
e. Pembina Pramuka;
f. Masyarakat;
g. Alam terbuka;
Dalam kegiatan kepramukaan unsur-unsur tersebut di atas, saling menunjang, saling mendukung dan mengait sehingga akan terjadi suasana kegiatan yang kreatif-rekretif dan edukatif.
III. PENUTUP
1. Kepramukaan adalah suatu gerakan, suatu proses, suatu aktivitas yang dinamis dan selalu bergerak maju.
2. Kepramukaan sebagai proses pendidikan dalam bentuk kegiatan bagi remaja dan pemuda itu dimanapun dan kapanpun selalu berubah sesuai dengan kepentingan, kebutuhan dan kondisi setempat serta memberikan darma dan bakti sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
3. Dalam kepramukaan, para anggota dewasa (Pembina Pramuka) tidak hanya mendapat kesempatan untuk beribadah dalam membantu kaum muda, tetapi juga menghadapi tantangan dalam membina berinteraksi dan saling pengertian dengan kaum muda sebagai mitra mereka .
KEPUSTAKAAN/REFERENSI
1. Keputusan Presiden RI No. 34 Tahun 1999 tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
2. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 107 Tahun 1999, tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
3. Scouting "AN EDUCATIOBAL SYSTEM"
4. Makalah "Kepramukaan Dalam Abad ke- 21 Yang Penuh Tantangan"
Drs. H. Endy R. Atmasulistya, Kepala Lemdikanas.
5. Napitupulu, Washington P, Prof Dr. PENDIDIKAN NILAI GERAKAN PRAMUKA - Jakarta, Kwarnas1999
Jumat, 17 Juni 2011
ADA GULA ADA SEMUT
Para Pemain:
Narator : ……………………………………..(Di belakang panggung. Suaranya tegas dan jelas)
Aisyah (Agung) : ……………………………(Banci, polisi yang menyamar, gagah)
Penjahat 1 : ………………………………… (Galak, jagoan, tapi bodoh)
Penjahat 2 : …………………………………(Penakut, curang, licik)
Aisyah : ………………………………(Tokoh utama: ayu, penurut, alim, pendiam, lembut)
Hesty : ……………………………………….(Teman Aisyah: kaya, sombong)
Diana : ………………………………(Teman Aisyah: tomboy, jagoan, sombong)
Rina : ………………………………..(Teman Aisyah: pintar, sombong)
Fahri : ……………………………….(Tokoh utama: hitam, bewokan, jelek, tapi percaya diri, pemimpin)
Iwan Fulus : ……………………………….(Teman Fahri: Kaya, sombong)
Joko Kwat : ………………………………..(Teman Fahri: macho, jagoan, sombong)
Raden Pintar : ……………………………(Teman Fahri: pintar, sombong)
Guru 1 :………………………………………..(Laki-laki: selalu tampak bingung, sok sibuk)
Guru 2 : …………………………………………….(Laki-laki: selalu setuju dengan Guru 1)
Figuran 1 : ……………………………………………(para siswi + 10 orang)
Figuran 2 : …………………………………………….…(para siswa + orang)
SINOPSIS
Di sebuah sekolah terdapat dua geng yang selalu bersaing menjadi yang terhebat yaitu Geng Gula dan Geng Semut. Anggota Geng Gula adalah Aisyah, Hesty, Diana, dan Rina. Sedangkan anggota Geng Semut adalah Fahri, Iwan, Joko, dan Raden. Persaingan mereka sering menjurus kepada perkelahian. Hal ini memusingkan para guru. Para guru pun meminta bantuan polisi untuk mendamaikan mereka. Apakah perdamaian itu akan terwujud? Lihat saja nanti!
Bekasi, 12 Mei 2009
Nurul Amin
Skenario Drama
ADA GULA ADA SEMUT
Narator : Assalamualaikum wr.wb. Bapak dan Guru yang kami hormati. Rekan-rekan yang dimuliakan Allah SWT. Perkenankanlah kami untuk mencoba menguji keterampilan dalam bermain drama, yang kami beri judul Ada Gula Ada Semut. Selamat menyaksikan!
(Musik….)
Aisyah (Agung) naik ke atas panggung. Ia berlenggak-lenggok seperti wanita, berjalan mengelilingi panggung dengan kemayu. Tiba-tiba ia jatuh. Ia bangun dan berjalan lagi, tetapi dengan gaya laki-laki. Ia lupa bahwa ia perempuan. Ia berjalan seperti perempuan lagi.
Ada dua penjahat naik ke atas panggung mengikuti Aisyah. Aisyah ketakutan dan lari, tapi kemudian ia tertangkap.
Aisyah : Am…am..ampun, Bang. Saya jangan diapa-apain, Bang. (Takut)
Penjahat 1 : (Tertawa) Gua ga mau ngapa-ngapain Lu. Gua hanya pengen meluk Lu. Lu mau kan? Ha ha ha…
Penjahat 2 : Bang, masa mau meluk doang….kagak enak. Kita juga mau ngerampok dia sekalian….(Heran)
Penjahat 1 : (Marah) Ya iya lah…masa ya iya dong…Gua kan cuma ngomong doang!
Penjahat 2 : Abang ini gimana sih!!! Sekarang Abang malah cumen pengen ngomong doang….Kapan kita ngerampoknya, Bang????
Penjahat 1 : Dasar goblok, Lu!!! Ini kita lagi ngerampok!!!
Aisyah : Iya, goblok Lu!!! (Menimpali)
Penjahat 1 : Nah, hebat Lu tau kalo temen gua goblok. Dia emang goblok. (Bicara ke Aisyah)
Penjahat 2 : Abang kok malah ngebelain dia…Jangan begitu dong, Bang! Kita kan ngerampok udah lama. Abang malah ngebelain dia.
Penjahat 1 : Lu berani ama gua???!!!
Penjahat 2 : Abang ngajak saya berantem? Saya kagak takut, Bang…..
(Musik…)
Penjahat 1 dan 2 berkelahi. Aisyah (Agung) merapikan pakaiannya. Kedua penjahat kelelahan. Aisyah mengeluarkan pistol dari bajunya lalu menodong keduanya.Kedua penjahat itu heran.
Aisyah : Gua ini polisi. Gua lagi menyamar. Ayo, ikut gua ke kantor polisi!!!
Guru 1 dan 2 naik ke panggung. Guru 1 berbicara. Guru 2 selalu bilang “Betul, Setuju, Ya, Oke, …”
Guru 1 : Para hadirin dan hadirat yang kami muliakan. Atas nama dewan guru, kami meminta maaf. Aisyah yang tadi itu bukan Aisyah yang sesungguhnya. Itu Aisyah gadungan. Namanya Agung. Aisyah yang menjadi tokoh utama dalam drama ini cantik banget. Semua orang menyukainya. Selamat menyaksikan!!!
Narator : Suatu hari, di sebuah sekolah, di dalam kelas, sekelompok murid sedang belajar….
(Musik….) Masuk ke drama inti…
Suasana kelas gaduh, ramai, kacau. Tiba-tiba suasana menjadi sepi. Anggota Geng Gula masuk kelas.
Figuran 1 : Sssssstt….Anggota Geng Gula mau masuk kelas. Semua diam….
Narator : Gadis cantik ini bernama Hesty. Ia anak orang kaya. Bapaknya pemilik 2 ribu pabrik di seluruh dunia. Ibunya mempunyai 2 ribu toko di Amerika, 2 ribu toko di Eropa, 2 ribu toko di Afrika, dan 1 toko di Rawa Silem. Hesty anak tunggal. Uang jajannya sehari 1 juta. (Hesty masuk ke panggung dan berjalan seperti peragawati)
Gadis berikutnya adalah Diana. Bapaknya pelatih tinju yang sangat terkenal di seluruh dunia. Ibunya atlet karate tingkat dunia. Diana menjadi juara karate se-Eropa dan Asia selama lima kali. Ia belum terkalahkan. (Diana masuk kelas dan berjalan seperti peragawati)
Gadis berikutnya adalah Rina. Bapaknya profesor di bidang matematika. Ibunya profesor di bidang fisika. Rina adalah jago kimia. Ia menjadi juara dunia olimpiade matematika, kimia, dan fisika sedunia. (Rina masuk kelas dan berjalan seperti peragawati).
Gadis terakhir adalah….Aisyah. Ayahnya guru madrasah aliyah di Bekasi Utara. Ibunya guru taman kanak-kanak. Aisyah sangat pemalu. Kalau jalan selalu menundukkan pandangan. Senyumnya manis. Gayanya berwibawa. Ia sangat lembut. (Aisyah masuk ke panggung dan berjalan seperti peragawati)
Musik berganti menjadi lebih keras dan seram…..
Figuran 2 : Sssstttt……..Semua diam….Anggota Geng Semut mau masuk kelaaaas…..
Narator : Pemuda tampan ini bernama Iwan. Ia dijuluki Iwan Fulus karena ia anak orang kaya. Uangnya banyak. Ayahnya memiliki pabrik minyak. Barack Obama adalah teman dekat ayahnya. (Iwan masuk ke panggung dan berjalan berkeliling panggung).
Pemuda berikutnya bernama Joko. Bapaknya mantan atlet angkat besi. Ibunya juga. Karena
Joko sangat kuat, ia dijuluki Joko Kwat oleh teman-temannya. Kalau ada mobil mogok, Joko selalu dipanggil. Ia bukan mendorong mobil itu. Ia mengangkatnya dengan sebelah tangan. Joko memang kuat. (Joko masuk ke panggung dan berjalan berkeliling panggung).
Pemuda berikutnya bernama Raden. Ayahnya memiliki IQ 200. Ibunya juga. IQ ini menurun kepada Raden. Raden sangat pintar. Karena itu, ia dijuluki Raden Pintar. IQ-nya 300. Kebayang ga sih….ada orang dengan IQ setinggi itu??? (Raden memasuki panggung dan berjalan berkeliling)
Itulah anggota Geng Semut….
Fahri : (Di belakang panggung, berteriak) Tunggu dulu…..Tunggu…Masih kurang satu…… Woi….sebut dong…..
Narator : Oh, masih ada ya? Maaf, saya ga biasa memperkenalkan orang jelek….Kamu memperkenalkan sendiri aja, ya? Saya mau pulang ah…..da…..
Fahri : (Berteriak dari belakang panggung) Musiiiiiiiiiiikkkkk!!! (Musik….Fahri naik ke panggung)
Suasana panas…Saling pandang antara Geng Gula dan Geng Semut. Mereka sama-sama mau memukul……Tiba-tiba Guru 1 dan Guru 2 masuk kelas. (Guru 1 dan Guru 2 naik ke panggung)
Guru 1 : Ehm…ehm…..(Berdehem kuat diikuti Guru 2. Mereka memandangi para siswa. Perkelahian tidak jadi.) Addddduuuhhh, aku lupa bawa pulpen…..
Guru 2 : Sama…..
Guru 1 : Anak-anak…Maaf ya, Bapak lupa bawa pulpen. Kalian baca-baca buku dulu, ya?....
Guru 2 : Ya? Denger tuh? Ya?.....
Guru 1 dan Guru 2 turun panggung. Para murid saling pandang. Mereka pun saling melempar isi tas. Para figuran menyoraki. Suasana kelas sangat gaduh. Musik mengalun keras. Kelas pun berantakan. Guru 1 dan Guru 2 masuk kelas. Mereka terkena lemparan benda-benda. Mereka tetap tidak bisa mendamaikan.
Guru 1 : Diam!!!!!
Guru 2 : Diam!!!! (Ga mempan, ga didengerin murid. Mereka pun berteriak berbarengan)
Guru 1 dan 2`: DIIIIIAAAAAAAAAM……….(Seluruh murid terdiam)
Guru 1 : Kalian sudah kelewatan!!!
Guru 2 : Betul!
Guru 1 : Kalian sudah keterlaluan!!!
Guru 2 : Betul!
Guru 1 : Kalian tidak mendengarkan ucapan saya!!!
Guru 2 : Betul!
Guru 1 : Kalian mau melawan saya, haaahhhh????
Guru 2 : Betuuuullllll…..(Guru 1 memelototi Guru 2. Guru 2 diam dan menunduk)
Aisyah : (Maju mendekati Guru 1 dan Guru 2 karena didorong-dorong temannya) Maafkan kesalahan kami, Paak…Maafin, ya, Paak….
Guru 1 : Huh !!!! (Membuang muka lalu menghadap ke siswa laki-laki. Guru 2 juga.)
Fahri : (Maju mendekati Guru 1 dan Guru 2 karena didorong-dorong temannya) Maafkan kesalahan kami, Paak…Maafin, ya, Paaak….
Guru 1 : Huh!!!! (Membuang muka lalu menghadap ke belakang panggung. Guru 2 juga. Sesaat suasana hening. Musik mengalun pelan lalu keras. Para siswa ribut lagi. Guru 1 dan Guru 2 kebingungan.)
Dor! Dor! Dor!!!! Suara tembakan berkali-kali. Musik langsung berhenti. Suasana mencekam. Semua ketakutan. Aisyah (Agung) dan dua penjahat memasuki panggung.
Agung : Ada apa ini? Kalian lagi ribut, ya?
Penjahat 1 : Tangkap aja mereka, Pak!!
Penjahat 2 : Ya, Pak….mereka kan ribut juga seperti kami. Tugas Bapak kan menangkap orang yang membuat keributan…
Agung : Betul juga kamu…..Siapa yang buat keributan di sini? Jawab!!!!!
Fahri : Bu..bu..bukan, Pak….Kami ga ribut kok…..(Fahri maju karena didorong teman-temannya)
Aisyah : I..i…iya, Pak..kami gak ribut, kok..beneran, Pak….sumpah deeeh….(Aisyah maju didorong teman-temannya)
Penjahat 1 : Bohong, Pak….Mereka pasti ribut…..Mereka pasti berantem….
Penjahat 2 : Iya, Pak….Buktinya, kelas ini berantakan banget….pasti berantem, Pak….
Hesty, Diana, Rina, Iwan, Joko, dan Raden berbaris. Dikomandaoi oleh Joko, mereka berkata seperti membaca Dasadarma Pramuka. Mereka berteriak:
Koor : Hesty, Diana, Rina, Iwan, Joko, Raden, Kami, Siswa-siswi sekolah madrasah aliyah. Kami, 1. tidak pernah berkelahi. 2. kami tidak pernah mencuri. 3. kami tidak pernah berbohong. 4. kami rajin menabung dan mencuci tangan sebelum makan. 5. percaya deeeh…percaya koooookkkk…..
Agung : Ini baru anak sekolahan. Kalian tidak suka tawuran. Kalian tidak suka geng-gengan. Tidak seperti kalian. Kerjaannya hanya bikin susah orang……
(Agung, penjahat 1, dan penjahat 2 meninggalkan panggung. Guru 1 dan Guru 2 bangun dari pingsan. Para siswa kembali ribut…..)
Guru 1 : Stoooooop!!! (Berteriak)
Guru 2 : Stooooooop!!!! (Berteriak. Karena tidak didengarkan, mereka teriak bersama.)
Guru 1 dan 2: STOOOOOOOP!!!!! (Seluruh murid berhenti berkelahi.)
Aisyah : Ada apa, Pak? Kita lagi asyik nih…..
Guru 1 : Waktunya sudah habis…..Dramanya sudah selesai.
Guru 2 : Betul!!!!
Seluruh siswa: Ooooooooohhh…..
Narator : (Naik ke panggung). Demikianlah penampilan kami. Kami mohon maaf kalau ada adegan atau dialog yang kurang berkenan. Semua ini murni bersifat hiburan. Kepada guru-guru, kami mohon maaf kalau terdapat banyak kekeliruan. Terima kasih kepada semuanya. Doakan agar kami dapat memberikan yang terbaik buat bangsa ini. Amin ya rabbal alamin.
Wassalaamualaikum wr.wb.
Narator : ……………………………………..(Di belakang panggung. Suaranya tegas dan jelas)
Aisyah (Agung) : ……………………………(Banci, polisi yang menyamar, gagah)
Penjahat 1 : ………………………………… (Galak, jagoan, tapi bodoh)
Penjahat 2 : …………………………………(Penakut, curang, licik)
Aisyah : ………………………………(Tokoh utama: ayu, penurut, alim, pendiam, lembut)
Hesty : ……………………………………….(Teman Aisyah: kaya, sombong)
Diana : ………………………………(Teman Aisyah: tomboy, jagoan, sombong)
Rina : ………………………………..(Teman Aisyah: pintar, sombong)
Fahri : ……………………………….(Tokoh utama: hitam, bewokan, jelek, tapi percaya diri, pemimpin)
Iwan Fulus : ……………………………….(Teman Fahri: Kaya, sombong)
Joko Kwat : ………………………………..(Teman Fahri: macho, jagoan, sombong)
Raden Pintar : ……………………………(Teman Fahri: pintar, sombong)
Guru 1 :………………………………………..(Laki-laki: selalu tampak bingung, sok sibuk)
Guru 2 : …………………………………………….(Laki-laki: selalu setuju dengan Guru 1)
Figuran 1 : ……………………………………………(para siswi + 10 orang)
Figuran 2 : …………………………………………….…(para siswa + orang)
SINOPSIS
Di sebuah sekolah terdapat dua geng yang selalu bersaing menjadi yang terhebat yaitu Geng Gula dan Geng Semut. Anggota Geng Gula adalah Aisyah, Hesty, Diana, dan Rina. Sedangkan anggota Geng Semut adalah Fahri, Iwan, Joko, dan Raden. Persaingan mereka sering menjurus kepada perkelahian. Hal ini memusingkan para guru. Para guru pun meminta bantuan polisi untuk mendamaikan mereka. Apakah perdamaian itu akan terwujud? Lihat saja nanti!
Bekasi, 12 Mei 2009
Nurul Amin
Skenario Drama
ADA GULA ADA SEMUT
Narator : Assalamualaikum wr.wb. Bapak dan Guru yang kami hormati. Rekan-rekan yang dimuliakan Allah SWT. Perkenankanlah kami untuk mencoba menguji keterampilan dalam bermain drama, yang kami beri judul Ada Gula Ada Semut. Selamat menyaksikan!
(Musik….)
Aisyah (Agung) naik ke atas panggung. Ia berlenggak-lenggok seperti wanita, berjalan mengelilingi panggung dengan kemayu. Tiba-tiba ia jatuh. Ia bangun dan berjalan lagi, tetapi dengan gaya laki-laki. Ia lupa bahwa ia perempuan. Ia berjalan seperti perempuan lagi.
Ada dua penjahat naik ke atas panggung mengikuti Aisyah. Aisyah ketakutan dan lari, tapi kemudian ia tertangkap.
Aisyah : Am…am..ampun, Bang. Saya jangan diapa-apain, Bang. (Takut)
Penjahat 1 : (Tertawa) Gua ga mau ngapa-ngapain Lu. Gua hanya pengen meluk Lu. Lu mau kan? Ha ha ha…
Penjahat 2 : Bang, masa mau meluk doang….kagak enak. Kita juga mau ngerampok dia sekalian….(Heran)
Penjahat 1 : (Marah) Ya iya lah…masa ya iya dong…Gua kan cuma ngomong doang!
Penjahat 2 : Abang ini gimana sih!!! Sekarang Abang malah cumen pengen ngomong doang….Kapan kita ngerampoknya, Bang????
Penjahat 1 : Dasar goblok, Lu!!! Ini kita lagi ngerampok!!!
Aisyah : Iya, goblok Lu!!! (Menimpali)
Penjahat 1 : Nah, hebat Lu tau kalo temen gua goblok. Dia emang goblok. (Bicara ke Aisyah)
Penjahat 2 : Abang kok malah ngebelain dia…Jangan begitu dong, Bang! Kita kan ngerampok udah lama. Abang malah ngebelain dia.
Penjahat 1 : Lu berani ama gua???!!!
Penjahat 2 : Abang ngajak saya berantem? Saya kagak takut, Bang…..
(Musik…)
Penjahat 1 dan 2 berkelahi. Aisyah (Agung) merapikan pakaiannya. Kedua penjahat kelelahan. Aisyah mengeluarkan pistol dari bajunya lalu menodong keduanya.Kedua penjahat itu heran.
Aisyah : Gua ini polisi. Gua lagi menyamar. Ayo, ikut gua ke kantor polisi!!!
Guru 1 dan 2 naik ke panggung. Guru 1 berbicara. Guru 2 selalu bilang “Betul, Setuju, Ya, Oke, …”
Guru 1 : Para hadirin dan hadirat yang kami muliakan. Atas nama dewan guru, kami meminta maaf. Aisyah yang tadi itu bukan Aisyah yang sesungguhnya. Itu Aisyah gadungan. Namanya Agung. Aisyah yang menjadi tokoh utama dalam drama ini cantik banget. Semua orang menyukainya. Selamat menyaksikan!!!
Narator : Suatu hari, di sebuah sekolah, di dalam kelas, sekelompok murid sedang belajar….
(Musik….) Masuk ke drama inti…
Suasana kelas gaduh, ramai, kacau. Tiba-tiba suasana menjadi sepi. Anggota Geng Gula masuk kelas.
Figuran 1 : Sssssstt….Anggota Geng Gula mau masuk kelas. Semua diam….
Narator : Gadis cantik ini bernama Hesty. Ia anak orang kaya. Bapaknya pemilik 2 ribu pabrik di seluruh dunia. Ibunya mempunyai 2 ribu toko di Amerika, 2 ribu toko di Eropa, 2 ribu toko di Afrika, dan 1 toko di Rawa Silem. Hesty anak tunggal. Uang jajannya sehari 1 juta. (Hesty masuk ke panggung dan berjalan seperti peragawati)
Gadis berikutnya adalah Diana. Bapaknya pelatih tinju yang sangat terkenal di seluruh dunia. Ibunya atlet karate tingkat dunia. Diana menjadi juara karate se-Eropa dan Asia selama lima kali. Ia belum terkalahkan. (Diana masuk kelas dan berjalan seperti peragawati)
Gadis berikutnya adalah Rina. Bapaknya profesor di bidang matematika. Ibunya profesor di bidang fisika. Rina adalah jago kimia. Ia menjadi juara dunia olimpiade matematika, kimia, dan fisika sedunia. (Rina masuk kelas dan berjalan seperti peragawati).
Gadis terakhir adalah….Aisyah. Ayahnya guru madrasah aliyah di Bekasi Utara. Ibunya guru taman kanak-kanak. Aisyah sangat pemalu. Kalau jalan selalu menundukkan pandangan. Senyumnya manis. Gayanya berwibawa. Ia sangat lembut. (Aisyah masuk ke panggung dan berjalan seperti peragawati)
Musik berganti menjadi lebih keras dan seram…..
Figuran 2 : Sssstttt……..Semua diam….Anggota Geng Semut mau masuk kelaaaas…..
Narator : Pemuda tampan ini bernama Iwan. Ia dijuluki Iwan Fulus karena ia anak orang kaya. Uangnya banyak. Ayahnya memiliki pabrik minyak. Barack Obama adalah teman dekat ayahnya. (Iwan masuk ke panggung dan berjalan berkeliling panggung).
Pemuda berikutnya bernama Joko. Bapaknya mantan atlet angkat besi. Ibunya juga. Karena
Joko sangat kuat, ia dijuluki Joko Kwat oleh teman-temannya. Kalau ada mobil mogok, Joko selalu dipanggil. Ia bukan mendorong mobil itu. Ia mengangkatnya dengan sebelah tangan. Joko memang kuat. (Joko masuk ke panggung dan berjalan berkeliling panggung).
Pemuda berikutnya bernama Raden. Ayahnya memiliki IQ 200. Ibunya juga. IQ ini menurun kepada Raden. Raden sangat pintar. Karena itu, ia dijuluki Raden Pintar. IQ-nya 300. Kebayang ga sih….ada orang dengan IQ setinggi itu??? (Raden memasuki panggung dan berjalan berkeliling)
Itulah anggota Geng Semut….
Fahri : (Di belakang panggung, berteriak) Tunggu dulu…..Tunggu…Masih kurang satu…… Woi….sebut dong…..
Narator : Oh, masih ada ya? Maaf, saya ga biasa memperkenalkan orang jelek….Kamu memperkenalkan sendiri aja, ya? Saya mau pulang ah…..da…..
Fahri : (Berteriak dari belakang panggung) Musiiiiiiiiiiikkkkk!!! (Musik….Fahri naik ke panggung)
Suasana panas…Saling pandang antara Geng Gula dan Geng Semut. Mereka sama-sama mau memukul……Tiba-tiba Guru 1 dan Guru 2 masuk kelas. (Guru 1 dan Guru 2 naik ke panggung)
Guru 1 : Ehm…ehm…..(Berdehem kuat diikuti Guru 2. Mereka memandangi para siswa. Perkelahian tidak jadi.) Addddduuuhhh, aku lupa bawa pulpen…..
Guru 2 : Sama…..
Guru 1 : Anak-anak…Maaf ya, Bapak lupa bawa pulpen. Kalian baca-baca buku dulu, ya?....
Guru 2 : Ya? Denger tuh? Ya?.....
Guru 1 dan Guru 2 turun panggung. Para murid saling pandang. Mereka pun saling melempar isi tas. Para figuran menyoraki. Suasana kelas sangat gaduh. Musik mengalun keras. Kelas pun berantakan. Guru 1 dan Guru 2 masuk kelas. Mereka terkena lemparan benda-benda. Mereka tetap tidak bisa mendamaikan.
Guru 1 : Diam!!!!!
Guru 2 : Diam!!!! (Ga mempan, ga didengerin murid. Mereka pun berteriak berbarengan)
Guru 1 dan 2`: DIIIIIAAAAAAAAAM……….(Seluruh murid terdiam)
Guru 1 : Kalian sudah kelewatan!!!
Guru 2 : Betul!
Guru 1 : Kalian sudah keterlaluan!!!
Guru 2 : Betul!
Guru 1 : Kalian tidak mendengarkan ucapan saya!!!
Guru 2 : Betul!
Guru 1 : Kalian mau melawan saya, haaahhhh????
Guru 2 : Betuuuullllll…..(Guru 1 memelototi Guru 2. Guru 2 diam dan menunduk)
Aisyah : (Maju mendekati Guru 1 dan Guru 2 karena didorong-dorong temannya) Maafkan kesalahan kami, Paak…Maafin, ya, Paak….
Guru 1 : Huh !!!! (Membuang muka lalu menghadap ke siswa laki-laki. Guru 2 juga.)
Fahri : (Maju mendekati Guru 1 dan Guru 2 karena didorong-dorong temannya) Maafkan kesalahan kami, Paak…Maafin, ya, Paaak….
Guru 1 : Huh!!!! (Membuang muka lalu menghadap ke belakang panggung. Guru 2 juga. Sesaat suasana hening. Musik mengalun pelan lalu keras. Para siswa ribut lagi. Guru 1 dan Guru 2 kebingungan.)
Dor! Dor! Dor!!!! Suara tembakan berkali-kali. Musik langsung berhenti. Suasana mencekam. Semua ketakutan. Aisyah (Agung) dan dua penjahat memasuki panggung.
Agung : Ada apa ini? Kalian lagi ribut, ya?
Penjahat 1 : Tangkap aja mereka, Pak!!
Penjahat 2 : Ya, Pak….mereka kan ribut juga seperti kami. Tugas Bapak kan menangkap orang yang membuat keributan…
Agung : Betul juga kamu…..Siapa yang buat keributan di sini? Jawab!!!!!
Fahri : Bu..bu..bukan, Pak….Kami ga ribut kok…..(Fahri maju karena didorong teman-temannya)
Aisyah : I..i…iya, Pak..kami gak ribut, kok..beneran, Pak….sumpah deeeh….(Aisyah maju didorong teman-temannya)
Penjahat 1 : Bohong, Pak….Mereka pasti ribut…..Mereka pasti berantem….
Penjahat 2 : Iya, Pak….Buktinya, kelas ini berantakan banget….pasti berantem, Pak….
Hesty, Diana, Rina, Iwan, Joko, dan Raden berbaris. Dikomandaoi oleh Joko, mereka berkata seperti membaca Dasadarma Pramuka. Mereka berteriak:
Koor : Hesty, Diana, Rina, Iwan, Joko, Raden, Kami, Siswa-siswi sekolah madrasah aliyah. Kami, 1. tidak pernah berkelahi. 2. kami tidak pernah mencuri. 3. kami tidak pernah berbohong. 4. kami rajin menabung dan mencuci tangan sebelum makan. 5. percaya deeeh…percaya koooookkkk…..
Agung : Ini baru anak sekolahan. Kalian tidak suka tawuran. Kalian tidak suka geng-gengan. Tidak seperti kalian. Kerjaannya hanya bikin susah orang……
(Agung, penjahat 1, dan penjahat 2 meninggalkan panggung. Guru 1 dan Guru 2 bangun dari pingsan. Para siswa kembali ribut…..)
Guru 1 : Stoooooop!!! (Berteriak)
Guru 2 : Stooooooop!!!! (Berteriak. Karena tidak didengarkan, mereka teriak bersama.)
Guru 1 dan 2: STOOOOOOOP!!!!! (Seluruh murid berhenti berkelahi.)
Aisyah : Ada apa, Pak? Kita lagi asyik nih…..
Guru 1 : Waktunya sudah habis…..Dramanya sudah selesai.
Guru 2 : Betul!!!!
Seluruh siswa: Ooooooooohhh…..
Narator : (Naik ke panggung). Demikianlah penampilan kami. Kami mohon maaf kalau ada adegan atau dialog yang kurang berkenan. Semua ini murni bersifat hiburan. Kepada guru-guru, kami mohon maaf kalau terdapat banyak kekeliruan. Terima kasih kepada semuanya. Doakan agar kami dapat memberikan yang terbaik buat bangsa ini. Amin ya rabbal alamin.
Wassalaamualaikum wr.wb.
HART- 1 DRAMA KOMEDI MUSIKAL
BABAK I
Intro music My Heart (instrument) – suara sedang
Cameraman berjalan mondar-mandir di panggung, membawa kamera yang di buat dari kardusdengan tulisan TIPI.
Lalu berdiri statis di sudut saat melihat sepasang sejoli memasuki ruangan.
Masuk sepasang Mudika (pria + wanita), mengambil tempat (duduk). Sang pria menyerahkan bunga yang di bawanya
kepada sang wanita. Back sound (instrument My Heart – suara dikecilkan)
Dialog di mulai
Pria : Dik! Boleh tanya ‘gak?
Wanita : Boleh aja! Mau tanya apa mas?
Pria : Itu lho! Mau tanya nama kamu sebenarnya siapa sih? Penasaran aza, habis, nama kamu singkat amat sih!
Wanita : Oh itu. Begini ceritanya. Waktu ibuku hamil aku, dia sedang sekali bercermin, Suka ngaca, terkadang
melalaikan tugas sehari-hari. Bapakku sering kesal dibuatnya, akhirnya aku dinamakan “Ngacawati”. Bagiku
nama tersebut terdengar aneh, makanya aku singkat aza biar keren gitu, menjadi “Aca”. Sekarang namaku
Aca. Keren kan!
Pria : Oh, gitu!
Wanita : Iya, mas. Kalau aku boleh tanya juga ‘gak?
Pria : Boleh aja. Mau tanya apa?
Wanita : Itu lho soal nama Mas. Sebenarnya nama lengkapnya apa sih?
Pria : Oh itu! Begini ceritanya. Sebenarnya Orangtuaku menamakanku Hartonowan. Bagiku nama tersebut
kurang komersil dan kurang keren gitu. Jadi aku singkat saja biar keerrreen dan kaya nama orang bule,
gitu. Jadi “Hart”. Nama ku yang keren “Hart”
Wanita : Oh, Mas Hart!
Intro musik My Heart (yang telah diselewengkan liriknya)
Sepasang Mudika tersebut menyanyikan lagu Mas Hart
Disini kau dan aku,
duduk berdua saja
Ingin aku teraktir kamu,
tapi ga’ punya uang.
Pernahkah kau mengutang
Waktu ga’ punya uang
Utangnya sama abang-abang
Di gerbang Pulo Gebang
Bila engkau ingin yang lain
Pasti sudah aku kerja’in
Sebisa mungkin, sebaik mungkin
asal ga’ pake’ uang
HART- 3
Panjikristo/2006
Uangnya buat beli semprong
Disuruh mamak waktu sedang molor
Janganlah marah, percaya saja
Apa yang dikatakan
Mas Hart, .... Mas Hart, ....Mas Hart .....
Wanita : Biar ‘gak punya uang, tapi khan mas punya gendang (sambil menepuk perut mas Hart)
Pria : Ah bisa aza adik ini.
Keduanya pergi meninggalkan tempat. Tanpa disadari keduanya, ada dua pasang mata menatap kemesraan mereka
dengan tatapan sedih. (Sutradara : kamera shoot close up wajahnya dari samping. Tapi tunggu dulu pake rohto
dulu biar ada kesan sedang menangis. Shoot yang lama dan foto untuk sampul VCD bajakan)
BABAK II
Instrumen : kehilangan (Christina – album OST Heart)
Narator : Wanita tersebut yang ternyata bernama Rapel sangat sedih, seperti di film, wanita yang sedih
ingin bermain bola basket sambil hujan-hujanan. Maka si Rapel ini juga main hujan-hujanan sambil bermain bola
............ bekel (karenan gak bisa main basket). Kemudian mengambil gitar dan memetiknya (kalo gak bisa main, ya
gaya aja). Tidak kedengaran suaranya. Mungkin instrumen bisu. Tiba-tiba masuklah seorang pemuda yang dari tadi
memperhatikan permainan gitar Rapel, sambil menyanyi.
Lagu : Menghitung Jari (Menghitung hari)
Menghitung jari, detik demi detik
Saat jari-jarimu yang lentik
Sedang memetik, gitar klasik
Terdengar asik
Suara gem’risik, air yang memercik
Mengiringimu bermain musik
Yang menggelitik, suara mesin tik
Terdengar antik
Jangan b’risik, jangan mengusik
Jika pemusik, bermain musik
Memang asik, mendengar musik
Musik, seorang pemusik
Rapel sangat terkejut melihat sang pria, lalu bertanya
Rapel : Siapa namamu?
Pria : (sambil berlalu) ......... Irwansyah
Rapel : Ooh... Irwansyaaaahhhh......(Tiba-tiba dia sadar bahwa dia sedang bermimpi). Melihat jam tapi masih
terlalu pagi untuk bangun dari tidur. Akhirnya dia menyanyi
Lagu : Sampai Menutup Mata
HART- 4
Panjikristo/2006
Bangun di pagi buta
Karena mimpi Irwansyah
Detik demi detik ku hitung
Mengapa ku bangun pagi
Oh, Tuhan ku pinta dia
Ada dalam mimpiku lagi
Takkan ku marahi dia
Hukum aku bila terjadi
Aku tak mudah dapat mimpi lagi
Aku tak mudah untuk bercerita
Aku tak mudah mengatakan aku suka c’rita
Senandungku hanya untuk dia
Tirakatku hanya untuk dia
Tiada dusta sumpah ku crita
Sampai ku menutup mata…
Ceritaku sampai tidur tutup mata
Suara Telp/ SMS
Rapel : Ah, baru baru tidur lagi. Ganggu aja nih HP. Hallo.... ..Ya! Aku ingat nanti jam 10 pagi kan. Di rumah Bapak
Markus. Ok! Aku akan datang. Tapi sekarang aku mau tidur sebentar lagi.
Rapel : Sudah lama aku gak kumpul-kumpul sama Mudika. Semua gara-gara Mas HART. Sebaiknya aku kembali
kumpul dengan Mudika dan melupakan Mas HART.
BABAK III
Narator : Di tempat Pak Markus sebagian Mudika (Muda-mudi Katolik) sudah berkumpul untuk merayakan
Natal bersama dengan lingkungan. Kebetulan untuk tahun ini Mudika ditunjuk sebagai Panitia Pelaksana Natal.
Mereka sangat gembira dan bernyanyi-nyanyi ketika Rapel berjalan menuju tempat pertemuan dan diketahui oleh
Mudika. Mereka menyambut kedatangan Rapel dengan sebuah nyanyian.
Lagu : Bersama Mudika (berdua denganmu)
Lihat kawan disana
Berjalan datang kemari
Pasti dia pun tahu
Ada pertemuan disini
Dalam suka dan ceria
Cepat, cepatlah kemari
Bersama Mudika, Pasti lebih baik
Aku yakin itu
Bila sendiri pasti gigit jari
Juga makan hati
HART- 5
Panjikristo/2006
Kemudian setiap mudika saling berjabatan tangan, mengucapkan nama. Dan anehnya setiap pria yang disalami
Rapel, mereka menambahkan kata ...syah di belakang namanya.... misalnya jokosyah, udinsyah, ningsihsyah... tapi
tiadak ada yang bernama irwansyah. tiba-tiba seorang mudika (pria) bernyanyi
Lagu : Hari ini, cicipi dan seterusnya (Hari ini, esok dan seterusnya)
Hari ini aku senang sekali,
karena banyak makanan disini
Terus terang sudah tiga hari
Perut kosongku ini tidak terisi
Minta, minta, minta
Aku mau minta
Tambah lagi dan sedikit lagi
Aku cicipi makanan disini
Hingga rasanya perutku ini
Sudah tak muat lagi untuk diisi
Bahagia (kenyangnya)
Para Mudika tertawa melihat sang pria kekeyangan sambil meringis memegangi perutnya. “Makanya jangan
gembul!” sahut mereka serempak. Rapel sangat senang melihat keceriaan disana, lalu ia pun bernyanyi (bersama
teman-temanya)
Lagu : Teman-temanku (perempuanku)
biarkan aku di sini untukmu
aku hanya ingin menghibur hari ini
hari yg pasti menyenangkan untukmu
dan tentu untukku
biarkan di sini aku bernyanyi
hanya untukku dan untuk menghibur kamu
dan aku yakin senyummu tulus dan jujur
hanya untukku
Teman-temanku, Kau sahabatku
Tak mungkin bisa bila aku jauh darimu
Bisa gila, ku pasti sedih
Ku senang bila engkau ada
Teman-temanku
Semakin lama semakin ku tahu
maksud hati tak hanya menemanimu
ku ingin bersama selalu
kau sahabatku
Mas HART datang bersama ACA. Namun Rapel tidak terpengaruh. Emangnye Rapel pikirin. Mereka saling
bersalaman.
HART- 6
Panjikristo/2006
Kini mudika telah kumpul semua. Mereka semua bergembira. Tidak ada lagi sakit hati. Yang ada kegembiraan dan
keceriaan. Mereka bernyanyi bersama.
Lagu : Pencinta Mudika (Pecinta Wanita)
Kutemukan dalam pencarian
Teman sejati dalam hidupku
Kurang lebih seperti mudika
Ku harap engkaupun begitu
Ku tak mau menyangsikannya
Pasti gembira bila bersama
Biar engkau rasakan sendiri
Betapa gembira hatiku
Kami ini adalah Mudika
Thomas Aquino tiga
Berwajah tampan dan manis-manis
Bertingkah laku pun juga manis
Kami memang pencinta Mudika
Thomas Aquino tiga
Nyanyi dan tari pun kami bisa
Berdoa dan juga membaca kitab suci
Kamilah pencinta mudika
CREDIT TITTLE
Mudika bernyanyi bersama-sama sambil menyanyikan “Bersama Mudika”. Secara bergantian setiap mudika
memperkenalkan diri (sambil bergaya) sebagai pemain dengan membawa papan namanya masing-masing, sebagai
berikut :
............ sebagai Mas HART
........... sebagai ACA
............. sebagai RAPEL
................ sebagai IRWANSYAH
di dukung oleh TEATER MUDIKA Thomas Aquino 3
NASKAH dan SUTRADARA
panjikristo
Selesai
Catatan :
Semua lagu adalah “OST – Heart” yang diplesetkan oleh panjikristo untuk kepentingan Drama Komedi Musikal
yang akan dibawakan oleh mudika lingkungan Thomas Aquino3 dan tidak untuk disebarluaskan. Naskah ini untuk
Kalangan Sendiri. Dan tidak untuk di komersilkan.
HART- 7
Panjikristo/2006
Property list : Kamera besar (dibuat dari dus aja), Handicam (bikin aja pake dus bekas), setangkai bunga, bola
bekel dan bijinya, gitar, HP, sepotong kue, papan nama Tokoh, Tulisan “Rapel mengintip dan menangis” - “Rapel
sedang sedih” – “Sedang Hujan Deras” – “Rumah Bapak Markus, dll
Urutan Teknis Drama (Komedi) Musikal ‘HART’
BABAK I
2 buah kursi ditaruh dipanggung (oleh petugas). Kemudian petugas ybs menunjukkan papan : DI SEBUAH
TAMAN
Intro : track 1: Musik instrumen my Heart (volume sedang)
Kameramen masuk mengambil gambar sekeliling, kemudian statis
Mengarahkan kamera ke pembawa papan nama
Masuk pembawa papan nama (dengan gaya melenggak-lenggok) : BABAK I berputar lalu masuk kembali.
Pencatat script maju ke panggung : Klik. (suara sutradara: Camera, Action!)
Sepasang Mudika masuk, berjalan berkeliling. Berdiri berhadapan, sang pria menyerahkan setangkai
bunga/boneka/ atau apa saja kepada sang wanita
Mengambil posisi duduk
Interupsi dari Sutradara (Cut!, Cut! Ekpresinya mana? ..... Ok. Camera, Action!)
Volume (backsound instrumen My Heart dikecilkan)
Dialog dimulai ....................hingga kalimat, “Oh, Mas Heart”
Musik : track 2 – My Heart (volume sedang), Sepasang Mudika bernyanyi, kamera statis
Mendekati akhir lagu, Rapel mulai masuk di sudut memperhatikan keduanya.
Selesai menyanyi, disambung dialog singkat kedua pasangan. Lalu mereka berdiri,berjalan turun panggung
Musik: Track 3 (kehilangan) – volume sedang
Kamera diarahkan ke belakang rapel. Rapel menengok ke Samping menahan tangis. Interupsi sejenak,
pakai obat mata. (Sutradara : Camera, Close up!)
Seorang petugas maju membawa papan nama : SEDANG SEDIH
Lagu mengalun sayup-sayup
BABAK II
Musik masih mengalun
Pencatat Script maju : KLIK! (camera, Action!)
Masuk pembawa papan nama (dengan gaya melenggak-lenggok) : BABAK II berputar lalu masuk kembali.
Petugas masuk membawa papan nama : SEDANG TURUN HUJAN DERAS
Rapel berjalan berkeliling, mengambil Bola (Basket/ Sepak atau bola apa saja yg seukuran), derible
sebentar, tapi karena tidak bisa lalu dia menaruh bola tersebut lalu mengambil bola bekel dan bermain
sendirian.
Narator membacakan illustrasi cerita
Rapel mengambil gitar, memainkan atau bergaya. Kamera mengarah ke Rapel.
Masuk IRWANSYAH memperhatikan jari-jari Rapel yang sedang memainkan gitar.
Musik : Track 4 (Menghitung Hari), Irwanyah menyanyikan menghitung Jari Kamera mengarah ke
Irwansyah.
Selesai nyanyi, dialog singkat antar keduannya
Musik : Track 5 (Sampai Menutup mata) – Rapel Menyanyi sambil duduk. Dibantu oleh para wanita
dibelakang panggung). Kamera mengarah ke Rapel
Selesai nyanyi Rapel menguap, dan ingin tidur lagi namun HP nya bunyi. Ada telpon. Dialog singkat di telpon
Rapel berbicara sendiri dan melamun. Gak jadi tidur lagi.
HART- 8
Panjikristo/2006
BABAK III
Petugas maju membawa papan nama : DI RUMAH BAPAK MARKUS (berdiri diam). Kamera mengarah
tulisan tersebut.
Pencatat Script maju : KLIK! (Sutradara: camera, Action!)
Masuk pembawa papan nama (dengan gaya melenggak-lenggok) : BABAK III berputar lalu masuk kembali.
Bersama dengan petugas pertama
Narator membacakan illustrasi cerita
Para Mudika sudah berkumpul di sisi panggung, mereka melihat Rapel datang dari sisi yang lain. Salah
seorang melihat kedatangan Rapel dan berkata, “Lihat Rapel telah datang!”
Musik : Track 6 (Berdua lebih baik). Bernyanyi bersama-sama - lagu Bersama Mudika - sambil bergaya
(tapi jangan terlalu banyak gerak – hemat tenaga untuk akhir acara). Kamera stand by – jangan banyak
gerak
Selesai nyanyi mereka saling berjabatan tangan. Berkenalan
Seorang Mudika masuk
Musik : Track 7 (Hari ini, Esok ....) – seseorang tersebut bernyanyi “Hari ini, Cicipi....” (dibantu deh oleh
yang lainnya). Kamera Stand By
Ejekan singkat dan tertawa.
Musik : Track 8 (Perempuanku) – Nyanyi bersama “Teman-temanku”. Jangan terlalu banyak gaya, hemat
tenaga. Gitaris sapu lidi terlibat disana saat break musik. Kamera Stand by, sekali-kali boleh ikut goyang
tapi jangan kebanyakan.
Selesai nyanyi, Mas Hart Masuk dgn Acha, berkenalan dst
Musik : Track 9 (Pencinta Wanita) – Nyanyi bersama “Pencinta Mudika”. Jangan terlalu banyak gaya,
hemat tenaga. Gitaris sapu lidi terlibat disana saat break musik. Kamera Stand by, sekali-kali boleh ikut
goyang tapi jangan kebanyakan.
Selesai nyanyi, mereka mematung sambil bergaya
PENUTUP
Musik : Track 10 (berdua Lebih Baik). Lagu diawali dengan masuknya Para Pemain untuk memperkenalkan
diri : .... sebagai Mas Hart, ........... Acha, ........... Rapel, ........... Irwansyah, ........... Narator, ........... Kameramen,
............. Pencatat Skrip, ..... Pembawa Papan Nama, Sutradara Dst, di dukung oleh ....... Teater Mudika
Thomas Aquino 3
Nyanyi bersama “Bersama Mudika”. Dengan gaya, Gitaris sapu lidi terlibat disana saat break musik.
Kamera Stand by, sekali-kali boleh ikut goyang tapi jangan kebanyakan.
Selesai nyanyi, mereka mematung sambil bergaya
Bernyanyi “We wish you a Merry Christmas” bersama-sama
Seorang Mudika mengangkat tulisan “S E L E S A I”
* * *
Intro music My Heart (instrument) – suara sedang
Cameraman berjalan mondar-mandir di panggung, membawa kamera yang di buat dari kardusdengan tulisan TIPI.
Lalu berdiri statis di sudut saat melihat sepasang sejoli memasuki ruangan.
Masuk sepasang Mudika (pria + wanita), mengambil tempat (duduk). Sang pria menyerahkan bunga yang di bawanya
kepada sang wanita. Back sound (instrument My Heart – suara dikecilkan)
Dialog di mulai
Pria : Dik! Boleh tanya ‘gak?
Wanita : Boleh aja! Mau tanya apa mas?
Pria : Itu lho! Mau tanya nama kamu sebenarnya siapa sih? Penasaran aza, habis, nama kamu singkat amat sih!
Wanita : Oh itu. Begini ceritanya. Waktu ibuku hamil aku, dia sedang sekali bercermin, Suka ngaca, terkadang
melalaikan tugas sehari-hari. Bapakku sering kesal dibuatnya, akhirnya aku dinamakan “Ngacawati”. Bagiku
nama tersebut terdengar aneh, makanya aku singkat aza biar keren gitu, menjadi “Aca”. Sekarang namaku
Aca. Keren kan!
Pria : Oh, gitu!
Wanita : Iya, mas. Kalau aku boleh tanya juga ‘gak?
Pria : Boleh aja. Mau tanya apa?
Wanita : Itu lho soal nama Mas. Sebenarnya nama lengkapnya apa sih?
Pria : Oh itu! Begini ceritanya. Sebenarnya Orangtuaku menamakanku Hartonowan. Bagiku nama tersebut
kurang komersil dan kurang keren gitu. Jadi aku singkat saja biar keerrreen dan kaya nama orang bule,
gitu. Jadi “Hart”. Nama ku yang keren “Hart”
Wanita : Oh, Mas Hart!
Intro musik My Heart (yang telah diselewengkan liriknya)
Sepasang Mudika tersebut menyanyikan lagu Mas Hart
Disini kau dan aku,
duduk berdua saja
Ingin aku teraktir kamu,
tapi ga’ punya uang.
Pernahkah kau mengutang
Waktu ga’ punya uang
Utangnya sama abang-abang
Di gerbang Pulo Gebang
Bila engkau ingin yang lain
Pasti sudah aku kerja’in
Sebisa mungkin, sebaik mungkin
asal ga’ pake’ uang
HART- 3
Panjikristo/2006
Uangnya buat beli semprong
Disuruh mamak waktu sedang molor
Janganlah marah, percaya saja
Apa yang dikatakan
Mas Hart, .... Mas Hart, ....Mas Hart .....
Wanita : Biar ‘gak punya uang, tapi khan mas punya gendang (sambil menepuk perut mas Hart)
Pria : Ah bisa aza adik ini.
Keduanya pergi meninggalkan tempat. Tanpa disadari keduanya, ada dua pasang mata menatap kemesraan mereka
dengan tatapan sedih. (Sutradara : kamera shoot close up wajahnya dari samping. Tapi tunggu dulu pake rohto
dulu biar ada kesan sedang menangis. Shoot yang lama dan foto untuk sampul VCD bajakan)
BABAK II
Instrumen : kehilangan (Christina – album OST Heart)
Narator : Wanita tersebut yang ternyata bernama Rapel sangat sedih, seperti di film, wanita yang sedih
ingin bermain bola basket sambil hujan-hujanan. Maka si Rapel ini juga main hujan-hujanan sambil bermain bola
............ bekel (karenan gak bisa main basket). Kemudian mengambil gitar dan memetiknya (kalo gak bisa main, ya
gaya aja). Tidak kedengaran suaranya. Mungkin instrumen bisu. Tiba-tiba masuklah seorang pemuda yang dari tadi
memperhatikan permainan gitar Rapel, sambil menyanyi.
Lagu : Menghitung Jari (Menghitung hari)
Menghitung jari, detik demi detik
Saat jari-jarimu yang lentik
Sedang memetik, gitar klasik
Terdengar asik
Suara gem’risik, air yang memercik
Mengiringimu bermain musik
Yang menggelitik, suara mesin tik
Terdengar antik
Jangan b’risik, jangan mengusik
Jika pemusik, bermain musik
Memang asik, mendengar musik
Musik, seorang pemusik
Rapel sangat terkejut melihat sang pria, lalu bertanya
Rapel : Siapa namamu?
Pria : (sambil berlalu) ......... Irwansyah
Rapel : Ooh... Irwansyaaaahhhh......(Tiba-tiba dia sadar bahwa dia sedang bermimpi). Melihat jam tapi masih
terlalu pagi untuk bangun dari tidur. Akhirnya dia menyanyi
Lagu : Sampai Menutup Mata
HART- 4
Panjikristo/2006
Bangun di pagi buta
Karena mimpi Irwansyah
Detik demi detik ku hitung
Mengapa ku bangun pagi
Oh, Tuhan ku pinta dia
Ada dalam mimpiku lagi
Takkan ku marahi dia
Hukum aku bila terjadi
Aku tak mudah dapat mimpi lagi
Aku tak mudah untuk bercerita
Aku tak mudah mengatakan aku suka c’rita
Senandungku hanya untuk dia
Tirakatku hanya untuk dia
Tiada dusta sumpah ku crita
Sampai ku menutup mata…
Ceritaku sampai tidur tutup mata
Suara Telp/ SMS
Rapel : Ah, baru baru tidur lagi. Ganggu aja nih HP. Hallo.... ..Ya! Aku ingat nanti jam 10 pagi kan. Di rumah Bapak
Markus. Ok! Aku akan datang. Tapi sekarang aku mau tidur sebentar lagi.
Rapel : Sudah lama aku gak kumpul-kumpul sama Mudika. Semua gara-gara Mas HART. Sebaiknya aku kembali
kumpul dengan Mudika dan melupakan Mas HART.
BABAK III
Narator : Di tempat Pak Markus sebagian Mudika (Muda-mudi Katolik) sudah berkumpul untuk merayakan
Natal bersama dengan lingkungan. Kebetulan untuk tahun ini Mudika ditunjuk sebagai Panitia Pelaksana Natal.
Mereka sangat gembira dan bernyanyi-nyanyi ketika Rapel berjalan menuju tempat pertemuan dan diketahui oleh
Mudika. Mereka menyambut kedatangan Rapel dengan sebuah nyanyian.
Lagu : Bersama Mudika (berdua denganmu)
Lihat kawan disana
Berjalan datang kemari
Pasti dia pun tahu
Ada pertemuan disini
Dalam suka dan ceria
Cepat, cepatlah kemari
Bersama Mudika, Pasti lebih baik
Aku yakin itu
Bila sendiri pasti gigit jari
Juga makan hati
HART- 5
Panjikristo/2006
Kemudian setiap mudika saling berjabatan tangan, mengucapkan nama. Dan anehnya setiap pria yang disalami
Rapel, mereka menambahkan kata ...syah di belakang namanya.... misalnya jokosyah, udinsyah, ningsihsyah... tapi
tiadak ada yang bernama irwansyah. tiba-tiba seorang mudika (pria) bernyanyi
Lagu : Hari ini, cicipi dan seterusnya (Hari ini, esok dan seterusnya)
Hari ini aku senang sekali,
karena banyak makanan disini
Terus terang sudah tiga hari
Perut kosongku ini tidak terisi
Minta, minta, minta
Aku mau minta
Tambah lagi dan sedikit lagi
Aku cicipi makanan disini
Hingga rasanya perutku ini
Sudah tak muat lagi untuk diisi
Bahagia (kenyangnya)
Para Mudika tertawa melihat sang pria kekeyangan sambil meringis memegangi perutnya. “Makanya jangan
gembul!” sahut mereka serempak. Rapel sangat senang melihat keceriaan disana, lalu ia pun bernyanyi (bersama
teman-temanya)
Lagu : Teman-temanku (perempuanku)
biarkan aku di sini untukmu
aku hanya ingin menghibur hari ini
hari yg pasti menyenangkan untukmu
dan tentu untukku
biarkan di sini aku bernyanyi
hanya untukku dan untuk menghibur kamu
dan aku yakin senyummu tulus dan jujur
hanya untukku
Teman-temanku, Kau sahabatku
Tak mungkin bisa bila aku jauh darimu
Bisa gila, ku pasti sedih
Ku senang bila engkau ada
Teman-temanku
Semakin lama semakin ku tahu
maksud hati tak hanya menemanimu
ku ingin bersama selalu
kau sahabatku
Mas HART datang bersama ACA. Namun Rapel tidak terpengaruh. Emangnye Rapel pikirin. Mereka saling
bersalaman.
HART- 6
Panjikristo/2006
Kini mudika telah kumpul semua. Mereka semua bergembira. Tidak ada lagi sakit hati. Yang ada kegembiraan dan
keceriaan. Mereka bernyanyi bersama.
Lagu : Pencinta Mudika (Pecinta Wanita)
Kutemukan dalam pencarian
Teman sejati dalam hidupku
Kurang lebih seperti mudika
Ku harap engkaupun begitu
Ku tak mau menyangsikannya
Pasti gembira bila bersama
Biar engkau rasakan sendiri
Betapa gembira hatiku
Kami ini adalah Mudika
Thomas Aquino tiga
Berwajah tampan dan manis-manis
Bertingkah laku pun juga manis
Kami memang pencinta Mudika
Thomas Aquino tiga
Nyanyi dan tari pun kami bisa
Berdoa dan juga membaca kitab suci
Kamilah pencinta mudika
CREDIT TITTLE
Mudika bernyanyi bersama-sama sambil menyanyikan “Bersama Mudika”. Secara bergantian setiap mudika
memperkenalkan diri (sambil bergaya) sebagai pemain dengan membawa papan namanya masing-masing, sebagai
berikut :
............ sebagai Mas HART
........... sebagai ACA
............. sebagai RAPEL
................ sebagai IRWANSYAH
di dukung oleh TEATER MUDIKA Thomas Aquino 3
NASKAH dan SUTRADARA
panjikristo
Selesai
Catatan :
Semua lagu adalah “OST – Heart” yang diplesetkan oleh panjikristo untuk kepentingan Drama Komedi Musikal
yang akan dibawakan oleh mudika lingkungan Thomas Aquino3 dan tidak untuk disebarluaskan. Naskah ini untuk
Kalangan Sendiri. Dan tidak untuk di komersilkan.
HART- 7
Panjikristo/2006
Property list : Kamera besar (dibuat dari dus aja), Handicam (bikin aja pake dus bekas), setangkai bunga, bola
bekel dan bijinya, gitar, HP, sepotong kue, papan nama Tokoh, Tulisan “Rapel mengintip dan menangis” - “Rapel
sedang sedih” – “Sedang Hujan Deras” – “Rumah Bapak Markus, dll
Urutan Teknis Drama (Komedi) Musikal ‘HART’
BABAK I
2 buah kursi ditaruh dipanggung (oleh petugas). Kemudian petugas ybs menunjukkan papan : DI SEBUAH
TAMAN
Intro : track 1: Musik instrumen my Heart (volume sedang)
Kameramen masuk mengambil gambar sekeliling, kemudian statis
Mengarahkan kamera ke pembawa papan nama
Masuk pembawa papan nama (dengan gaya melenggak-lenggok) : BABAK I berputar lalu masuk kembali.
Pencatat script maju ke panggung : Klik. (suara sutradara: Camera, Action!)
Sepasang Mudika masuk, berjalan berkeliling. Berdiri berhadapan, sang pria menyerahkan setangkai
bunga/boneka/ atau apa saja kepada sang wanita
Mengambil posisi duduk
Interupsi dari Sutradara (Cut!, Cut! Ekpresinya mana? ..... Ok. Camera, Action!)
Volume (backsound instrumen My Heart dikecilkan)
Dialog dimulai ....................hingga kalimat, “Oh, Mas Heart”
Musik : track 2 – My Heart (volume sedang), Sepasang Mudika bernyanyi, kamera statis
Mendekati akhir lagu, Rapel mulai masuk di sudut memperhatikan keduanya.
Selesai menyanyi, disambung dialog singkat kedua pasangan. Lalu mereka berdiri,berjalan turun panggung
Musik: Track 3 (kehilangan) – volume sedang
Kamera diarahkan ke belakang rapel. Rapel menengok ke Samping menahan tangis. Interupsi sejenak,
pakai obat mata. (Sutradara : Camera, Close up!)
Seorang petugas maju membawa papan nama : SEDANG SEDIH
Lagu mengalun sayup-sayup
BABAK II
Musik masih mengalun
Pencatat Script maju : KLIK! (camera, Action!)
Masuk pembawa papan nama (dengan gaya melenggak-lenggok) : BABAK II berputar lalu masuk kembali.
Petugas masuk membawa papan nama : SEDANG TURUN HUJAN DERAS
Rapel berjalan berkeliling, mengambil Bola (Basket/ Sepak atau bola apa saja yg seukuran), derible
sebentar, tapi karena tidak bisa lalu dia menaruh bola tersebut lalu mengambil bola bekel dan bermain
sendirian.
Narator membacakan illustrasi cerita
Rapel mengambil gitar, memainkan atau bergaya. Kamera mengarah ke Rapel.
Masuk IRWANSYAH memperhatikan jari-jari Rapel yang sedang memainkan gitar.
Musik : Track 4 (Menghitung Hari), Irwanyah menyanyikan menghitung Jari Kamera mengarah ke
Irwansyah.
Selesai nyanyi, dialog singkat antar keduannya
Musik : Track 5 (Sampai Menutup mata) – Rapel Menyanyi sambil duduk. Dibantu oleh para wanita
dibelakang panggung). Kamera mengarah ke Rapel
Selesai nyanyi Rapel menguap, dan ingin tidur lagi namun HP nya bunyi. Ada telpon. Dialog singkat di telpon
Rapel berbicara sendiri dan melamun. Gak jadi tidur lagi.
HART- 8
Panjikristo/2006
BABAK III
Petugas maju membawa papan nama : DI RUMAH BAPAK MARKUS (berdiri diam). Kamera mengarah
tulisan tersebut.
Pencatat Script maju : KLIK! (Sutradara: camera, Action!)
Masuk pembawa papan nama (dengan gaya melenggak-lenggok) : BABAK III berputar lalu masuk kembali.
Bersama dengan petugas pertama
Narator membacakan illustrasi cerita
Para Mudika sudah berkumpul di sisi panggung, mereka melihat Rapel datang dari sisi yang lain. Salah
seorang melihat kedatangan Rapel dan berkata, “Lihat Rapel telah datang!”
Musik : Track 6 (Berdua lebih baik). Bernyanyi bersama-sama - lagu Bersama Mudika - sambil bergaya
(tapi jangan terlalu banyak gerak – hemat tenaga untuk akhir acara). Kamera stand by – jangan banyak
gerak
Selesai nyanyi mereka saling berjabatan tangan. Berkenalan
Seorang Mudika masuk
Musik : Track 7 (Hari ini, Esok ....) – seseorang tersebut bernyanyi “Hari ini, Cicipi....” (dibantu deh oleh
yang lainnya). Kamera Stand By
Ejekan singkat dan tertawa.
Musik : Track 8 (Perempuanku) – Nyanyi bersama “Teman-temanku”. Jangan terlalu banyak gaya, hemat
tenaga. Gitaris sapu lidi terlibat disana saat break musik. Kamera Stand by, sekali-kali boleh ikut goyang
tapi jangan kebanyakan.
Selesai nyanyi, Mas Hart Masuk dgn Acha, berkenalan dst
Musik : Track 9 (Pencinta Wanita) – Nyanyi bersama “Pencinta Mudika”. Jangan terlalu banyak gaya,
hemat tenaga. Gitaris sapu lidi terlibat disana saat break musik. Kamera Stand by, sekali-kali boleh ikut
goyang tapi jangan kebanyakan.
Selesai nyanyi, mereka mematung sambil bergaya
PENUTUP
Musik : Track 10 (berdua Lebih Baik). Lagu diawali dengan masuknya Para Pemain untuk memperkenalkan
diri : .... sebagai Mas Hart, ........... Acha, ........... Rapel, ........... Irwansyah, ........... Narator, ........... Kameramen,
............. Pencatat Skrip, ..... Pembawa Papan Nama, Sutradara Dst, di dukung oleh ....... Teater Mudika
Thomas Aquino 3
Nyanyi bersama “Bersama Mudika”. Dengan gaya, Gitaris sapu lidi terlibat disana saat break musik.
Kamera Stand by, sekali-kali boleh ikut goyang tapi jangan kebanyakan.
Selesai nyanyi, mereka mematung sambil bergaya
Bernyanyi “We wish you a Merry Christmas” bersama-sama
Seorang Mudika mengangkat tulisan “S E L E S A I”
* * *
Jumat, 20 Mei 2011
Gambaran Umum Ilmu Bahasa (Linguistik)
I. Pendahuluan
Dalam berbagai kamus umum, linguistik didefinisikan sebagai ‘ilmu bahasa’ atau ‘studi ilmiah mengenai bahasa’ (Matthews 1997). Dalam The New Oxford Dictionary of English (2003), linguistik didefinisikan sebagai berikut:
“The scientific study of language and its structure, including the study of grammar, syntax, and phonetics. Specific branches of linguistics include sociolinguistics, dialectology, psycholinguistics, computational linguistics, comparative linguistics, and structural linguistics.”
Program studi Ilmu Bahasa mulai jenjang S1 sampai S3, bahkan sampai post-doctoral program telah banyak ditawarkan di universitas terkemuka, seperti University of California in Los Angeles (UCLA), Harvard University, Massachusett Institute of Technology (MIT), University of Edinburgh, dan Oxford University. Di Indonesia, paling tidak ada dua universitas yang membuka program S1 sampai S3 untuk ilmu bahasa, yaitu Universitas Indonesia dan Universitas Katolik Atma Jaya.
II. Sejarah Perkembangan Ilmu Bahasa
Ilmu bahasa yang dipelajari saat ini bermula dari penelitian tentang bahasa sejak zaman Yunani (abad 6 SM). Secara garis besar studi tentang bahasa dapat dibedakan antara (1) tata bahasa tradisional dan (2) linguistik modern.
2. 1 Tata Bahasa Tradisional
Pada zaman Yunani para filsuf meneliti apa yang dimaksud dengan bahasa dan apa hakikat bahasa. Para filsuf tersebut sependapat bahwa bahasa adalah sistem tanda. Dikatakan bahwa manusia hidup dalam tanda-tanda yang mencakup segala segi kehidupan manusia, misalnya bangunan, kedokteran, kesehatan, geografi, dan sebagainya. Tetapi mengenai hakikat bahasa – apakah bahasa mirip realitas atau tidak – mereka belum sepakat. Dua filsuf besar yang pemikirannya terus berpengaruh sampai saat ini adalah Plato dan Aristoteles.
Plato berpendapat bahwa bahasa adalah physei atau mirip realitas; sedangkan Aristoteles mempunyai pendapat sebaliknya yaitu bahwa bahasa adalah thesei atau tidak mirip realitas kecuali onomatope dan lambang bunyi (sound symbolism). Pandangan Plato bahwa bahasa mirip dengan realitas atau non-arbitrer diikuti oleh kaum naturalis; pandangan Aristoteles bahwa bahasa tidak mirip dengan realitas atau arbitrer diikuti oleh kaum konvensionalis. Perbedaan pendapat ini juga merambah ke masalah keteraturan (regular) atau ketidakteraturan (irregular) dalam bahasa. Kelompok penganut pendapat adanya keteraturan bahasa adalah kaum analogis yang pandangannya tidak berbeda dengan kaum naturalis; sedangkan kaum anomalis yang berpendapat adanya ketidakteraturan dalam bahasa mewarisi pandangan kaum konvensionalis. Pandangan kaum anomalis mempengaruhi pengikut aliran Stoic. Kaum Stoic lebih tertarik pada masalah asal mula bahasa secara filosofis. Mereka membedakan adanya empat jenis kelas kata, yakni nomina, verba, konjungsi dan artikel.
Pada awal abad 3 SM studi bahasa dikembangkan di kota Alexandria yang merupakan koloni Yunani. Di kota itu dibangun perpustakaan besar yang menjadi pusat penelitian bahasa dan kesusastraan. Para ahli dari kota itu yang disebut kaum Alexandrian meneruskan pekerjaan kaum Stoic, walaupun mereka sebenarnya termasuk kaum analogis. Sebagai kaum analogis mereka mencari keteraturan dalam bahasa dan berhasil membangun pola infleksi bahasa Yunani. Apa yang dewasa ini disebut "tata bahasa tradisional" atau " tata bahasa Yunani" , penamaan itu tidak lain didasarkan pada hasil karya kaum Alexandrian ini.
Salah seorang ahli bahasa bemama Dionysius Thrax (akhir abad 2 SM) merupakan orang pertama yang berhasil membuat aturan tata bahasa secara sistematis serta menambahkan kelas kata adverbia, partisipel, pronomina dan preposisi terhadap empat kelas kata yang sudah dibuat oleh kaum Stoic. Di samping itu sarjana ini juga berhasil mengklasifikasikan kata-kata bahasa Yunani menurut kasus, jender, jumlah, kala, diatesis (voice) dan modus.
Pengaruh tata bahasa Yunani sampai ke kerajaan Romawi. Para ahli tata bahasa Latin mengadopsi tata bahasa Yunani dalam meneliti bahasa Latin dan hanya melakukan sedikit modifikasi, karena kedua bahasa itu mirip. Tata bahasa Latin dibuat atas dasar model tata bahasa Dionysius Thrax. Dua ahli bahasa lainnya, Donatus (tahun 400 M) dan Priscian (tahun 500 M) juga membuat buku tata bahasa klasik dari bahasa Latin yang berpengaruh sampai ke abad pertengahan.
Selama abad 13-15 bahasa Latin memegang peranan penting dalam dunia pendidikan di samping dalam agama Kristen. Pada masa itu gramatika tidak lain adalah teori tentang kelas kata. Pada masa Renaisans bahasa Latin menjadi sarana untuk memahami kesusastraan dan mengarang. Tahun 1513 Erasmus mengarang tata bahasa Latin atas dasar tata bahasa yang disusun oleh Donatus.
Minat meneliti bahasa-bahasa di Eropa sebenarnya sudah dimulai sebelum zaman Renaisans, antara lain dengan ditulisnya tata bahasa Irlandia (abad 7 M), tata bahasa Eslandia (abad 12), dan sebagainya. Pada masa itu bahasa menjadi sarana dalam kesusastraan, dan bila menjadi objek penelitian di universitas tetap dalam kerangka tradisional. Tata bahasa dianggap sebagai seni berbicara dan menulis dengan benar. Tugas utama tata bahasa adalah memberi petunjuk tentang pemakaian "bahasa yang baik" , yaitu bahasa kaum terpelajar. Petunjuk pemakaian "bahasa yang baik" ini adalah untuk menghindarkan terjadinya pemakaian unsur-unsur yang dapat "merusak" bahasa seperti kata serapan, ragam percakapan, dan sebagainya.
Tradisi tata bahasa Yunani-Latin berpengaruh ke bahasa-bahasa Eropa lainnya. Tata bahasa Dionysius Thrax pada abad 5 diterjemahkan ke dalam bahasa Armenia, kemudian ke dalam bahasa Siria. Selanjutnya para ahli tata bahasa Arab menyerap tata bahasa Siria.
Selain di Eropa dan Asia Barat, penelitian bahasa di Asia Selatan yang perlu diketahui adalah di India dengan ahli gramatikanya yang bemama Panini (abad 4 SM). Tata bahasa Sanskrit yang disusun ahli ini memiliki kelebihan di bidang fonetik. Keunggulan ini antara lain karena adanya keharusan untuk melafalkan dengan benar dan tepat doa dan nyanyian dalam kitab suci Weda.
Sampai menjelang zaman Renaisans, bahasa yang diteliti adalah bahasa Yunani, dan Latin. Bahasa Latin mempunyai peran penting pada masa itu karena digunakan sebagai sarana dalam dunia pendidikan, administrasi dan diplomasi internasional di Eropa Barat. Pada zaman Renaisans penelitian bahasa mulai berkembang ke bahasa-bahasa Roman (bahasa Prancis, Spanyol, dan Italia) yang dianggap berindukkan bahasa Latin, juga kepada bahasa-bahasa yang nonRoman seperti bahasa Inggris, Jerman, Belanda, Swedia, dan Denmark.
2. 2 Linguistik Modern
2. 2. 1 Linguistik Abad 19
Pada abad 19 bahasa Latin sudah tidak digunakan lagi dalam kehidupan sehari-hari, maupun dalam pemerintahan atau pendidikan. Objek penelitian adalah bahasa-bahasa yang dianggap mempunyai hubungan kekerabatan atau berasal dari satu induk bahasa. Bahasa-bahasa dikelompokkan ke dalam keluarga bahasa atas dasar kemiripan fonologis dan morfologis. Dengan demikian dapat diperkirakan apakah bahasa-bahasa tertentu berasal dari bahasa moyang yang sama atau berasal dari bahasa proto yang sama sehingga secara genetis terdapat hubungan kekerabatan di antaranya. Bahasa-bahasa Roman, misalnya secara genetis dapat ditelusuri berasal dari bahasa Latin yang menurunkan bahasa Perancis, Spanyol, dan Italia.
Untuk mengetahui hubungan genetis di antara bahasa-bahasa dilakukan metode komparatif. Antara tahun 1820-1870 para ahli linguistik berhasil membangun hubungan sistematis di antara bahasa-bahasa Roman berdasarkan struktur fonologis dan morfologisnya. Pada tahun 1870 itu para ahli bahasa dari kelompok Junggramatiker atau Neogrammarian berhasil menemukan cara untuk mengetahui hubungan kekerabatan antarbahasa berdasarkan metode komparatif.
Beberapa rumpun bahasa yang berhasil direkonstruksikan sampai dewasa ini antara lain:
1. Rumpun Indo-Eropa: bahasa Jerman, Indo-Iran, Armenia, Baltik, Slavis, Roman, Keltik, Gaulis.
2. Rumpun Semito-Hamit: bahasa Arab, Ibrani, Etiopia.
3. Rumpun Chari-Nil; bahasa Bantu, Khoisan.
4. Rumpun Dravida: bahasa Telugu, Tamil, Kanari, Malayalam.
5. Rumpun Austronesia atau Melayu-Polinesia: bahasa Melayu, Melanesia, Polinesia.
6. Rumpun Austro-Asiatik: bahasa Mon-Khmer, Palaung, Munda, Annam.
7. Rumpun Finno-Ugris: bahasa Ungar (Magyar), Samoyid.
8. Rumpun Altai: bahasa Turki, Mongol, Manchu, Jepang, Korea.
9. Rumpun Paleo-Asiatis: bahasa-bahasa di Siberia.
10. Rumpun Sino-Tibet: bahasa Cina, Thai, Tibeto-Burma.
11. Rumpun Kaukasus: bahasa Kaukasus Utara, Kaukasus Selatan.
12. Bahasa-bahasa Indian: bahasa Eskimo, Maya Sioux, Hokan
13. Bahasa-bahasa lain seperti bahasa di Papua, Australia dan Kadai.
Ciri linguistik abad 19 sebagai berikut:
1) Penelitian bahasa dilakukan terhadap bahasa-bahasa di Eropa, baik bahasa-bahasa Roman maupun nonRoman.
2) Bidang utama penelitian adalah linguistik historis komparatif. Yang diteliti adalah hubungan kekerabatan dari bahasa-bahasa di Eropa untuk mengetahui bahasa-bahasa mana yang berasal dari induk yang sama. Dalam metode komparatif itu diteliti perubahan bunyi kata-kata dari bahasa yang dianggap sebagai induk kepada bahasa yang dianggap sebagai keturunannya. Misalnya perubahan bunyi apa yang terjadi dari kata barang, yang dalam bahasa Latin berbunyi causa menjadi chose dalam bahasa Perancis, dan cosa dalam bahasa Italia dan Spanyol.
3) Pendekatan bersifat atomistis. Unsur bahasa yang diteliti tidak dihubungkan dengan unsur lainnya, misalnya penelitian tentang kata tidak dihubungkan dengan frase atau kalimat.
2. 2. 2 Linguistik Abad 20
Pada abad 20 penelitian bahasa tidak ditujukan kepada bahasa-bahasa Eropa saja, tetapi juga kepada bahasa-bahasa yang ada di dunia seperti di Amerika (bahasa-bahasa Indian), Afrika (bahasa-bahasa Afrika) dan Asia (bahasa-bahasa Papua dan bahasa banyak negara di Asia). Ciri-cirinya:
1) Penelitian meluas ke bahasa-bahasa di Amerika, Afrika, dan Asia.
2) Pendekatan dalam meneliti bersifat strukturalistis, pada akhir abad 20 penelitian yang bersifat fungsionalis juga cukup menonjol.
3) Tata bahasa merupakan bagian ilmu dengan pembidangan yang semakin rumit. Secara garis besar dapat dibedakan atas mikrolinguistik, makro linguistik, dan sejarah linguistik.
4) Penelitian teoretis sangat berkembang.
5) Otonomi ilmiah makin menonjol, tetapi penelitian antardisiplin juga berkembang.
6) Prinsip dalam meneliti adalah deskripsi dan sinkronis
Keberhasilan kaum Junggramatiker merekonstruksi bahasa-bahasa proto di Eropa mempengaruhi pemikiran para ahli linguistik abad 20, antara lain Ferdinand de Saussure. Sarjana ini tidak hanya dikenal sebagai bapak linguistik modern, melainkan juga seorang tokoh gerakan strukturalisme. Dalam strukturalisme bahasa dianggap sebagai sistem yang berkaitan (system of relation). Elemen-elemennya seperti kata, bunyi saling berkaitan dan bergantung dalam membentuk sistem tersebut.
Beberapa pokok pemikiran Saussure:
(1) Bahasa lisan lebih utama dari pada bahasa tulis. Tulisan hanya merupakan sarana yang mewakili ujaran.
(2) Linguistik bersifat deskriptif, bukan preskriptif seperti pada tata bahasa tradisional. Para ahli linguistik bertugas mendeskripsikan bagaimana orang berbicara dan menulis dalam bahasanya, bukan memberi keputusan bagaimana seseorang seharusnya berbicara.
(3) Penelitian bersifat sinkronis bukan diakronis seperti pada linguistik abad 19. Walaupun bahasa berkembang dan berubah, penelitian dilakukan pada kurun waktu tertentu.
(4) Bahasa merupakan suatu sistem tanda yang bersisi dua, terdiri dari signifiant (penanda) dan signifie (petanda). Keduanya merupakan wujud yang tak terpisahkan, bila salah satu berubah, yang lain juga berubah.
(5) Bahasa formal maupun nonformal menjadi objek penelitian.
(6) Bahasa merupakan sebuah sistem relasi dan mempunyai struktur.
(7) Dibedakan antara bahasa sebagai sistem yang terdapat dalam akal budi pemakai bahasa dari suatu kelompok sosial (langue) dengan bahasa sebagai manifestasi setiap penuturnya (parole).
(8) Dibedakan antara hubungan asosiatif dan sintagmatis dalam bahasa. Hubungan asosiatif atau paradigmatis ialah hubungan antarsatuan bahasa dengan satuan lain karena ada kesamaan bentuk atau makna. Hubungan sintagmatis ialah hubungan antarsatuan pembentuk sintagma dengan mempertentangkan suatu satuan dengan satuan lain yang mengikuti atau mendahului.
Gerakan strukturalisme dari Eropa ini berpengaruh sampai ke benua Amerika. Studi bahasa di Amerika pada abad 19 dipengaruhi oleh hasil kerja akademis para ahli Eropa dengan nama deskriptivisme. Para ahli linguistik Amerika mempelajari bahasa-bahasa suku Indian secara deskriptif dengan cara menguraikan struktur bahasa. Orang Amerika banyak yang menaruh perhatian pada masalah bahasa. Thomas Jefferson, presiden Amerika yang ketiga (1801-1809), menganjurkan agar supaya para ahli linguistik Amerika mulai meneliti bahasa-bahasa orang Indian. Seorang ahli linguistik Amerika bemama William Dwight Whitney (1827-1894) menulis sejumlah buku mengenai bahasa, antara lain Language and the Study of Language (1867).
Tokoh linguistik lain yang juga ahli antropologi adalah Franz Boas (1858-1942). Sarjana ini mendapat pendidikan di Jerman, tetapi menghabiskan waktu mengajar di negaranya sendiri. Karyanya berupa buku Handbook of American Indian languages (1911-1922) ditulis bersama sejumlah koleganya. Di dalam buku tersebut terdapat uraian tentang fonetik, kategori makna dan proses gramatikal yang digunakan untuk mengungkapkan makna. Pada tahun 1917 diterbitkan jurnal ilmiah berjudul International Journal of American Linguistics.
Pengikut Boas yang berpendidikan Amerika, Edward Sapir (1884-1939), juga seorang ahli antropologi dinilai menghasilkan karya-karya yang sangat cemerlang di bidang fonologi. Bukunya, Language (1921) sebagian besar mengenai tipologi bahasa. Sumbangan Sapir yang patut dicatat adalah mengenai klasifikasi bahasa-bahasa Indian.
Pemikiran Sapir berpengaruh pada pengikutnya, L. Bloomfield (1887-1949), yang melalui kuliah dan karyanya mendominasi dunia linguistik sampai akhir hayatnya. Pada tahun 1914 Bloomfield menulis buku An Introduction to Linguistic Science. Artikelnya juga banyak diterbitkan dalam jurnal Language yang didirikan oleh Linguistic Society of America tahun 1924. Pada tahun 1933 sarjana ini menerbitkankan buku Language yang mengungkapkan pandangan behaviorismenya tentang fakta bahasa, yakni stimulus-response atau rangsangan-tanggapan. Teori ini dimanfaatkan oleh Skinner (1957) dari Universitas Harvard dalam pengajaran bahasa melalui teknik drill.
Dalam bukunya Language, Bloomfield mempunyai pendapat yang bertentangan dengan Sapir. Sapir berpendapat fonem sebagai satuan psikologis, tetapi Bloomfield berpendapat fonem merupakan satuan behavioral. Bloomfield dan pengikutnya melakukan penelitian atas dasar struktur bahasa yang diteliti, karena itu mereka disebut kaum strukturalisme dan pandangannya disebut strukturalis.
Bloomfield beserta pengikutnya menguasai percaturan linguistik selama lebih dari 20 tahun. Selama kurun waktu itu kaum Bloomfieldian berusaha menulis tata bahasa deskriptif dari bahasa-bahasa yang belum memiliki aksara. Kaum Bloomfieldian telah berjasa meletakkan dasar-dasar bagi penelitian linguistik di masa setelah itu.
Bloomfield berpendapat fonologi, morfologi dan sintaksis merupakan bidang mandiri dan tidak berhubungan. Tata bahasa lain yang memperlakukan bahasa sebagai sistem hubungan adalah tata bahasa stratifikasi yang dipelopori oleh S.M. Lamb. Tata bahasa lainnya yang memperlakukan bahasa sebagai sistem unsur adalah tata bahasa tagmemik yang dipelopori oleh K. Pike. Menurut pendekatan ini setiap gatra diisi oleh sebuah elemen. Elemen ini bersama elemen lain membentuk suatu satuan yang disebut tagmem.
Murid Sapir lainnya, Zellig Harris, mengaplikasikan metode strukturalis ke dalam analisis segmen bahasa. Sarjana ini mencoba menghubungkan struktur morfologis, sintaktis, dan wacana dengan cara yang sama dengan yang dilakukan terhadap analisis fonologis. Prosedur penelitiannya dipaparkan dalam bukunya Methods in Structural Linguistics (1951).
Ahli linguistik yang cukup produktif dalam membuat buku adalah Noam Chomsky. Sarjana inilah yang mencetuskan teori transformasi melalui bukunya Syntactic Structures (1957), yang kemudian disebut classical theory. Dalam perkembangan selanjutnya, teori transformasi dengan pokok pikiran kemampuan dan kinerja yang dicetuskannya melalui Aspects of the Theory of Syntax (1965) disebut standard theory. Karena pendekatan teori ini secara sintaktis tanpa menyinggung makna (semantik), teori ini disebut juga sintaksis generatif (generative syntax). Pada tahun 1968 sarjana ini mencetuskan teori extended standard theory. Selanjutnya pada tahun 1970, Chomsky menulis buku generative semantics; tahun 1980 government and binding theory; dan tahun 1993 Minimalist program.
III. Paradigma
Kata paradigma diperkenalkan oleh Thomas Khun pada sekitar abad 15. Paradigma adalah prestasi ilmiah yang diakui pada suatu masa sebagai model untuk memecahkan masalah ilmiah dalam kalangan tertentu. Paradigma dapat dikatakan sebagai norma ilmiah. Contoh paradigma yang mulai tumbuh sejak zaman Yunani tetapi pengaruhnya tetap terasa sampai zaman modern ini adalah paradigma Plato dan paradigma Aristoteles. Paradigma Plato berintikan pendapat Plato bahwa bahasa adalah physei atau mirip dengan realitas, disebut juga non-arbitrer atau ikonis. Paradigma Aristoteles berintikan bahwa bahasa adalah thesei atau tidak mirip dengan realitas, kecuali onomatope, disebut arbitrer atau non-ikonis. Kedua paradigma ini saling bertentangan, tetapi dipakai oleh peneliti dalam memecahkan masalah bahasa, misalnya tentang hakikat tanda bahasa.
Pada masa tertentu paradigma Plato banyak digunakan ahli bahasa untuk memecahkan masalah linguistik. Penganut paradigma Plato ini disebut kaum naturalis. Mereka menolak gagasan kearbitreran. Pada masa tertentu lainnya paradigma Aristoteles digunakan mengatasi masalah linguistik. Penganut paradigma Aristoteles disebut kaum konvensionalis. Mereka menerima adanya kearbiteran antara bahasa dengan realitas.
Pertentangan antara kedua paradigma ini terus berlangsung sampai abad 20. Di bidang linguistik dan semiotika dikenal tokoh Ferdinand de Saussure sebagai penganut paradigma .Aristoteles dan Charles S. Peirce sebagai penganut paradigma Plato. Mulai dari awal abad 19 sampai tahun 1960-an paradigma Aristoteles yang diikuti Saussure yang berpendapat bahwa bahasa adalah sistem tanda yang arbitrer digunakan dalam memecahkan masalah-masalah linguistik. Tercatat beberapa nama ahli linguistik seperti Bloomfield dan Chomsky yang dalam pemikirannya menunjukkan pengaruh Saussure dan paradigma Aristoteles. Menjelang pertengahan tahun 60-an dominasi paradigma Aristoteles mulai digoyahkan oleh paradigma Plato melalui artikel R. Jakobson "Quest for the Essence of Language" (1967) yang diilhami oleh Peirce. Beberapa nama ahli linguistik seperti T. Givon, J. Haiman, dan W. Croft tercatat sebagai penganut paradigma Plato.
IV. Cakupan dan Kemaknawian Ilmu Bahasa
Secara umum, bidang ilmu bahasa dibedakan atas linguistik murni dan linguistik terapan. Bidang linguistik murni mencakup fonetik, fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Sedangkan bidang linguistik terapan mencakup pengajaran bahasa, penerjemahan, leksikografi, dan lain-lain. Beberapa bidang tersebut dijelaskan dalam sub-bab berikut ini.
4. 1 Fonetik
Fonetik mengacu pada artikulasi bunyi bahasa. Para ahli fonetik telah berhasil menentukan cara artikulasi dari berbagai bunyi bahasa dan membuat abjad fonetik internasional sehingga memudahkan seseorang untuk mempelajari dan mengucapkan bunyi yang tidak ada dalam bahasa ibunya. Misalnya dalam bahasa Inggris ada perbedaan yang nyata antara bunyi tin dan thin, dan antara they dan day, sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak. Dengan mempelajari fonetik, orang Indonesia akan dapat mengucapkan kedua bunyi tersebut dengan tepat.
Abjad fonetik internasional, yang didukung oleh laboratorium fonetik, departemen linguistik, UCLA, penting dipelajari oleh semua pemimpin, khususnya pemimpin negara. Dengan kemampuan membaca abjad fonetik secara tepat, seseorang dapat memberikan pidato dalam ratusan bahasa. Misalnya, jika seorang pemimpin di Indonesia mengadakan kunjungan ke Cina, ia cukup meminta staf-nya untuk menerjemahkan pidatonya ke bahasa Cina dan menulisnya dengan abjad fonetik, sehingga ia dapat memberikan pidato dalam bahasa Cina dengan ucapan yang tepat. Salah seorang pemimpin yang telah memanfaatkan abjad fonetik internasional adalah Paus Yohanes Paulus II. Ke negara manapun beliau berkunjung, beliau selalu memberikan khotbah dengan menggunakan bahasa setempat. Apakah hal tersebut berarti bahwa beliau memahami semua bahasa di dunia? Belum tentu, namun cukup belajar fonetik saja untuk mampu mengucapkan bunyi ratusan bahasa dengan tepat.
4. 2 Fonologi
Fonologi mengacu pada sistem bunyi bahasa. Misalnya dalam bahasa Inggris, ada gugus konsonan yang secara alami sulit diucapkan oleh penutur asli bahasa Inggris karena tidak sesuai dengan sistem fonologis bahasa Inggris, namun gugus konsonan tersebut mungkin dapat dengan mudah diucapkan oleh penutur asli bahasa lain yang sistem fonologisnya terdapat gugus konsonan tersebut. Contoh sederhana adalah pengucapan gugus ‘ng’ pada awal kata, hanya berterima dalam sistem fonologis bahasa Indonesia, namun tidak berterima dalam sistem fonologis bahasa Inggris. Kemaknawian utama dari pengetahuan akan sistem fonologi ini adalah dalam pemberian nama untuk suatu produk, khususnya yang akan dipasarkan di dunia internasional. Nama produk tersebut tentunya akan lebih baik jika disesuaikan dengan sistem fonologis bahasa Inggris, sebagai bahasa internasional.
4. 3 Morfologi
Morfologi lebih banyak mengacu pada analisis unsur-unsur pembentuk kata. Sebagai perbandingan sederhana, seorang ahli farmasi (atau kimia?) perlu memahami zat apa yang dapat bercampur dengan suatu zat tertentu untuk menghasilkan obat flu yang efektif; sama halnya seorang ahli linguistik bahasa Inggris perlu memahami imbuhan apa yang dapat direkatkan dengan suatu kata tertentu untuk menghasilkan kata yang benar. Misalnya akhiran -¬en dapat direkatkan dengan kata sifat dark untuk membentuk kata kerja darken, namun akhiran -¬en tidak dapat direkatkan dengan kata sifat green untuk membentuk kata kerja. Alasannya tentu hanya dapat dijelaskan oleh ahli bahasa, sedangkan pengguna bahasa boleh saja langsung menggunakan kata tersebut. Sama halnya, alasan ketentuan pencampuran zat-zat kimia hanya diketahui oleh ahli farmasi, sedangkan pengguna obat boleh saja langsung menggunakan obat flu tersebut, tanpa harus mengetahui proses pembuatannya.
4. 4 Sintaksis
Analisis sintaksis mengacu pada analisis frasa dan kalimat. Salah satu kemaknawiannya adalah perannya dalam perumusan peraturan perundang-undangan. Beberapa teori analisis sintaksis dapat menunjukkan apakah suatu kalimat atau frasa dalam suatu peraturan perundang-undangan bersifat ambigu (bermakna ganda) atau tidak. Jika bermakna ganda, tentunya perlu ada penyesuaian tertentu sehingga peraturan perundang-undangan tersebut tidak disalahartikan baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
4. 5 Semantik
Kajian semantik membahas mengenai makna bahasa. Analisis makna dalam hal ini mulai dari suku kata sampai kalimat. Analisis semantik mampu menunjukkan bahwa dalam bahasa Inggris, setiap kata yang memiliki suku kata ‘pl’ memiliki arti sesuatu yang datar sehingga tidak cocok untuk nama produk/benda yang cekung. Ahli semantik juga dapat membuktikan suku kata apa yang cenderung memiliki makna yang negatif, sehingga suku kata tersebut seharusnya tidak digunakan sebagai nama produk asuransi. Sama halnya dengan seorang dokter yang mengetahui antibiotik apa saja yang sesuai untuk seorang pasien dan mana yang tidak sesuai.
4. 6 Pengajaran Bahasa
Ahli bahasa adalah guru dan/atau pelatih bagi para guru bahasa. Ahli bahasa dapat menentukan secara ilmiah kata-kata apa saja yang perlu diajarkan bagi pelajar bahasa tingkat dasar. Para pelajar hanya langsung mempelajari kata-kata tersebut tanpa harus mengetahui bagaimana kata-kata tersebut disusun. Misalnya kata-kata dalam buku-buku Basic English. Para pelajar (dan guru bahasa Inggris dasar) tidak harus mengetahui bahwa yang dimaksud Basic adalah B(ritish), A(merican), S(cientific), I(nternational), C(ommercial), yang pada awalnya diolah pada tahun 1930an oleh ahli linguistik C. K. Ogden. Pada masa awal tersebut, Basic English terdiri atas 850 kata utama.
Selanjutnya, pada tahun 1953, Michael West menyusun General Service List yang berisikan dua kelompok kata utama (masing-masing terdiri atas 1000 kata) yang diperlukan oleh pelajar untuk dapat berbicara dalam bahasa Inggris. Daftar tersebut terus dikembangkan oleh berbagai universitas ternama yang memiliki jurusan linguistik. Pada tahun 1998, Coxhead dari Victoria University or Wellington, berhasil menyelesaikan suatu proyek kosakata akademik yang dilakukan di semua fakultas di universitas tersebut dan menghasilkan Academic Wordlist, yaitu daftar kata-kata yang wajib diketahui oleh mahasiswa dalam membaca buku teks berbahasa Inggris, menulis laporan dalam bahasa Inggris, dan tujuannya lainnya yang bersifat akademik.
Proses penelitian hingga menjadi materi pelajaran atau buku bahasa Inggris yang bermanfaat hanya diketahui oleh ahli bahasa yang terkait, sedangkan pelajar bahasa dapat langung mempelajari dan memperoleh manfaatnya. Sama halnya dalam ilmu kedokteran, proses penelitian hingga menjadi obat yang bermanfaat hanya diketahui oleh dokter, sedangkan pasien dapat langsung menggunakannya dan memperoleh manfaatnya.
4. 7 Leksikografi
Leksikografi adalah bidang ilmu bahasa yang mengkaji cara pembuatan kamus. Sebagian besar (atau bahkan semua) sarjana memiliki kamus, namun mereka belum tentu tahu bahwa penulisan kamus yang baik harus melalui berbagai proses.
Dua nama besar yang mengawali penyusunan kamus adalah Samuel Johnson (1709-1784) dan Noah Webster (1758-1843). Johnson, ahli bahasa dari Inggris, membuat Dictionary of the English Language pada tahun 1755, yang terdiri atas dua volume. Di Amerika, Webster pertama kali membuat kamus An American Dictionary of the English Language pada tahun 1828, yang juga terdiri atas dua volume. Selanjutnya, pada tahun 1884 diterbitkan Oxford English Dictionary yang terdiri atas 12 volume.
Saat ini, kamus umum yang cukup luas digunakan adalah Oxford Advanced Learner’s Dictionary. Mengapa kamus Oxford? Beberapa orang mungkin secara sederhana akan menjawab karena kamus tersebut lengkap dan cukup mudah dimengerti. Tidak banyak yang tahu bahwa (setelah tahun 1995) kamus tersebut ditulis berdasarkan hasil analisis British National Corpus yang melibatkan cukup banyak ahli bahasa dan menghabiskan dana universitas dan dana negara yang jumlahnya cukup besar. Secara umum, definisi yang diberikan dalam kamus tersebut seharusnya dapat mudah dipahami oleh pelajar karena semua entri dalam kamus tersebut hanya didefinisikan oleh sekelompok kosa kata inti. Bagaimana kosa-kata inti tersebut disusun? Tentu hanya ahli bahasa yang dapat menjelaskannya, sedangkan para sarjana dan pelajar dapat langsung saja menikmati dan menggunakan berbagai kamus Oxford yang ada dipasaran.
V. Penutup
Penelitian bahasa sudah dimulai sejak abad ke 6 SM, bahkan perpustakaan besar yang menjadi pusat penelitian bahasa dan kesusastraan sudah dibangun sejak awal abad 3 SM di kota Alexandria. Kamus bahasa Inggris, Dictionary of the English Language, yang terdiri atas dua volume, pertama kali diterbitkan pada tahun 1755; dan pada tahun 1884 telah diterbitkan Oxford English Dictionary yang terdiri atas 12 volume. Antara 1820-1870 para ahli linguistik berhasil membangun hubungan sistematis di antara bahasa-bahasa Roman berdasarkan struktur fonologis dan morfologisnya.
Salah satu buku awal yang menjelaskan mengenai ilmu bahasa adalah buku An Introduction to Linguistic Science yang ditulis oleh Bloomfield pada tahun 1914. Jurnal ilmiah internasional ilmu bahasa, yang berjudul International Journal of American Linguistics, pertama kali diterbitkan pada tahun 1917.
Ilmu bahasa terus berkembang dan semakin memainkan peran penting dalam dunia ilmu pengetahuan. Hal ini dibuktikan dengan semakin majunya program pascasarjana bidang linguistik di berbagai universitas terkemuka (UCLA, MIT, Oxford, dll). Buku-buku karya ahli bahasa pun semakin mendapat perhatian. Salah satu buktinya adalah buku The Comprehensive Grammar of the English Langauge, yang terdiri atas 1778 halaman, yang acara peluncurannya di buka oleh Margareth Thatcher, pada tahun 1985. Respon yang luar biasa terhadap buku tersebut membuatnya dicetak sebanyak tiga kali dalam tahun yang sama. Buku tata bahasa yang terbaru, The Cambridge Grammar of the English Language, tahun 2002, yang terdiri atas 1842 halaman, ditulis oleh para ahli bahasa yang tergabung dalam tim peneliti internasional dari lima negara.
Pustaka Acuan
Robins, R.H. 1990. A Short History of Linguistics. London: Longman.
Fromkin, Victoria & Robert Rodman. 1998. An Introduction to Language (6th Edition). Orlando: Harcourt Brace College Publishers.
Hornby, A.S. 1995. Oxford Advanced Learner’s Dictionary (5th edition). Oxford: Oxford University Press.
Matthews, Peter. 1997. The Concise Oxford Dictionary of Linguistics. Oxford: Oxford University Press.
I. Pendahuluan
Dalam berbagai kamus umum, linguistik didefinisikan sebagai ‘ilmu bahasa’ atau ‘studi ilmiah mengenai bahasa’ (Matthews 1997). Dalam The New Oxford Dictionary of English (2003), linguistik didefinisikan sebagai berikut:
“The scientific study of language and its structure, including the study of grammar, syntax, and phonetics. Specific branches of linguistics include sociolinguistics, dialectology, psycholinguistics, computational linguistics, comparative linguistics, and structural linguistics.”
Program studi Ilmu Bahasa mulai jenjang S1 sampai S3, bahkan sampai post-doctoral program telah banyak ditawarkan di universitas terkemuka, seperti University of California in Los Angeles (UCLA), Harvard University, Massachusett Institute of Technology (MIT), University of Edinburgh, dan Oxford University. Di Indonesia, paling tidak ada dua universitas yang membuka program S1 sampai S3 untuk ilmu bahasa, yaitu Universitas Indonesia dan Universitas Katolik Atma Jaya.
II. Sejarah Perkembangan Ilmu Bahasa
Ilmu bahasa yang dipelajari saat ini bermula dari penelitian tentang bahasa sejak zaman Yunani (abad 6 SM). Secara garis besar studi tentang bahasa dapat dibedakan antara (1) tata bahasa tradisional dan (2) linguistik modern.
2. 1 Tata Bahasa Tradisional
Pada zaman Yunani para filsuf meneliti apa yang dimaksud dengan bahasa dan apa hakikat bahasa. Para filsuf tersebut sependapat bahwa bahasa adalah sistem tanda. Dikatakan bahwa manusia hidup dalam tanda-tanda yang mencakup segala segi kehidupan manusia, misalnya bangunan, kedokteran, kesehatan, geografi, dan sebagainya. Tetapi mengenai hakikat bahasa – apakah bahasa mirip realitas atau tidak – mereka belum sepakat. Dua filsuf besar yang pemikirannya terus berpengaruh sampai saat ini adalah Plato dan Aristoteles.
Plato berpendapat bahwa bahasa adalah physei atau mirip realitas; sedangkan Aristoteles mempunyai pendapat sebaliknya yaitu bahwa bahasa adalah thesei atau tidak mirip realitas kecuali onomatope dan lambang bunyi (sound symbolism). Pandangan Plato bahwa bahasa mirip dengan realitas atau non-arbitrer diikuti oleh kaum naturalis; pandangan Aristoteles bahwa bahasa tidak mirip dengan realitas atau arbitrer diikuti oleh kaum konvensionalis. Perbedaan pendapat ini juga merambah ke masalah keteraturan (regular) atau ketidakteraturan (irregular) dalam bahasa. Kelompok penganut pendapat adanya keteraturan bahasa adalah kaum analogis yang pandangannya tidak berbeda dengan kaum naturalis; sedangkan kaum anomalis yang berpendapat adanya ketidakteraturan dalam bahasa mewarisi pandangan kaum konvensionalis. Pandangan kaum anomalis mempengaruhi pengikut aliran Stoic. Kaum Stoic lebih tertarik pada masalah asal mula bahasa secara filosofis. Mereka membedakan adanya empat jenis kelas kata, yakni nomina, verba, konjungsi dan artikel.
Pada awal abad 3 SM studi bahasa dikembangkan di kota Alexandria yang merupakan koloni Yunani. Di kota itu dibangun perpustakaan besar yang menjadi pusat penelitian bahasa dan kesusastraan. Para ahli dari kota itu yang disebut kaum Alexandrian meneruskan pekerjaan kaum Stoic, walaupun mereka sebenarnya termasuk kaum analogis. Sebagai kaum analogis mereka mencari keteraturan dalam bahasa dan berhasil membangun pola infleksi bahasa Yunani. Apa yang dewasa ini disebut "tata bahasa tradisional" atau " tata bahasa Yunani" , penamaan itu tidak lain didasarkan pada hasil karya kaum Alexandrian ini.
Salah seorang ahli bahasa bemama Dionysius Thrax (akhir abad 2 SM) merupakan orang pertama yang berhasil membuat aturan tata bahasa secara sistematis serta menambahkan kelas kata adverbia, partisipel, pronomina dan preposisi terhadap empat kelas kata yang sudah dibuat oleh kaum Stoic. Di samping itu sarjana ini juga berhasil mengklasifikasikan kata-kata bahasa Yunani menurut kasus, jender, jumlah, kala, diatesis (voice) dan modus.
Pengaruh tata bahasa Yunani sampai ke kerajaan Romawi. Para ahli tata bahasa Latin mengadopsi tata bahasa Yunani dalam meneliti bahasa Latin dan hanya melakukan sedikit modifikasi, karena kedua bahasa itu mirip. Tata bahasa Latin dibuat atas dasar model tata bahasa Dionysius Thrax. Dua ahli bahasa lainnya, Donatus (tahun 400 M) dan Priscian (tahun 500 M) juga membuat buku tata bahasa klasik dari bahasa Latin yang berpengaruh sampai ke abad pertengahan.
Selama abad 13-15 bahasa Latin memegang peranan penting dalam dunia pendidikan di samping dalam agama Kristen. Pada masa itu gramatika tidak lain adalah teori tentang kelas kata. Pada masa Renaisans bahasa Latin menjadi sarana untuk memahami kesusastraan dan mengarang. Tahun 1513 Erasmus mengarang tata bahasa Latin atas dasar tata bahasa yang disusun oleh Donatus.
Minat meneliti bahasa-bahasa di Eropa sebenarnya sudah dimulai sebelum zaman Renaisans, antara lain dengan ditulisnya tata bahasa Irlandia (abad 7 M), tata bahasa Eslandia (abad 12), dan sebagainya. Pada masa itu bahasa menjadi sarana dalam kesusastraan, dan bila menjadi objek penelitian di universitas tetap dalam kerangka tradisional. Tata bahasa dianggap sebagai seni berbicara dan menulis dengan benar. Tugas utama tata bahasa adalah memberi petunjuk tentang pemakaian "bahasa yang baik" , yaitu bahasa kaum terpelajar. Petunjuk pemakaian "bahasa yang baik" ini adalah untuk menghindarkan terjadinya pemakaian unsur-unsur yang dapat "merusak" bahasa seperti kata serapan, ragam percakapan, dan sebagainya.
Tradisi tata bahasa Yunani-Latin berpengaruh ke bahasa-bahasa Eropa lainnya. Tata bahasa Dionysius Thrax pada abad 5 diterjemahkan ke dalam bahasa Armenia, kemudian ke dalam bahasa Siria. Selanjutnya para ahli tata bahasa Arab menyerap tata bahasa Siria.
Selain di Eropa dan Asia Barat, penelitian bahasa di Asia Selatan yang perlu diketahui adalah di India dengan ahli gramatikanya yang bemama Panini (abad 4 SM). Tata bahasa Sanskrit yang disusun ahli ini memiliki kelebihan di bidang fonetik. Keunggulan ini antara lain karena adanya keharusan untuk melafalkan dengan benar dan tepat doa dan nyanyian dalam kitab suci Weda.
Sampai menjelang zaman Renaisans, bahasa yang diteliti adalah bahasa Yunani, dan Latin. Bahasa Latin mempunyai peran penting pada masa itu karena digunakan sebagai sarana dalam dunia pendidikan, administrasi dan diplomasi internasional di Eropa Barat. Pada zaman Renaisans penelitian bahasa mulai berkembang ke bahasa-bahasa Roman (bahasa Prancis, Spanyol, dan Italia) yang dianggap berindukkan bahasa Latin, juga kepada bahasa-bahasa yang nonRoman seperti bahasa Inggris, Jerman, Belanda, Swedia, dan Denmark.
2. 2 Linguistik Modern
2. 2. 1 Linguistik Abad 19
Pada abad 19 bahasa Latin sudah tidak digunakan lagi dalam kehidupan sehari-hari, maupun dalam pemerintahan atau pendidikan. Objek penelitian adalah bahasa-bahasa yang dianggap mempunyai hubungan kekerabatan atau berasal dari satu induk bahasa. Bahasa-bahasa dikelompokkan ke dalam keluarga bahasa atas dasar kemiripan fonologis dan morfologis. Dengan demikian dapat diperkirakan apakah bahasa-bahasa tertentu berasal dari bahasa moyang yang sama atau berasal dari bahasa proto yang sama sehingga secara genetis terdapat hubungan kekerabatan di antaranya. Bahasa-bahasa Roman, misalnya secara genetis dapat ditelusuri berasal dari bahasa Latin yang menurunkan bahasa Perancis, Spanyol, dan Italia.
Untuk mengetahui hubungan genetis di antara bahasa-bahasa dilakukan metode komparatif. Antara tahun 1820-1870 para ahli linguistik berhasil membangun hubungan sistematis di antara bahasa-bahasa Roman berdasarkan struktur fonologis dan morfologisnya. Pada tahun 1870 itu para ahli bahasa dari kelompok Junggramatiker atau Neogrammarian berhasil menemukan cara untuk mengetahui hubungan kekerabatan antarbahasa berdasarkan metode komparatif.
Beberapa rumpun bahasa yang berhasil direkonstruksikan sampai dewasa ini antara lain:
1. Rumpun Indo-Eropa: bahasa Jerman, Indo-Iran, Armenia, Baltik, Slavis, Roman, Keltik, Gaulis.
2. Rumpun Semito-Hamit: bahasa Arab, Ibrani, Etiopia.
3. Rumpun Chari-Nil; bahasa Bantu, Khoisan.
4. Rumpun Dravida: bahasa Telugu, Tamil, Kanari, Malayalam.
5. Rumpun Austronesia atau Melayu-Polinesia: bahasa Melayu, Melanesia, Polinesia.
6. Rumpun Austro-Asiatik: bahasa Mon-Khmer, Palaung, Munda, Annam.
7. Rumpun Finno-Ugris: bahasa Ungar (Magyar), Samoyid.
8. Rumpun Altai: bahasa Turki, Mongol, Manchu, Jepang, Korea.
9. Rumpun Paleo-Asiatis: bahasa-bahasa di Siberia.
10. Rumpun Sino-Tibet: bahasa Cina, Thai, Tibeto-Burma.
11. Rumpun Kaukasus: bahasa Kaukasus Utara, Kaukasus Selatan.
12. Bahasa-bahasa Indian: bahasa Eskimo, Maya Sioux, Hokan
13. Bahasa-bahasa lain seperti bahasa di Papua, Australia dan Kadai.
Ciri linguistik abad 19 sebagai berikut:
1) Penelitian bahasa dilakukan terhadap bahasa-bahasa di Eropa, baik bahasa-bahasa Roman maupun nonRoman.
2) Bidang utama penelitian adalah linguistik historis komparatif. Yang diteliti adalah hubungan kekerabatan dari bahasa-bahasa di Eropa untuk mengetahui bahasa-bahasa mana yang berasal dari induk yang sama. Dalam metode komparatif itu diteliti perubahan bunyi kata-kata dari bahasa yang dianggap sebagai induk kepada bahasa yang dianggap sebagai keturunannya. Misalnya perubahan bunyi apa yang terjadi dari kata barang, yang dalam bahasa Latin berbunyi causa menjadi chose dalam bahasa Perancis, dan cosa dalam bahasa Italia dan Spanyol.
3) Pendekatan bersifat atomistis. Unsur bahasa yang diteliti tidak dihubungkan dengan unsur lainnya, misalnya penelitian tentang kata tidak dihubungkan dengan frase atau kalimat.
2. 2. 2 Linguistik Abad 20
Pada abad 20 penelitian bahasa tidak ditujukan kepada bahasa-bahasa Eropa saja, tetapi juga kepada bahasa-bahasa yang ada di dunia seperti di Amerika (bahasa-bahasa Indian), Afrika (bahasa-bahasa Afrika) dan Asia (bahasa-bahasa Papua dan bahasa banyak negara di Asia). Ciri-cirinya:
1) Penelitian meluas ke bahasa-bahasa di Amerika, Afrika, dan Asia.
2) Pendekatan dalam meneliti bersifat strukturalistis, pada akhir abad 20 penelitian yang bersifat fungsionalis juga cukup menonjol.
3) Tata bahasa merupakan bagian ilmu dengan pembidangan yang semakin rumit. Secara garis besar dapat dibedakan atas mikrolinguistik, makro linguistik, dan sejarah linguistik.
4) Penelitian teoretis sangat berkembang.
5) Otonomi ilmiah makin menonjol, tetapi penelitian antardisiplin juga berkembang.
6) Prinsip dalam meneliti adalah deskripsi dan sinkronis
Keberhasilan kaum Junggramatiker merekonstruksi bahasa-bahasa proto di Eropa mempengaruhi pemikiran para ahli linguistik abad 20, antara lain Ferdinand de Saussure. Sarjana ini tidak hanya dikenal sebagai bapak linguistik modern, melainkan juga seorang tokoh gerakan strukturalisme. Dalam strukturalisme bahasa dianggap sebagai sistem yang berkaitan (system of relation). Elemen-elemennya seperti kata, bunyi saling berkaitan dan bergantung dalam membentuk sistem tersebut.
Beberapa pokok pemikiran Saussure:
(1) Bahasa lisan lebih utama dari pada bahasa tulis. Tulisan hanya merupakan sarana yang mewakili ujaran.
(2) Linguistik bersifat deskriptif, bukan preskriptif seperti pada tata bahasa tradisional. Para ahli linguistik bertugas mendeskripsikan bagaimana orang berbicara dan menulis dalam bahasanya, bukan memberi keputusan bagaimana seseorang seharusnya berbicara.
(3) Penelitian bersifat sinkronis bukan diakronis seperti pada linguistik abad 19. Walaupun bahasa berkembang dan berubah, penelitian dilakukan pada kurun waktu tertentu.
(4) Bahasa merupakan suatu sistem tanda yang bersisi dua, terdiri dari signifiant (penanda) dan signifie (petanda). Keduanya merupakan wujud yang tak terpisahkan, bila salah satu berubah, yang lain juga berubah.
(5) Bahasa formal maupun nonformal menjadi objek penelitian.
(6) Bahasa merupakan sebuah sistem relasi dan mempunyai struktur.
(7) Dibedakan antara bahasa sebagai sistem yang terdapat dalam akal budi pemakai bahasa dari suatu kelompok sosial (langue) dengan bahasa sebagai manifestasi setiap penuturnya (parole).
(8) Dibedakan antara hubungan asosiatif dan sintagmatis dalam bahasa. Hubungan asosiatif atau paradigmatis ialah hubungan antarsatuan bahasa dengan satuan lain karena ada kesamaan bentuk atau makna. Hubungan sintagmatis ialah hubungan antarsatuan pembentuk sintagma dengan mempertentangkan suatu satuan dengan satuan lain yang mengikuti atau mendahului.
Gerakan strukturalisme dari Eropa ini berpengaruh sampai ke benua Amerika. Studi bahasa di Amerika pada abad 19 dipengaruhi oleh hasil kerja akademis para ahli Eropa dengan nama deskriptivisme. Para ahli linguistik Amerika mempelajari bahasa-bahasa suku Indian secara deskriptif dengan cara menguraikan struktur bahasa. Orang Amerika banyak yang menaruh perhatian pada masalah bahasa. Thomas Jefferson, presiden Amerika yang ketiga (1801-1809), menganjurkan agar supaya para ahli linguistik Amerika mulai meneliti bahasa-bahasa orang Indian. Seorang ahli linguistik Amerika bemama William Dwight Whitney (1827-1894) menulis sejumlah buku mengenai bahasa, antara lain Language and the Study of Language (1867).
Tokoh linguistik lain yang juga ahli antropologi adalah Franz Boas (1858-1942). Sarjana ini mendapat pendidikan di Jerman, tetapi menghabiskan waktu mengajar di negaranya sendiri. Karyanya berupa buku Handbook of American Indian languages (1911-1922) ditulis bersama sejumlah koleganya. Di dalam buku tersebut terdapat uraian tentang fonetik, kategori makna dan proses gramatikal yang digunakan untuk mengungkapkan makna. Pada tahun 1917 diterbitkan jurnal ilmiah berjudul International Journal of American Linguistics.
Pengikut Boas yang berpendidikan Amerika, Edward Sapir (1884-1939), juga seorang ahli antropologi dinilai menghasilkan karya-karya yang sangat cemerlang di bidang fonologi. Bukunya, Language (1921) sebagian besar mengenai tipologi bahasa. Sumbangan Sapir yang patut dicatat adalah mengenai klasifikasi bahasa-bahasa Indian.
Pemikiran Sapir berpengaruh pada pengikutnya, L. Bloomfield (1887-1949), yang melalui kuliah dan karyanya mendominasi dunia linguistik sampai akhir hayatnya. Pada tahun 1914 Bloomfield menulis buku An Introduction to Linguistic Science. Artikelnya juga banyak diterbitkan dalam jurnal Language yang didirikan oleh Linguistic Society of America tahun 1924. Pada tahun 1933 sarjana ini menerbitkankan buku Language yang mengungkapkan pandangan behaviorismenya tentang fakta bahasa, yakni stimulus-response atau rangsangan-tanggapan. Teori ini dimanfaatkan oleh Skinner (1957) dari Universitas Harvard dalam pengajaran bahasa melalui teknik drill.
Dalam bukunya Language, Bloomfield mempunyai pendapat yang bertentangan dengan Sapir. Sapir berpendapat fonem sebagai satuan psikologis, tetapi Bloomfield berpendapat fonem merupakan satuan behavioral. Bloomfield dan pengikutnya melakukan penelitian atas dasar struktur bahasa yang diteliti, karena itu mereka disebut kaum strukturalisme dan pandangannya disebut strukturalis.
Bloomfield beserta pengikutnya menguasai percaturan linguistik selama lebih dari 20 tahun. Selama kurun waktu itu kaum Bloomfieldian berusaha menulis tata bahasa deskriptif dari bahasa-bahasa yang belum memiliki aksara. Kaum Bloomfieldian telah berjasa meletakkan dasar-dasar bagi penelitian linguistik di masa setelah itu.
Bloomfield berpendapat fonologi, morfologi dan sintaksis merupakan bidang mandiri dan tidak berhubungan. Tata bahasa lain yang memperlakukan bahasa sebagai sistem hubungan adalah tata bahasa stratifikasi yang dipelopori oleh S.M. Lamb. Tata bahasa lainnya yang memperlakukan bahasa sebagai sistem unsur adalah tata bahasa tagmemik yang dipelopori oleh K. Pike. Menurut pendekatan ini setiap gatra diisi oleh sebuah elemen. Elemen ini bersama elemen lain membentuk suatu satuan yang disebut tagmem.
Murid Sapir lainnya, Zellig Harris, mengaplikasikan metode strukturalis ke dalam analisis segmen bahasa. Sarjana ini mencoba menghubungkan struktur morfologis, sintaktis, dan wacana dengan cara yang sama dengan yang dilakukan terhadap analisis fonologis. Prosedur penelitiannya dipaparkan dalam bukunya Methods in Structural Linguistics (1951).
Ahli linguistik yang cukup produktif dalam membuat buku adalah Noam Chomsky. Sarjana inilah yang mencetuskan teori transformasi melalui bukunya Syntactic Structures (1957), yang kemudian disebut classical theory. Dalam perkembangan selanjutnya, teori transformasi dengan pokok pikiran kemampuan dan kinerja yang dicetuskannya melalui Aspects of the Theory of Syntax (1965) disebut standard theory. Karena pendekatan teori ini secara sintaktis tanpa menyinggung makna (semantik), teori ini disebut juga sintaksis generatif (generative syntax). Pada tahun 1968 sarjana ini mencetuskan teori extended standard theory. Selanjutnya pada tahun 1970, Chomsky menulis buku generative semantics; tahun 1980 government and binding theory; dan tahun 1993 Minimalist program.
III. Paradigma
Kata paradigma diperkenalkan oleh Thomas Khun pada sekitar abad 15. Paradigma adalah prestasi ilmiah yang diakui pada suatu masa sebagai model untuk memecahkan masalah ilmiah dalam kalangan tertentu. Paradigma dapat dikatakan sebagai norma ilmiah. Contoh paradigma yang mulai tumbuh sejak zaman Yunani tetapi pengaruhnya tetap terasa sampai zaman modern ini adalah paradigma Plato dan paradigma Aristoteles. Paradigma Plato berintikan pendapat Plato bahwa bahasa adalah physei atau mirip dengan realitas, disebut juga non-arbitrer atau ikonis. Paradigma Aristoteles berintikan bahwa bahasa adalah thesei atau tidak mirip dengan realitas, kecuali onomatope, disebut arbitrer atau non-ikonis. Kedua paradigma ini saling bertentangan, tetapi dipakai oleh peneliti dalam memecahkan masalah bahasa, misalnya tentang hakikat tanda bahasa.
Pada masa tertentu paradigma Plato banyak digunakan ahli bahasa untuk memecahkan masalah linguistik. Penganut paradigma Plato ini disebut kaum naturalis. Mereka menolak gagasan kearbitreran. Pada masa tertentu lainnya paradigma Aristoteles digunakan mengatasi masalah linguistik. Penganut paradigma Aristoteles disebut kaum konvensionalis. Mereka menerima adanya kearbiteran antara bahasa dengan realitas.
Pertentangan antara kedua paradigma ini terus berlangsung sampai abad 20. Di bidang linguistik dan semiotika dikenal tokoh Ferdinand de Saussure sebagai penganut paradigma .Aristoteles dan Charles S. Peirce sebagai penganut paradigma Plato. Mulai dari awal abad 19 sampai tahun 1960-an paradigma Aristoteles yang diikuti Saussure yang berpendapat bahwa bahasa adalah sistem tanda yang arbitrer digunakan dalam memecahkan masalah-masalah linguistik. Tercatat beberapa nama ahli linguistik seperti Bloomfield dan Chomsky yang dalam pemikirannya menunjukkan pengaruh Saussure dan paradigma Aristoteles. Menjelang pertengahan tahun 60-an dominasi paradigma Aristoteles mulai digoyahkan oleh paradigma Plato melalui artikel R. Jakobson "Quest for the Essence of Language" (1967) yang diilhami oleh Peirce. Beberapa nama ahli linguistik seperti T. Givon, J. Haiman, dan W. Croft tercatat sebagai penganut paradigma Plato.
IV. Cakupan dan Kemaknawian Ilmu Bahasa
Secara umum, bidang ilmu bahasa dibedakan atas linguistik murni dan linguistik terapan. Bidang linguistik murni mencakup fonetik, fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Sedangkan bidang linguistik terapan mencakup pengajaran bahasa, penerjemahan, leksikografi, dan lain-lain. Beberapa bidang tersebut dijelaskan dalam sub-bab berikut ini.
4. 1 Fonetik
Fonetik mengacu pada artikulasi bunyi bahasa. Para ahli fonetik telah berhasil menentukan cara artikulasi dari berbagai bunyi bahasa dan membuat abjad fonetik internasional sehingga memudahkan seseorang untuk mempelajari dan mengucapkan bunyi yang tidak ada dalam bahasa ibunya. Misalnya dalam bahasa Inggris ada perbedaan yang nyata antara bunyi tin dan thin, dan antara they dan day, sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak. Dengan mempelajari fonetik, orang Indonesia akan dapat mengucapkan kedua bunyi tersebut dengan tepat.
Abjad fonetik internasional, yang didukung oleh laboratorium fonetik, departemen linguistik, UCLA, penting dipelajari oleh semua pemimpin, khususnya pemimpin negara. Dengan kemampuan membaca abjad fonetik secara tepat, seseorang dapat memberikan pidato dalam ratusan bahasa. Misalnya, jika seorang pemimpin di Indonesia mengadakan kunjungan ke Cina, ia cukup meminta staf-nya untuk menerjemahkan pidatonya ke bahasa Cina dan menulisnya dengan abjad fonetik, sehingga ia dapat memberikan pidato dalam bahasa Cina dengan ucapan yang tepat. Salah seorang pemimpin yang telah memanfaatkan abjad fonetik internasional adalah Paus Yohanes Paulus II. Ke negara manapun beliau berkunjung, beliau selalu memberikan khotbah dengan menggunakan bahasa setempat. Apakah hal tersebut berarti bahwa beliau memahami semua bahasa di dunia? Belum tentu, namun cukup belajar fonetik saja untuk mampu mengucapkan bunyi ratusan bahasa dengan tepat.
4. 2 Fonologi
Fonologi mengacu pada sistem bunyi bahasa. Misalnya dalam bahasa Inggris, ada gugus konsonan yang secara alami sulit diucapkan oleh penutur asli bahasa Inggris karena tidak sesuai dengan sistem fonologis bahasa Inggris, namun gugus konsonan tersebut mungkin dapat dengan mudah diucapkan oleh penutur asli bahasa lain yang sistem fonologisnya terdapat gugus konsonan tersebut. Contoh sederhana adalah pengucapan gugus ‘ng’ pada awal kata, hanya berterima dalam sistem fonologis bahasa Indonesia, namun tidak berterima dalam sistem fonologis bahasa Inggris. Kemaknawian utama dari pengetahuan akan sistem fonologi ini adalah dalam pemberian nama untuk suatu produk, khususnya yang akan dipasarkan di dunia internasional. Nama produk tersebut tentunya akan lebih baik jika disesuaikan dengan sistem fonologis bahasa Inggris, sebagai bahasa internasional.
4. 3 Morfologi
Morfologi lebih banyak mengacu pada analisis unsur-unsur pembentuk kata. Sebagai perbandingan sederhana, seorang ahli farmasi (atau kimia?) perlu memahami zat apa yang dapat bercampur dengan suatu zat tertentu untuk menghasilkan obat flu yang efektif; sama halnya seorang ahli linguistik bahasa Inggris perlu memahami imbuhan apa yang dapat direkatkan dengan suatu kata tertentu untuk menghasilkan kata yang benar. Misalnya akhiran -¬en dapat direkatkan dengan kata sifat dark untuk membentuk kata kerja darken, namun akhiran -¬en tidak dapat direkatkan dengan kata sifat green untuk membentuk kata kerja. Alasannya tentu hanya dapat dijelaskan oleh ahli bahasa, sedangkan pengguna bahasa boleh saja langsung menggunakan kata tersebut. Sama halnya, alasan ketentuan pencampuran zat-zat kimia hanya diketahui oleh ahli farmasi, sedangkan pengguna obat boleh saja langsung menggunakan obat flu tersebut, tanpa harus mengetahui proses pembuatannya.
4. 4 Sintaksis
Analisis sintaksis mengacu pada analisis frasa dan kalimat. Salah satu kemaknawiannya adalah perannya dalam perumusan peraturan perundang-undangan. Beberapa teori analisis sintaksis dapat menunjukkan apakah suatu kalimat atau frasa dalam suatu peraturan perundang-undangan bersifat ambigu (bermakna ganda) atau tidak. Jika bermakna ganda, tentunya perlu ada penyesuaian tertentu sehingga peraturan perundang-undangan tersebut tidak disalahartikan baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
4. 5 Semantik
Kajian semantik membahas mengenai makna bahasa. Analisis makna dalam hal ini mulai dari suku kata sampai kalimat. Analisis semantik mampu menunjukkan bahwa dalam bahasa Inggris, setiap kata yang memiliki suku kata ‘pl’ memiliki arti sesuatu yang datar sehingga tidak cocok untuk nama produk/benda yang cekung. Ahli semantik juga dapat membuktikan suku kata apa yang cenderung memiliki makna yang negatif, sehingga suku kata tersebut seharusnya tidak digunakan sebagai nama produk asuransi. Sama halnya dengan seorang dokter yang mengetahui antibiotik apa saja yang sesuai untuk seorang pasien dan mana yang tidak sesuai.
4. 6 Pengajaran Bahasa
Ahli bahasa adalah guru dan/atau pelatih bagi para guru bahasa. Ahli bahasa dapat menentukan secara ilmiah kata-kata apa saja yang perlu diajarkan bagi pelajar bahasa tingkat dasar. Para pelajar hanya langsung mempelajari kata-kata tersebut tanpa harus mengetahui bagaimana kata-kata tersebut disusun. Misalnya kata-kata dalam buku-buku Basic English. Para pelajar (dan guru bahasa Inggris dasar) tidak harus mengetahui bahwa yang dimaksud Basic adalah B(ritish), A(merican), S(cientific), I(nternational), C(ommercial), yang pada awalnya diolah pada tahun 1930an oleh ahli linguistik C. K. Ogden. Pada masa awal tersebut, Basic English terdiri atas 850 kata utama.
Selanjutnya, pada tahun 1953, Michael West menyusun General Service List yang berisikan dua kelompok kata utama (masing-masing terdiri atas 1000 kata) yang diperlukan oleh pelajar untuk dapat berbicara dalam bahasa Inggris. Daftar tersebut terus dikembangkan oleh berbagai universitas ternama yang memiliki jurusan linguistik. Pada tahun 1998, Coxhead dari Victoria University or Wellington, berhasil menyelesaikan suatu proyek kosakata akademik yang dilakukan di semua fakultas di universitas tersebut dan menghasilkan Academic Wordlist, yaitu daftar kata-kata yang wajib diketahui oleh mahasiswa dalam membaca buku teks berbahasa Inggris, menulis laporan dalam bahasa Inggris, dan tujuannya lainnya yang bersifat akademik.
Proses penelitian hingga menjadi materi pelajaran atau buku bahasa Inggris yang bermanfaat hanya diketahui oleh ahli bahasa yang terkait, sedangkan pelajar bahasa dapat langung mempelajari dan memperoleh manfaatnya. Sama halnya dalam ilmu kedokteran, proses penelitian hingga menjadi obat yang bermanfaat hanya diketahui oleh dokter, sedangkan pasien dapat langsung menggunakannya dan memperoleh manfaatnya.
4. 7 Leksikografi
Leksikografi adalah bidang ilmu bahasa yang mengkaji cara pembuatan kamus. Sebagian besar (atau bahkan semua) sarjana memiliki kamus, namun mereka belum tentu tahu bahwa penulisan kamus yang baik harus melalui berbagai proses.
Dua nama besar yang mengawali penyusunan kamus adalah Samuel Johnson (1709-1784) dan Noah Webster (1758-1843). Johnson, ahli bahasa dari Inggris, membuat Dictionary of the English Language pada tahun 1755, yang terdiri atas dua volume. Di Amerika, Webster pertama kali membuat kamus An American Dictionary of the English Language pada tahun 1828, yang juga terdiri atas dua volume. Selanjutnya, pada tahun 1884 diterbitkan Oxford English Dictionary yang terdiri atas 12 volume.
Saat ini, kamus umum yang cukup luas digunakan adalah Oxford Advanced Learner’s Dictionary. Mengapa kamus Oxford? Beberapa orang mungkin secara sederhana akan menjawab karena kamus tersebut lengkap dan cukup mudah dimengerti. Tidak banyak yang tahu bahwa (setelah tahun 1995) kamus tersebut ditulis berdasarkan hasil analisis British National Corpus yang melibatkan cukup banyak ahli bahasa dan menghabiskan dana universitas dan dana negara yang jumlahnya cukup besar. Secara umum, definisi yang diberikan dalam kamus tersebut seharusnya dapat mudah dipahami oleh pelajar karena semua entri dalam kamus tersebut hanya didefinisikan oleh sekelompok kosa kata inti. Bagaimana kosa-kata inti tersebut disusun? Tentu hanya ahli bahasa yang dapat menjelaskannya, sedangkan para sarjana dan pelajar dapat langsung saja menikmati dan menggunakan berbagai kamus Oxford yang ada dipasaran.
V. Penutup
Penelitian bahasa sudah dimulai sejak abad ke 6 SM, bahkan perpustakaan besar yang menjadi pusat penelitian bahasa dan kesusastraan sudah dibangun sejak awal abad 3 SM di kota Alexandria. Kamus bahasa Inggris, Dictionary of the English Language, yang terdiri atas dua volume, pertama kali diterbitkan pada tahun 1755; dan pada tahun 1884 telah diterbitkan Oxford English Dictionary yang terdiri atas 12 volume. Antara 1820-1870 para ahli linguistik berhasil membangun hubungan sistematis di antara bahasa-bahasa Roman berdasarkan struktur fonologis dan morfologisnya.
Salah satu buku awal yang menjelaskan mengenai ilmu bahasa adalah buku An Introduction to Linguistic Science yang ditulis oleh Bloomfield pada tahun 1914. Jurnal ilmiah internasional ilmu bahasa, yang berjudul International Journal of American Linguistics, pertama kali diterbitkan pada tahun 1917.
Ilmu bahasa terus berkembang dan semakin memainkan peran penting dalam dunia ilmu pengetahuan. Hal ini dibuktikan dengan semakin majunya program pascasarjana bidang linguistik di berbagai universitas terkemuka (UCLA, MIT, Oxford, dll). Buku-buku karya ahli bahasa pun semakin mendapat perhatian. Salah satu buktinya adalah buku The Comprehensive Grammar of the English Langauge, yang terdiri atas 1778 halaman, yang acara peluncurannya di buka oleh Margareth Thatcher, pada tahun 1985. Respon yang luar biasa terhadap buku tersebut membuatnya dicetak sebanyak tiga kali dalam tahun yang sama. Buku tata bahasa yang terbaru, The Cambridge Grammar of the English Language, tahun 2002, yang terdiri atas 1842 halaman, ditulis oleh para ahli bahasa yang tergabung dalam tim peneliti internasional dari lima negara.
Pustaka Acuan
Robins, R.H. 1990. A Short History of Linguistics. London: Longman.
Fromkin, Victoria & Robert Rodman. 1998. An Introduction to Language (6th Edition). Orlando: Harcourt Brace College Publishers.
Hornby, A.S. 1995. Oxford Advanced Learner’s Dictionary (5th edition). Oxford: Oxford University Press.
Matthews, Peter. 1997. The Concise Oxford Dictionary of Linguistics. Oxford: Oxford University Press.
Rabu, 06 April 2011
Dahsyatnya Proses Sakaratul Maut
Demi Allah, seandainya jenazah yang sedang kalian tangisi bisa berbicara sekejab, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya) pada kalian, niscaya kalian akan melupakan jenazah tersebut, dan mulai menangisi diri kalian sendiri". (Imam Ghozali mengutip atsar Al-Hasan).
Datangnya Kematian Menurut Al Qur'an :
1. Kematian bersifat memaksa dan siap menghampiri manusia walaupun kita berusaha menghindarkan resiko-resiko kematian.
Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh". Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. (QS. Ali Imran, 3:154)
2. Kematian akan mengejar siapapun meskipun ia berlindung di balik benteng yang kokoh atau berlindung di balik teknologi kedokteran yang canggih serta ratusan dokter terbaik yang ada di muka bumi ini.
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)".
Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun? (QS. An-Nisa 4:78)
3. Kematian akan mengejar siapapun walaupun ia lari menghindar.
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS. al-Jumu'ah, 62:8)
4. Kematian datang secara tiba-tiba.
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS, Luqman 31:34)
5. Kematian telah ditentukan waktunya, tidak dapat ditunda atau dipercepat.
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Munafiqun, 63:11)
Dahsyatnya Rasa Sakit Saat Sakaratul Maut
Sabda Rasulullah SAW : "Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang" (HR Tirmidzi)
Sabda Rasulullah SAW : "Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?" (HR Bukhari)
Atsar (pendapat) para sahabat Rasulullah SAW.
Ka'b al-Ahbar berpendapat : "Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa".
Imam Ghozali berpendapat : "Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki".
Imam Ghozali juga mengutip suatu riwayat ketika sekelompok Bani Israil yang sedang melewati sebuah pekuburan berdoa pada Allah SWT agar Ia menghidupkan satu mayat dari pekuburan itu sehingga mereka bisa mengetahui gambaran sakaratul maut. Dengan izin Allah melalui suatu cara tiba-tiba mereka dihadapkan pada seorang pria yang muncul dari salah satu kuburan. "Wahai manusia !", kata pria tersebut. "Apa yang kalian kehendaki dariku? Limapuluh tahun yang lalu aku mengalami kematian, namun hingga kini rasa perih bekas sakaratul maut itu belum juga hilang dariku."
Proses sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeda untuk setiap orang, dan tidak dapat dihitung dalam ukuran detik seperti hitungan waktu dunia ketika kita menyaksikan detik-detik terakhir kematian seseorang. Mustafa Kemal Attaturk, bapak modernisasi (sekularisasi) Turki, yang mengganti Turki dari negara bersyariat Islam menjadi negara sekular, dikabarkan mengalami proses sakaratul maut selama 6 bulan (walau tampak dunianya hanya beberapa detik), seperti dilaporkan oleh salah satu keturunannya melalui sebuah mimpi.
Rasa sakit sakaratul maut dialami setiap manusia, dengan berbagai macam tingkat rasa sakit, ini tidak terkait dengan tingkat keimanan atau kezhaliman seseorang selama ia hidup. Sebuah riwayat bahkan mengatakan bahwa rasa sakit sakaratul maut merupakan suatu proses pengurangan kadar siksaan akhirat kita kelak. Demikianlah rencana Allah. Wallahu a'lam bis shawab.
Sakaratul Maut Orang-orang Zhalim
Imam Ghozali mengutip sebuah riwayat yang menceritakan tentang keinginan Ibrahim as untuk melihat wajah Malaikatul Maut ketika mencabut nyawa orang zhalim. Allah SWT pun memperlihatkan gambaran perupaan Malaikatul Maut sebagai seorang pria besar berkulit legam, rambut berdiri, berbau busuk, memiliki dua mata, satu di depan satu di belakang, mengenakan pakaian serba hitam, sangat menakutkan, dari mulutnya keluar jilatan api, ketika melihatnya Ibrahim as pun pingsan tak sadarkan diri. Setelah sadar Ibrahim as pun berkata bahwa dengan memandang wajah Malaikatul Maut rasanya sudah cukup bagi seorang pelaku kejahatan untuk menerima ganjaran hukuman kejahatannya, padahal hukuman akhirat Allah jauh lebih dahsyat dari itu.
Kisah ini menggambarkan bahwa melihat wajah Malakatul Maut saja sudah menakutkan apalagi ketika sang Malaikat mulai menyentuh tubuh kita, menarik paksa roh dari tubuh kita, kemudian mulai menghentak-hentak tubuh kita agar roh (yang masih cinta dunia dan enggan meninggalkan dunia) lepas dari tubuh kita ibarat melepas akar serabut-serabut baja yang tertanam sangat dalam di tanah yang terbuat dari timah keras.
Itulah wajah Malaikatul Maut yang akan mendatangi kita kelak dan memisahkan roh dari tubuh kita. Itulah wajah yang seandainya kita melihatnya dalam mimpi sekalipun maka kita tidak akan pernah lagi bisa tertawa dan merasakan kegembiraan sepanjang sisa hidup kita.
Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata):
"Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS. Al-An'am 6:93) (Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat lalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); "Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun". (Malaikat menjawab): "Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan". Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu. (QS, An-Nahl, 16 : 28-29)
Di akhir sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan padanya wajah dua Malaikat Pencatat Amal. Kepada orang zhalim, si malaikat akan berkata, "Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik, engkaulah yang membuat kami terpaksa hadir ke tengah-tengah perbuatan kejimu, dan membuat kami hadir menyaksikan perbuatan burukmu, memaksa kami mendengar ucapan-ucapan burukmu. Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik !" Ketika itulah orang yang sekarat itu menatap lesu ke arah kedua malaikat itu.
Ketika sakaratul maut hampir selesai, dimana tenaga mereka telah hilang dan roh mulai merayap keluar dari jasad mereka, maka tibalah saatnya Malaikatul Maut mengabarkan padanya rumahnya kelak di akhirat. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Tak seorangpun diantara kalian yang akan meninggalkan dunia ini kecuali telah diberikan tempat kembalinya dan diperlihatkan padanya tempatnya di surga atau di neraka".
Dan inilah ucapan malaikat ketika menunjukkan rumah akhirat seorang zhalim di neraka, "Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak, bersiaplah engkau merasakan siksa neraka". Naudzu bila min dzalik!
Sakaratul Maut Orang-orang Yang Bertaqwa
Sebaliknya Imam Ghozali mengatakan bahwa orang beriman akan melihat rupa Malaikatul Maut sebagai pemuda tampan, berpakaian indah dan menyebarkan wangi yang sangat harum.
Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan) kebaikan". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Assalamu alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". (QS, An-Nahl, 16 : 30-31-32)
Dan saat terakhir sakaratul mautnya, malaikatpun akan menunjukkan surga yang akan menjadi rumahnya kelak di akhirat, dan berkata padanya, "Bergembiaralah, wahai sahabat Allah, itulah rumahmu kelak, bergembiralah dalam masa-masa menunggumu".
Wallahu a'lam bish-shawab.
Datangnya Kematian Menurut Al Qur'an :
1. Kematian bersifat memaksa dan siap menghampiri manusia walaupun kita berusaha menghindarkan resiko-resiko kematian.
Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh". Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. (QS. Ali Imran, 3:154)
2. Kematian akan mengejar siapapun meskipun ia berlindung di balik benteng yang kokoh atau berlindung di balik teknologi kedokteran yang canggih serta ratusan dokter terbaik yang ada di muka bumi ini.
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)".
Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun? (QS. An-Nisa 4:78)
3. Kematian akan mengejar siapapun walaupun ia lari menghindar.
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS. al-Jumu'ah, 62:8)
4. Kematian datang secara tiba-tiba.
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS, Luqman 31:34)
5. Kematian telah ditentukan waktunya, tidak dapat ditunda atau dipercepat.
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Munafiqun, 63:11)
Dahsyatnya Rasa Sakit Saat Sakaratul Maut
Sabda Rasulullah SAW : "Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang" (HR Tirmidzi)
Sabda Rasulullah SAW : "Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?" (HR Bukhari)
Atsar (pendapat) para sahabat Rasulullah SAW.
Ka'b al-Ahbar berpendapat : "Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa".
Imam Ghozali berpendapat : "Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki".
Imam Ghozali juga mengutip suatu riwayat ketika sekelompok Bani Israil yang sedang melewati sebuah pekuburan berdoa pada Allah SWT agar Ia menghidupkan satu mayat dari pekuburan itu sehingga mereka bisa mengetahui gambaran sakaratul maut. Dengan izin Allah melalui suatu cara tiba-tiba mereka dihadapkan pada seorang pria yang muncul dari salah satu kuburan. "Wahai manusia !", kata pria tersebut. "Apa yang kalian kehendaki dariku? Limapuluh tahun yang lalu aku mengalami kematian, namun hingga kini rasa perih bekas sakaratul maut itu belum juga hilang dariku."
Proses sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeda untuk setiap orang, dan tidak dapat dihitung dalam ukuran detik seperti hitungan waktu dunia ketika kita menyaksikan detik-detik terakhir kematian seseorang. Mustafa Kemal Attaturk, bapak modernisasi (sekularisasi) Turki, yang mengganti Turki dari negara bersyariat Islam menjadi negara sekular, dikabarkan mengalami proses sakaratul maut selama 6 bulan (walau tampak dunianya hanya beberapa detik), seperti dilaporkan oleh salah satu keturunannya melalui sebuah mimpi.
Rasa sakit sakaratul maut dialami setiap manusia, dengan berbagai macam tingkat rasa sakit, ini tidak terkait dengan tingkat keimanan atau kezhaliman seseorang selama ia hidup. Sebuah riwayat bahkan mengatakan bahwa rasa sakit sakaratul maut merupakan suatu proses pengurangan kadar siksaan akhirat kita kelak. Demikianlah rencana Allah. Wallahu a'lam bis shawab.
Sakaratul Maut Orang-orang Zhalim
Imam Ghozali mengutip sebuah riwayat yang menceritakan tentang keinginan Ibrahim as untuk melihat wajah Malaikatul Maut ketika mencabut nyawa orang zhalim. Allah SWT pun memperlihatkan gambaran perupaan Malaikatul Maut sebagai seorang pria besar berkulit legam, rambut berdiri, berbau busuk, memiliki dua mata, satu di depan satu di belakang, mengenakan pakaian serba hitam, sangat menakutkan, dari mulutnya keluar jilatan api, ketika melihatnya Ibrahim as pun pingsan tak sadarkan diri. Setelah sadar Ibrahim as pun berkata bahwa dengan memandang wajah Malaikatul Maut rasanya sudah cukup bagi seorang pelaku kejahatan untuk menerima ganjaran hukuman kejahatannya, padahal hukuman akhirat Allah jauh lebih dahsyat dari itu.
Kisah ini menggambarkan bahwa melihat wajah Malakatul Maut saja sudah menakutkan apalagi ketika sang Malaikat mulai menyentuh tubuh kita, menarik paksa roh dari tubuh kita, kemudian mulai menghentak-hentak tubuh kita agar roh (yang masih cinta dunia dan enggan meninggalkan dunia) lepas dari tubuh kita ibarat melepas akar serabut-serabut baja yang tertanam sangat dalam di tanah yang terbuat dari timah keras.
Itulah wajah Malaikatul Maut yang akan mendatangi kita kelak dan memisahkan roh dari tubuh kita. Itulah wajah yang seandainya kita melihatnya dalam mimpi sekalipun maka kita tidak akan pernah lagi bisa tertawa dan merasakan kegembiraan sepanjang sisa hidup kita.
Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata):
"Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS. Al-An'am 6:93) (Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat lalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); "Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun". (Malaikat menjawab): "Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan". Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu. (QS, An-Nahl, 16 : 28-29)
Di akhir sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan padanya wajah dua Malaikat Pencatat Amal. Kepada orang zhalim, si malaikat akan berkata, "Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik, engkaulah yang membuat kami terpaksa hadir ke tengah-tengah perbuatan kejimu, dan membuat kami hadir menyaksikan perbuatan burukmu, memaksa kami mendengar ucapan-ucapan burukmu. Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik !" Ketika itulah orang yang sekarat itu menatap lesu ke arah kedua malaikat itu.
Ketika sakaratul maut hampir selesai, dimana tenaga mereka telah hilang dan roh mulai merayap keluar dari jasad mereka, maka tibalah saatnya Malaikatul Maut mengabarkan padanya rumahnya kelak di akhirat. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Tak seorangpun diantara kalian yang akan meninggalkan dunia ini kecuali telah diberikan tempat kembalinya dan diperlihatkan padanya tempatnya di surga atau di neraka".
Dan inilah ucapan malaikat ketika menunjukkan rumah akhirat seorang zhalim di neraka, "Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak, bersiaplah engkau merasakan siksa neraka". Naudzu bila min dzalik!
Sakaratul Maut Orang-orang Yang Bertaqwa
Sebaliknya Imam Ghozali mengatakan bahwa orang beriman akan melihat rupa Malaikatul Maut sebagai pemuda tampan, berpakaian indah dan menyebarkan wangi yang sangat harum.
Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan) kebaikan". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Assalamu alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". (QS, An-Nahl, 16 : 30-31-32)
Dan saat terakhir sakaratul mautnya, malaikatpun akan menunjukkan surga yang akan menjadi rumahnya kelak di akhirat, dan berkata padanya, "Bergembiaralah, wahai sahabat Allah, itulah rumahmu kelak, bergembiralah dalam masa-masa menunggumu".
Wallahu a'lam bish-shawab.
TENTANG HADITS
I. PENDAHULUAN
A. SEJARAH SINGKAT PENULISAN DAN PEMBUKUAN HADITS
Pada masa permulaan Al-Qur’an masih diturunkan, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang menulis hadits karena dikhawatirkan akan bercampur baur dengan penulisan Al-Qur’an. Pada masa itu, disamping menyuruh menulis Al-Qur’an, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga menyuruh menghafalkan ayat-ayat Al-Qur’an.
Pelarangan penulisan hadits ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:
# “Janganlah kamu menulis sesuatu dariku, dan barangsiapa telah menulis sesuatu dariku selain Al-Qur’an hendaklah ia menghapusnya, dan ceritakan dariku, tidak ada keberatan (kamu ceritakan apa yang kamu dengar dariku). Dan barangsiapa berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia menyediakan tempat duduknya di dalam neraka.” (HR. Muslim)
Jumhur Ulama berpendapat bahwa hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang melarang penulisan hadits tersebut sudah dinasakh dengan hadits-hadits lain yang mengizinkannya antara lain hadits yang disabdakan pada ‘amulfath (tahun. VIII H) yang berbunyi: “Tulislah untuk Abu Syah”
Demikian pula dengan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada sahabat Abdullah bin Amr yang menunjukkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengizinkan menuliskan hadits.
Walaupun beberapa sahabat sudah ada yang menulis hadits, namun hadits masih belum dibukukan sebagaimana Al-Qur’an. Keadaan demikian ini berlangsung sampai akhir Abad I H. Umat Islam terdorong untuk membukukan hadits setelah Agama Islam tersiar di daerah-daerah yang makin luas dan para sahabat terpencar di daerah-daerah yang berjauhan bahkan banyak di antara mereka yang wafat.
Tatkala Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah (tahun 99 s/d 101 H), beliau menginstruksikan kepada para Gubernur agar menghimpun dan menulis hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Instruksi beliau mengenai penulisan hadits ini antara lain ditujukan kepada Abubakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm yang ketika itu menjabat sebagai Gubernur Madinah.
Menurut Dr. Ahmad Amin dalam kitabnya Dhuhal Islam, Abubakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm tidak lagi meneruskan penulisan hadits ini karena setelah khalifah wafat, dia tidak lagi menjabat sebagai Gubernur.
Menurut pendapat yang populer di kalangan ulama hadits, yang pertama-tama menghimpun hadits serta membukukannya adalah Ibnu Syihab Az-Zuhri, kemudian diikuti oleh ulama-ulama di kota-kota besar yang lain.
Penulisan dan pembukuan hadits Nabi ini dilanjutkan dan disempurnakan oleh ulama-ulama hadits pada abad berikutnya, sehingga menghasilkan kitab-kitab yang besar seperti kitab Al-Muwaththa’, Kutubus Sittah dan lain sebagainya.
B. PENDAPAT PARA ULAMA TENTANG MENGAMALKAN HADITS DHAIF/LEMAH
Suatu hadits dikatakan dhaif apabila hadits tersebut sanadnya terputus atau ada cacat/cela pada perawinya, seperti: berbuat dusta, tersangka dusta (baik sangkaan itu dalam bidang meriwayatkan hadits atau lainnya), sering melakukan kesalahan, sering keliru, sering lengah, sering melakukan perbuatan maksiat, salah sangka, bertentangan dengan perawi yang lain yang lebih baik, jelek hafalannya, dll.
Ulama-ulama hadits telah sepakat bahwa kita tidak boleh mengamalkan hadits dhaif dalam bidang hukum/menentukan hukum sesuatu. Tetapi mereka berbeda pendapat tentang mempergunakannya dalam bidang:
1. Fadha ‘ilul A’mal (Keutamaan-Keutamaan Amal)
Yaitu hadits-hadits yang menerangkan tentang keutamaan-keutamaan amal yang sifatnya sunnah ringan, yang sama sekali tidak terkait dengan masalah hukum yang qath’i, juga tidak terkait dengan masalah aqidah dan juga tidak terkait dengan dosa besar.
2. At-Targhiib (Memotivasi)
Yaitu hadits-hadits yang berisi pemberian semangat untuk mengerjakan suatu amal dengan janji Pahala dan Surga.
3. At-Tarhiib (Menakuti)
Yaitu hadits-hadits yang berisi ancaman Neraka dan hal-hal yang mengerikan bagi orang yang mengerjakan suatu perbuatan.
4. Kisah-kisah Tentang Para Nabi Dan Orang-Orang Sholeh
5. Do’a Dan Dzikir
Yaitu hadits-hadits yang berisi lafazh-lafazh do’a dan dzikir.
Menurut Al-Bukhari, Muslim, Abu Bakar Ibnul ‘Araby, Ibnu Hazm dan segenap pengikut Dawud Adz-Dzahiry: kita tidak boleh mengamalkan hadits dhaif dalam bidang apapun juga walaupun untuk menerangkan fadha ‘ilul a’mal, supaya orang tidak mengatas namakan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, perkataan/perbuatan yang tidak disabdakan/diperbuat oleh beliau, dan supaya orang tidak mengi’tiqatkan sunnahnya sesuatu yang sebenarnya tidak dikerjakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam atau belum tentu dikerjakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, yang membawa akibat kita diancam oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam masuk ke dalam neraka karena berdusta atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana sabda beliau:
# “Barangsiapa menceritakan sesuatu hal daripadaku, padahal ia tahu bahwa hadits itu bukanlah dariku, maka orang itu termasuk golongan pendusta.” (HR. Muslim)
# “Barangsiapa berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia menyediakan tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Syaikh Abu Syammah berpendapat bahwa seseorang tidak boleh menyebutkan suatu hadits dhaif melainkan ia wajib menerangkan kelemahannya. [Lihat al-Baits ‘ala Inkari Bida’ wal Hawadits (hal. 54) dan Tamaamul Minnah fiit Ta’liq ‘ala Fiqhis Sunnah hal. 32-33.]
Sedangkan menurut imam An-Nawawi dan sebagian ulama hadits dan para fuqaha: kita boleh mempergunakan hadits yang dhaif untuk fadha ‘ilul a’mal, baik untuk yang bersifat targhib maupun yang bersifat tarhib, yaitu sepanjang hadits tersebut belum sampai ke derajat maudhu (palsu). Imam An-Nawawi memperingatkan bahwa diperbolehkannya hal tersebut bukan untuk menetapkan hukum, melainkan hanya untuk menerangkan keutamaan amal, yang hukumnya telah ditetapkan oleh hadits shahih, setidak-tidaknya hadits hasan.
Menurut Imam Asy-Syarkhawi dalam kitab Al-Qaulul Badi’, bahwa Ibnu Hajar memperbolehkan untuk mengamalkan hadits dhaif dalam bidang targhib dan tarhib dengan tiga syarat berikut:
1. Kedhaifan hadits tersebut tidaklah seberapa, yaitu: hadits itu tidak diriwayatkan oleh orang-orang yang dusta, atau yang tertuduh dusta atau yang sering keliru dalam meriwayatkan hadits.
2. Keutamaan perbuatan yang terkandung dalam hadits dhaif tersebut sudah termasuk dalam dalil yang lain (baik Al-Qur’an maupun hadits shahih) yang bersifat umum, sehingga perbuatan itu tidak termasuk perbuatan yang sama sekali tidak mempunyai asal/dasar.
3. Tatkala kita mengamalkan hadits dhaif tersebut, janganlah kita mengi’tiqadkan bahwa perbuatan itu telah diperbuat oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam atau pernah disabdakan beliau, yaitu agar kita tidak mengatas namakan sesuatu pekerjaan yang tidak diperbuat atau disabdakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Syarat yang kedua dan ketiga tersebut di atas sangat ditekankan dan ditegaskan oleh Ibnu Salam, sedangkan syarat yang pertama disetujui oleh semua ulama.
Imam Ahmad berkata: “Hadits dhaif itu lebih baik dari qiyas.” Yang dimaksud oleh Imam Ahmad dengan hadits dhaif tersebut adalah hadits yang setingkat dengan hadits hasan, karena pada masa Imam Ahmad belum ada pembagian hadits menjadi tiga kelompok, yaitu shahih, hasan dan dhaif. Yang ada baru pembagian hadits atas dua kelompok, yaitu shahih dan dhaif saja.
Pembagian hadits dari dua kelompok saja (hadits shahih dan hadits dhaif) menjadi tiga kelompok (hadits shahih, hadits hasan dan hadits dhaif) dilakukan oleh Imam At-Tirmidzi dan kemudian diikuti oleh ulama-ulama berikutnya, dimana hadits dhaif yang tidak seberapa kelemahannya dikelompokkan sebagai hadits hasan.
C. PERNYATAAN PARA IMAM MADZHAB UNTUK MENGIKUTI SUNNAH DAN MENINGGALKAN YANG MENYALAHI SUNNAH
1. Imam Abu Hanifah rahimahullah (Imam Hanafi)
Imam madzhab yang pertama adalah Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit. Para muridnya telah meriwayatkan berbagai macam perkataan dan pernyataan beliau yang seluruhnya mengandung satu tujuan, yaitu kewajiban berpegang teguh pada Hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan meninggalkan sikap taqlid/membeo pendapat-pendapat para imam bila bertentangan dengan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Ucapan beliau:
# “Jika suatu Hadits shahih, itulah madzhabku.”
[Ibnu Abidin dalam Kitab Al-Hasyiah 1/63 dan Kitab Rasmul Mufti 1/4 dari kumpulan tulisan Ibnu Abidin. Juga oleh Syaikh Shalih Al-Filani dalam Kitab Iqazhu Al-Humam hlm. 62 dan lain-lain. Ibnu Abidin menukil dari Syarah Al-Hidayah, karya Ibnu Syahnah Al-Kabir, seorang guru Ibnul Humam, yang berbunyi:
“Bila suatu Hadits shahih sedangkan isinya bertentangan dengan madzhab kita, yang diamalkan adalah Hadits. Hal ini merupakan madzhab beliau dan tidak boleh seorang muqallid menyalahi Hadits shahih dengan alasan dia sebagai pengikut Hanafi, sebab secara sah disebutkan dari Imam Abu Hanifah bahwa beliau berpesan: “Jika suatu Hadits shahih, itulah madzhabku.” Begitu juga Imam Ibnu Abdul Barr meriwayatkan dari Abu Hanifah dan para imam lain pesan semacam itu]
# “Tidak halal bagi seseorang mengikuti perkataan kami bila ia tidak tahu dari mana kami mengambil sumbernya.”
[Ibnu ‘Abdul Barr dalam Kitab Al-Intiqa fi Dadhail Ats-Tsalasah Al-Aimmah Al Fuqaha hlm. 145, Ibnul Qayyim, I’lamul Muwaqqi’in II/309, Ibnu ‘Abidin dalam Hasyiyah Al-Bahri Ar-Raiq VI/293, dan Rasmu Al-Mufti hlm. 29 dan 32, Sya’rani dalam Al-Mizan I/55 dengan riwayat kedua, sedang riwayat ketiga diriwayatkan Abbas Ad-Darawi dalam At-Tarikh, karya Ibnu Ma’in VI/77/1 dengan sanad shahih dari Zufar. Semakna dengan itu diriwayatkan dari beberapa orang sahabatnya, yaitu: Zufar, Abu Yusuf, dan Afiyah bin Yazid, seperti termaktub dalam Al-Iqazh hlm. 52. Ibnul Qayyim menegaskan shahihnya riwayat ini dari Abu Yusuf II/344 dan memberi keterangan tambahan dalam Ta’liqnya terhadap Kitab Al-Iqazh hlm. 65, dikutip dari Ibnu ‘Abdul Barr, Ibnul Qayyim dan lain-lain]
# “Kalau saya mengemukakan suatu pendapat yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tinggalkanlah pendapatku itu.”
[Al-Filani dalam Kitab Al-Iqazh hlm. 50, menisbatkan kepada Imam Muhammad juga, kemudian ujarnya:
“Hal semacam ini dan lain-lainnya yang serupa bukanlah merupakan sifat mujtahid, sebab dia tidak mendasarkan hal itu pada pendapat mereka, bahkan hal semacam ini merupakan sifat muqallid.”]
2. Imam Malik bin Anas (Imam Maliki)
Imam Malik bin Anas menyatakan:
# “Saya hanyalah seorang manusia, terkadang salah, terkadang benar. Oleh karena itu, telitilah pendapatku. Bila sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah, ambillah; dan bila tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah, tinggalkanlah.”
[Ibnu ‘Abdul Barr dan dari dia juga Ibnu Hazm dalam Kitabnya Ushul Al-Ahkam VI/149, begitu pula Al-Fulani hlm. 72]
# “Siapa pun perkataannya bisa ditolak dan bisa diterima, kecuali hanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri.”
[Di kalangan ulama mutaakhir hal ini populer dinisbatkan kepada Imam Malik dan dinyatakan shahihnya oleh Ibnu ‘Abdul Hadi dalam Kitabnya Irsyad As-Salik I/127. Diriwayatkan juga oleh Ibnu Abdul Barr dalam Kitab Al-Jami’ II/291, Ibnu Hazm dalam Kitab Ushul Al-Ahkam VI/145, 179, dari ucapan Hakam bin Utaibah dan Mujahid. Taqiyuddin Subuki menyebutkannya dalam Kitab Al-Fatawa I/148 dari ucapan Ibnu ‘Abbas. Karena ia merasa takjub atas kebaikan pernyataan itu, ia berkata:
“Ucapan ini diambil oleh Mujahid dari Ibnu ‘Abbas, kemudian Malik mengambil ucapan kedua orang itu, lalu orang-orang mengenalnya sebagai ucapan beliau sendiri.”]
# “Ibnu Wahhab berkata: “Saya pernah mendengar Malik menjawab pertanyaan orang tentang menyela-nyela jari-jari kaki di dalam wudhu, jawabnya: ‘Hal itu bukan urusan manusia.’” Ibnu Wahhab berkata: “Lalu saya tinggalkan beliau sampai orang-orang yang mengelilinginya tinggal sedikit, kemudian saya berkata kepadanya: ‘Kita mempunyai Hadits mengenai hal tersebut.’ Dia bertanya: ‘Bagaimana Hadits itu?’ Saya jawab: ‘Laits bin Sa’ad, Ibnu Lahi’ah, ‘Amr bin Harits, meriwayatkan kepada kami dan Yazid bin ‘Amr Al-Mu’afiri, dari Abi ‘Abdurrahman Al-Habali, dari Mustaurid bin Syaddad Al-Qurasyiyyi, ujarnya: Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggosokkan jari manisnya pada celah-celah jari-jari kakinya.’ Malik menyahut: ‘Hadits ini hasan, saya tidak mendengar ini sama sekali, kecuali kali ini.’ Kemudian di lain waktu saya mendengar dia ditanya orang tentang hal yang sama, lalu beliau menyuruh orang itu menyela-nyela jari-jari kakinya.”
[Muqaddimah Kitab Al-Jarh Wa At-Ta’dil, karya Ibnu Abi Hatim, hlm. 31-32 dan diriwayatkan secara lengkap oleh Baihaqi dalam Sunan-nya I/81]
3. Imam Syafi’i
Riwayat-riwayat yang dinukil orang dari Imam Syafi'i dalam masalah ini lebih banyak dan lebih bagus [Ibnu Hazm berkata dalam kitabnya VI/118:
"Para ahli fiqh yang ditaqlidi telah menganggap batal taqlid itu sendiri. Mereka melarang para pengikutnya untuk taqlid kepada mereka. Orang yang paling keras dalam melarang taqlid ini adalah Imam Syafi'i. Beliau dengan keras menegaskan agar orang mengikuti Hadits-Hadits yang shahih dan berpegang pada ketetapan-ketetapan yang digariskan dalam hujjah selama tidak ada orang lain yang menyampaikan hujjah yang lebih kuat serta beliau sepenuhnya berlepas diri dari orang-orang yang taqlid kepadanya dan dengan terang-terangan mengumumkan hal ini. Semoga Allah memberi manfaat kepada beliau dan memperbanyak pahalanya. Sungguh pernyataan beliau menjadi sebab mendapatkan kebaikan yang banyak."] dan pengikutnya lebih banyak yang melaksanakan pesannya dan lebih beruntung.
Beliau berpesan antara lain.
# "Setiap orang harus bermadzhab kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan mengikutinya. Apa pun pendapat yang aku katakan atau sesuatu yang aku katakan itu berasal dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tetapi ternyata berlawanan dengan pendapatku, apa yang disabdakan oleh Rasulullah itulah yang menjadi pendapatku."
[HR. Hakim dengan sanad bersambung kepada Imam Syafi'i seperti tersebut dalam kitab Tarikh Damsyiq, karya Ibnu 'Asakir XV/1/3, I'lam Al-Muwaqqi'in II/363-364, Al-Iqazh hlm. 100]
# "Seluruh kaum muslim telah sepakat bahwa orang yang secara jelas telah mengetahui suatu Hadits dari Rasulullah tidak halal meninggalkannya guna mengikuti pendapat seseorang"
[Ibnul Qayyim II/361, dan Al-Filani hlm. 68]
# "Bila kalian menemukan dalam kitabku sesuatu yang berlainan dengan Hadits Rasulullah, peganglah Hadits Rasulullah itu dan tinggalkanlah pendapatku itu"
[Harawi dalam kitab Dzamm Al-Kalam III/47/1, Al-Khathib dalam Ihtijaj Bi Asy-Syafi'i VIII/2, Ibnu Asakir XV/9/1, Nawawi dalam Al-Majmu' I/63, Ibnul Qayyim II/361, Al-Filani hlm. 100 dan riwayat lain oleh Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah IX/107 dan Ibnu Hibban dalam Shahih-nya III/284, Al-Ihsan dengan sanad yang shahih dari beliau, riwayat semakna]
# "Bila suatu Hadits shahih, itulah madzhabku"
[Nawawi, dalam Al-Majmu', Sya'rani I/57 dan ia nisbatkan kepada Hakim dan Baihaqi, Filani hlm. 107. Sya'rani berkata:
"Ibnu Hazm menyatakan Haditst ini shahih menurut penilaiannya dan penilaian imam-imam yang lain."]
# "Kalian lebih tahu tentang Hadits dan para rawinya daripada aku. Apabila suatu Hadits itu shahih, beritahukanlah kepadaku biar di mana pun orangnya, apakah di Kuffah, Bashrah, atau Syam, sampai aku pergi menemuinya."
[Ucapan ini ditujukan kepada Imam Ahmad bin Hanbal, diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dalam kitab Adabu Asy-Syafi'i hlm. 94-95, Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah IX/106, Al-Khatib dalam Al-Ihtijaj VIII/1, diriwayatkan pula oleh Ibnu 'Asakir dari beliau XV/9/1, Ibnu 'Abdil Barr dalam Intiqa hlm. 75, Ibnu Jauzi dalam Manaqib Imam Ahmad hlm. 499, Al-Harawi II/47/2 dengan tiga sanad, dari ‘Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, dari bapaknya, bahwa Imam Syafi'i pernah berkata kepadanya: "..... Hal ini shahih dari beliau. Oleh karena itu, Ibnu Qayyim menegaskan penisbatannya kepada Imam Ahmad dalam Al-I'lam II/325 dan Fulani dalam Al-Iqazh hlm. 152." Selanjutnya, beliau berkata: "Baihaqi berkata: 'Oleh karena itu, Imam Syafi'i banyak mengikuti Hadits. Beliau mengambil ilmu dari ulama Hijaz, Syam, Yaman, dan Iraq'. Beliau mengambil semua Hadits yang shahih menurut penilaiannya tanpa pilih kasih dan tidak bersikap memihak kepada madzhab yang tengah digandrungi oleh penduduk negerinya, sekalipun kebenaran yang dipegangnya menyalahi orang lain. Padahal ada ulama-ulama sebelumnya yang hanya membatasi diri pada madzhab yang dikenal di negerinya tanpa mau berijtihad untuk mengetahui kebenaran pendapat yang bertentangan dengan dirinya." Semoga Allah mengampuni kami dan mereka."]
# "Bila suatu masalah ada Haditsnya yang sah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menurut kalangan ahli Hadits, tetapi pendapatku menyalahinya, pasti aku akan mencabutnya, baik selama aku hidup maupun setelah aku mati."
[Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah IX/107, Al-Harawi 47/1, Ibnul Qayyim dalam Al-I'lam II/363 dan Al-Filani hlm. 104]
# "Bila kalian mengetahui aku mengatakan suatu pendapat yang ternyata menyalahi Hadits Nabi yang shahih, ketahuilah bahwa hal itu berarti pendapatku tidak berguna."
[Ibnu Abi Hatim dalam Adabu Asy-Syafi'i hlm. 93, Abul Qasim Samarqandi dalam Al-Amali seperti pada Al-Muntaqa, karya Abu Hafs Al-Muaddib I/234, Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah IX/106, dan Ibnu Asakir 15/10/1 dengan sanad shahih]
# "Setiap perkataanku bila berlainan dengan riwayat yang shahih dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Hadits Nabi lebih utama dan kalian jangan bertaqlid kepadaku."
[Ibnu Abi Hatim hlm. 93, Abu Nu'aim dan Ibnu 'Asakir 15/9/2 dengan sanad shahih]
# "Setiap Hadits yang datang dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, berarti itulah pendapatku, sekalipun kalian tidak mendengarnya sendiri dari aku."
[Ibnu Abi Hatim, hal. 93-94]
4. Imam Ahmad bin Hanbal (Imam Hambali)
Ahmad bin Hambal merupakan seorang iman yang paling banyak menghimpun Haditsts dan berpegang teguh padanya., sehingga beliau benci menjamah koitab-kitab yang memuat masalah furu’ dan ra’yu [Ibnu Jauzi dalam Al-Manaqib hlm. 192 ]
Beliau menyatakan sebagai berikut :
# “Janganlah engkau taqlid kepadaku atau kepada Malik, Syafi’i, Auza’i, dan Tsauri, tetapi ambillah dari sumber mereka mengambil.”
[Al- Filani hlm. 113 dan Ibnul Qayyim dalam Al-I’lam II/302]
Pada riwayat lain disebutkan:
# “Janganlah kamu taqlid kepada siapa pun dari mereka dalam urusan agamamu. Apa yang datang dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya, itulah hendaknya yang kamu ambil. Adapun tentang tabi’in, setiap orang boleh memilihnya (menolak atau menerima).” Kali lain dia berkata: “Yang dinamakan ittiba’ yaitu mengikuti apa yang datang dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya, sedangkan yang datang daripara tabi’in boleh di pilih.”
[Abu Dawud dalam Masa’il Imam Ahmad hlm. 276-277].
# “Pendapat Auza’i, Malik, dan Abu Hanifah adalah ra’yu (pikiran). Bagi saya semua ra’yu sama saja, tetapi yang menjadi hujjah agama adalah yang ada pada Atsar (Hadits).”
[Ibnu Abdul Barr dalam Al-Jami’ II/149]
# “Barangsiapa yang menolak Hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dia berada di jurang kehancuran.”
[Ibnu Jauzi hlm. 142]
D. WAJIBKAH TERIKAT PADA SATU MADZHAB SAJA?
1. Pendapat Mayoritas Ulama Ushul: Tidak Wajib Berpegang Pada Satu Madzhab Saja
Mereka mengatakan bahwa sorang muslim tidak diwajibkan untuk berpegang kepada satu imam saja dalam semua masalah dan kejadian dalam kaitannya dengan hukum syariah. Tetapi bila dia ingin bertaqlid kepada hanya salah satu di antara mujtahid / madzhab itu, dibolehkan.
Menurut mereka seseorang dibenarkan untuk bermadzhab dengan madzhab tertentu seperti Al-Hanafiyah, Al-Malikiyah, Asy-Syafi`iyyah, Al-Hanabilah dan madzhab fiqih lainnya. Tetapi tidak berarti dia harus terpaku secara terus menerus pada pendapat dalam madzhab itu saja.
Hal ini karena memang tidak ada perintah dari Allah maupun Rasul-Nya yang mewajibkan untuk berpegang kepada satu pendapat saja dari pendapat yang telah diberikan ulama. Yang ada justru perintah untuk bertanya kepada ahli ilmu secara umum, yaitu mereka yang memang memiliki kemampuan pemahaman syariat Islam, tetapi tidak harus terpaku pada satu orang atau madzhab saja.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
# “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl: 43)
# “Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu, melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.” (QS. Al-Anbiya`: 7)
Para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu dan juga para tabi`in pun tidak terpaku pada satu pendapat saja dari ulama mereka. Mereka akan bertanya kepada siapa saja yang memang layak untuk memberi fatwa dan memiliki ilmu tentang hal tersebut.
Maka tidaklah pada tempatnya bila kita saat ini membuat kotak-kotak sendiri dan mengatakan bahwa setiap orang harus berpegang teguh pada satu pendapat saja dan tidak boleh berpindah madzhab.
Bahkan pada hakikatnya, setiap madzhab besar yang ada itupun sering berganti pendapat juga. Lihatlah bagaimana dahulu Al-Imam Asy-Syafi’i merevisi madzhab qadimnya dengan madzhab jadid.
Bahkan tidak sedikit diantara mereka yang masih menggantungkan pendapat kepada masukan dari orang lain. Misalnya ungkapan paling masyhur dari mereka adalah: “Apabila suatu hadits itu shahih, maka menjadi madzhabku.” Itu berarti seorang imam bisa saja tawaqquf (belum berpendapat) atau memberikan peluang berubahnya fatwa bila terbukti ada dalil yang lebih kuat. Maka perubahan pendapat dalam madzhab itu sangat mungkin terjadi.
Bila di dalam sebuah madzhab bisa dimungkinkan terjadinya perubahan fatwa, maka hal itu juga bermakna bahwa bisa saja seorang berpindah pendapat dari satu kepada yang lainnya.
2. Pendapat Yang Mewajibkan Berpegang Pada Satu Madzhab Saja
Meski demikian, kita juga tidak mengingkari adanya pendapat sebagian dari ulama ushul yang mewajibkan seseorang untuk berpegang kepada satu madzhab saja.
Dalilnya adalah bahwa seseorang wajib mengikuti apa yang menurutnya lebih rajih atau lebih mendekati kebenaran. Dan bila seseorang sudah yakin bahwa madzhab yang dianutnya itu yang paling rajih, maka tidak boleh baginya mencari pendapat di luar madzhabnya.
Untuk argumentasi mereka ini, kita bisa menjawab bahwa tidak ada kewajiban bagi kita untuk harus selalu mengambil pendapat yang rajih. Terkadang untuk suatu kondisi darurat tertentu, kita masih dibolehkan untuk mengambil pendapat yang tidak rajih.
Dan mengenai kebolehan mengambil yang marjuh (mafdhul) dan meninggalkan yang rajih (afdhal), ada beberapa ketetapan para ulama ushul, antara lain:
# Al-Qadhi Atha’ bin Hamzah berkata,
“Seorang qadhi boleh berpindah keluar madzhabnya oleh sebab darurat.”
# As-Shahkafi dalam Nash Ad-Dur Al-Mukhtar,
“Seorang qadhi dibolehkan mengerjakan amal yang kurang masyhur dalam madzhabnya bila Sultan menetapkan hal itu.”
# Al-Mi’raj ‘An Fakhril Ummah:
“Kebolehan amal dan fatwa dengan perkataan yang dhaif dalam keadaan darurat.”
# Ad-Dasuqi al-Maliki berkata,
“Dibolehkan beramal dengan yang dhaif bagi seseorang untuk masalah dirinya atau juga dalam fatwa bila dipastikan adanya kedaruratan oleh mufti itu.”
E. PANDANGAN AL-QUR’AN DAN HADITS TENTANG PERBEDAAN PENDAPAT
1. Ketidak-Utamaan Perbedaan Pendapat
# "Janganlah kamu berselisih, karena kamu akan menjadi lemah dan hilang kewibawaan kamu." (QS. Al-Anfal: 46)
# "Janganlah kamu seperti orang-orang yang musyrik, yaitu mereka mencerai-beraikan agamanya dan bergolong-golongan. Dan setiap golongan berbangga dengan apa yang ada pada golongan mereka." (QS. Ar-Rum: 31-32)
# "Mereka terus-menerus berselisih kecuali orang yang mendapatkan rahmat dari Tuhannya." (QS. Hud: 118-119)
# "Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa." (QS. Al-An’am: 153)
2. Mencari Jalan Keluar Apabila Terjadi Perbedaan Pendapat
# "Jika kamu berselisih pendapat maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul-Nya (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisa’: 59)
# Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
“Di kalangan orang-orang terdahulu ada seorang laki-laki yang telah membunuh 99 orang, lalu dia mencari orang yang banyak ilmunya, kemudian dia ditunjukkan kepada seorang rahib, lalu dia mendatanginya, kemudian dia katakan bahwa dia telah membunuh 99 orang, apakah tobatnya bisa diterima? Rahib itu menjawab, Tidak bisa.” Laki-laki itu membunuh rahib tersebut, sehingga genaplah 100 orang yang telah dibunuhnya.
Kemudian laki-laki itu mencari orang lain lagi yang paling banyak ilmunya, lalu dia ditunjukkan kepada seorang yang alim (berilmu), kemudian dia mengatakan bahwa dia telah membunuh 100 orang, apakah tobatnya bisa diterima? Orang alim itu menjawab, “Bisa. Tidak ada penghalang antara kamu dengan tobatmu. Pergilah ke daerah begini dan begini, karena di sana banyak orang yang beribadah kepada Allah Azza wa Jalla, lalu beribadahlah kepada Allah Azza wa Jalla bersama mereka dan janganlah kamu kembali ke daerahmu, karena daerahmu memang jelek.”
Laki-laki itu pergi. Sesampainya di tengah perjalanan dia mati, maka malaikat Rahmat berbantahan dengan Malaikat Adzab. Kata malaikat Rahmat, “Orang ini pergi untuk bertobat dengan menghadap kepada Allah dengan sepenuh hati.” Kata malaikat Adzab, “Orang ini tidak berbuat kebaikan sama sekali.”
Kemudian mereka didatangi oleh satu malaikat lain dalam wujud manusia, lalu mereka meminta keputusan kepadanya. Kata dia, “Ukurlah jarak yang terdekat dengan orang yang mati ini dari tempat berangkatnya dan dari tempat tujuannya. Ke mana yang lebih dekat maka itulah keputusannya.” Ternyata hasil pengukuran mereka adalah bahwa orang yang mati tersebut lebih dekat ke tempat tujuannya, maka dia dalam genggaman malaikat Rahmat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di atas menjelaskan kepada kita bahwa:
1. Para malaikatpun tidak terlepas dari perbedaan pendapat.
2. Perbedaan pendapat tidak dibiarkan berlangsung terus tanpa penyelesaian.
3. Perbedaan pendapat diselesaikan dengan mengambil cara/pendapat yang terbaik/ter-shahih.
A. SEJARAH SINGKAT PENULISAN DAN PEMBUKUAN HADITS
Pada masa permulaan Al-Qur’an masih diturunkan, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang menulis hadits karena dikhawatirkan akan bercampur baur dengan penulisan Al-Qur’an. Pada masa itu, disamping menyuruh menulis Al-Qur’an, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga menyuruh menghafalkan ayat-ayat Al-Qur’an.
Pelarangan penulisan hadits ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:
# “Janganlah kamu menulis sesuatu dariku, dan barangsiapa telah menulis sesuatu dariku selain Al-Qur’an hendaklah ia menghapusnya, dan ceritakan dariku, tidak ada keberatan (kamu ceritakan apa yang kamu dengar dariku). Dan barangsiapa berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia menyediakan tempat duduknya di dalam neraka.” (HR. Muslim)
Jumhur Ulama berpendapat bahwa hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang melarang penulisan hadits tersebut sudah dinasakh dengan hadits-hadits lain yang mengizinkannya antara lain hadits yang disabdakan pada ‘amulfath (tahun. VIII H) yang berbunyi: “Tulislah untuk Abu Syah”
Demikian pula dengan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada sahabat Abdullah bin Amr yang menunjukkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengizinkan menuliskan hadits.
Walaupun beberapa sahabat sudah ada yang menulis hadits, namun hadits masih belum dibukukan sebagaimana Al-Qur’an. Keadaan demikian ini berlangsung sampai akhir Abad I H. Umat Islam terdorong untuk membukukan hadits setelah Agama Islam tersiar di daerah-daerah yang makin luas dan para sahabat terpencar di daerah-daerah yang berjauhan bahkan banyak di antara mereka yang wafat.
Tatkala Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah (tahun 99 s/d 101 H), beliau menginstruksikan kepada para Gubernur agar menghimpun dan menulis hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Instruksi beliau mengenai penulisan hadits ini antara lain ditujukan kepada Abubakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm yang ketika itu menjabat sebagai Gubernur Madinah.
Menurut Dr. Ahmad Amin dalam kitabnya Dhuhal Islam, Abubakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm tidak lagi meneruskan penulisan hadits ini karena setelah khalifah wafat, dia tidak lagi menjabat sebagai Gubernur.
Menurut pendapat yang populer di kalangan ulama hadits, yang pertama-tama menghimpun hadits serta membukukannya adalah Ibnu Syihab Az-Zuhri, kemudian diikuti oleh ulama-ulama di kota-kota besar yang lain.
Penulisan dan pembukuan hadits Nabi ini dilanjutkan dan disempurnakan oleh ulama-ulama hadits pada abad berikutnya, sehingga menghasilkan kitab-kitab yang besar seperti kitab Al-Muwaththa’, Kutubus Sittah dan lain sebagainya.
B. PENDAPAT PARA ULAMA TENTANG MENGAMALKAN HADITS DHAIF/LEMAH
Suatu hadits dikatakan dhaif apabila hadits tersebut sanadnya terputus atau ada cacat/cela pada perawinya, seperti: berbuat dusta, tersangka dusta (baik sangkaan itu dalam bidang meriwayatkan hadits atau lainnya), sering melakukan kesalahan, sering keliru, sering lengah, sering melakukan perbuatan maksiat, salah sangka, bertentangan dengan perawi yang lain yang lebih baik, jelek hafalannya, dll.
Ulama-ulama hadits telah sepakat bahwa kita tidak boleh mengamalkan hadits dhaif dalam bidang hukum/menentukan hukum sesuatu. Tetapi mereka berbeda pendapat tentang mempergunakannya dalam bidang:
1. Fadha ‘ilul A’mal (Keutamaan-Keutamaan Amal)
Yaitu hadits-hadits yang menerangkan tentang keutamaan-keutamaan amal yang sifatnya sunnah ringan, yang sama sekali tidak terkait dengan masalah hukum yang qath’i, juga tidak terkait dengan masalah aqidah dan juga tidak terkait dengan dosa besar.
2. At-Targhiib (Memotivasi)
Yaitu hadits-hadits yang berisi pemberian semangat untuk mengerjakan suatu amal dengan janji Pahala dan Surga.
3. At-Tarhiib (Menakuti)
Yaitu hadits-hadits yang berisi ancaman Neraka dan hal-hal yang mengerikan bagi orang yang mengerjakan suatu perbuatan.
4. Kisah-kisah Tentang Para Nabi Dan Orang-Orang Sholeh
5. Do’a Dan Dzikir
Yaitu hadits-hadits yang berisi lafazh-lafazh do’a dan dzikir.
Menurut Al-Bukhari, Muslim, Abu Bakar Ibnul ‘Araby, Ibnu Hazm dan segenap pengikut Dawud Adz-Dzahiry: kita tidak boleh mengamalkan hadits dhaif dalam bidang apapun juga walaupun untuk menerangkan fadha ‘ilul a’mal, supaya orang tidak mengatas namakan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, perkataan/perbuatan yang tidak disabdakan/diperbuat oleh beliau, dan supaya orang tidak mengi’tiqatkan sunnahnya sesuatu yang sebenarnya tidak dikerjakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam atau belum tentu dikerjakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, yang membawa akibat kita diancam oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam masuk ke dalam neraka karena berdusta atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana sabda beliau:
# “Barangsiapa menceritakan sesuatu hal daripadaku, padahal ia tahu bahwa hadits itu bukanlah dariku, maka orang itu termasuk golongan pendusta.” (HR. Muslim)
# “Barangsiapa berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia menyediakan tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Syaikh Abu Syammah berpendapat bahwa seseorang tidak boleh menyebutkan suatu hadits dhaif melainkan ia wajib menerangkan kelemahannya. [Lihat al-Baits ‘ala Inkari Bida’ wal Hawadits (hal. 54) dan Tamaamul Minnah fiit Ta’liq ‘ala Fiqhis Sunnah hal. 32-33.]
Sedangkan menurut imam An-Nawawi dan sebagian ulama hadits dan para fuqaha: kita boleh mempergunakan hadits yang dhaif untuk fadha ‘ilul a’mal, baik untuk yang bersifat targhib maupun yang bersifat tarhib, yaitu sepanjang hadits tersebut belum sampai ke derajat maudhu (palsu). Imam An-Nawawi memperingatkan bahwa diperbolehkannya hal tersebut bukan untuk menetapkan hukum, melainkan hanya untuk menerangkan keutamaan amal, yang hukumnya telah ditetapkan oleh hadits shahih, setidak-tidaknya hadits hasan.
Menurut Imam Asy-Syarkhawi dalam kitab Al-Qaulul Badi’, bahwa Ibnu Hajar memperbolehkan untuk mengamalkan hadits dhaif dalam bidang targhib dan tarhib dengan tiga syarat berikut:
1. Kedhaifan hadits tersebut tidaklah seberapa, yaitu: hadits itu tidak diriwayatkan oleh orang-orang yang dusta, atau yang tertuduh dusta atau yang sering keliru dalam meriwayatkan hadits.
2. Keutamaan perbuatan yang terkandung dalam hadits dhaif tersebut sudah termasuk dalam dalil yang lain (baik Al-Qur’an maupun hadits shahih) yang bersifat umum, sehingga perbuatan itu tidak termasuk perbuatan yang sama sekali tidak mempunyai asal/dasar.
3. Tatkala kita mengamalkan hadits dhaif tersebut, janganlah kita mengi’tiqadkan bahwa perbuatan itu telah diperbuat oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam atau pernah disabdakan beliau, yaitu agar kita tidak mengatas namakan sesuatu pekerjaan yang tidak diperbuat atau disabdakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Syarat yang kedua dan ketiga tersebut di atas sangat ditekankan dan ditegaskan oleh Ibnu Salam, sedangkan syarat yang pertama disetujui oleh semua ulama.
Imam Ahmad berkata: “Hadits dhaif itu lebih baik dari qiyas.” Yang dimaksud oleh Imam Ahmad dengan hadits dhaif tersebut adalah hadits yang setingkat dengan hadits hasan, karena pada masa Imam Ahmad belum ada pembagian hadits menjadi tiga kelompok, yaitu shahih, hasan dan dhaif. Yang ada baru pembagian hadits atas dua kelompok, yaitu shahih dan dhaif saja.
Pembagian hadits dari dua kelompok saja (hadits shahih dan hadits dhaif) menjadi tiga kelompok (hadits shahih, hadits hasan dan hadits dhaif) dilakukan oleh Imam At-Tirmidzi dan kemudian diikuti oleh ulama-ulama berikutnya, dimana hadits dhaif yang tidak seberapa kelemahannya dikelompokkan sebagai hadits hasan.
C. PERNYATAAN PARA IMAM MADZHAB UNTUK MENGIKUTI SUNNAH DAN MENINGGALKAN YANG MENYALAHI SUNNAH
1. Imam Abu Hanifah rahimahullah (Imam Hanafi)
Imam madzhab yang pertama adalah Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit. Para muridnya telah meriwayatkan berbagai macam perkataan dan pernyataan beliau yang seluruhnya mengandung satu tujuan, yaitu kewajiban berpegang teguh pada Hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan meninggalkan sikap taqlid/membeo pendapat-pendapat para imam bila bertentangan dengan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Ucapan beliau:
# “Jika suatu Hadits shahih, itulah madzhabku.”
[Ibnu Abidin dalam Kitab Al-Hasyiah 1/63 dan Kitab Rasmul Mufti 1/4 dari kumpulan tulisan Ibnu Abidin. Juga oleh Syaikh Shalih Al-Filani dalam Kitab Iqazhu Al-Humam hlm. 62 dan lain-lain. Ibnu Abidin menukil dari Syarah Al-Hidayah, karya Ibnu Syahnah Al-Kabir, seorang guru Ibnul Humam, yang berbunyi:
“Bila suatu Hadits shahih sedangkan isinya bertentangan dengan madzhab kita, yang diamalkan adalah Hadits. Hal ini merupakan madzhab beliau dan tidak boleh seorang muqallid menyalahi Hadits shahih dengan alasan dia sebagai pengikut Hanafi, sebab secara sah disebutkan dari Imam Abu Hanifah bahwa beliau berpesan: “Jika suatu Hadits shahih, itulah madzhabku.” Begitu juga Imam Ibnu Abdul Barr meriwayatkan dari Abu Hanifah dan para imam lain pesan semacam itu]
# “Tidak halal bagi seseorang mengikuti perkataan kami bila ia tidak tahu dari mana kami mengambil sumbernya.”
[Ibnu ‘Abdul Barr dalam Kitab Al-Intiqa fi Dadhail Ats-Tsalasah Al-Aimmah Al Fuqaha hlm. 145, Ibnul Qayyim, I’lamul Muwaqqi’in II/309, Ibnu ‘Abidin dalam Hasyiyah Al-Bahri Ar-Raiq VI/293, dan Rasmu Al-Mufti hlm. 29 dan 32, Sya’rani dalam Al-Mizan I/55 dengan riwayat kedua, sedang riwayat ketiga diriwayatkan Abbas Ad-Darawi dalam At-Tarikh, karya Ibnu Ma’in VI/77/1 dengan sanad shahih dari Zufar. Semakna dengan itu diriwayatkan dari beberapa orang sahabatnya, yaitu: Zufar, Abu Yusuf, dan Afiyah bin Yazid, seperti termaktub dalam Al-Iqazh hlm. 52. Ibnul Qayyim menegaskan shahihnya riwayat ini dari Abu Yusuf II/344 dan memberi keterangan tambahan dalam Ta’liqnya terhadap Kitab Al-Iqazh hlm. 65, dikutip dari Ibnu ‘Abdul Barr, Ibnul Qayyim dan lain-lain]
# “Kalau saya mengemukakan suatu pendapat yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tinggalkanlah pendapatku itu.”
[Al-Filani dalam Kitab Al-Iqazh hlm. 50, menisbatkan kepada Imam Muhammad juga, kemudian ujarnya:
“Hal semacam ini dan lain-lainnya yang serupa bukanlah merupakan sifat mujtahid, sebab dia tidak mendasarkan hal itu pada pendapat mereka, bahkan hal semacam ini merupakan sifat muqallid.”]
2. Imam Malik bin Anas (Imam Maliki)
Imam Malik bin Anas menyatakan:
# “Saya hanyalah seorang manusia, terkadang salah, terkadang benar. Oleh karena itu, telitilah pendapatku. Bila sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah, ambillah; dan bila tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah, tinggalkanlah.”
[Ibnu ‘Abdul Barr dan dari dia juga Ibnu Hazm dalam Kitabnya Ushul Al-Ahkam VI/149, begitu pula Al-Fulani hlm. 72]
# “Siapa pun perkataannya bisa ditolak dan bisa diterima, kecuali hanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri.”
[Di kalangan ulama mutaakhir hal ini populer dinisbatkan kepada Imam Malik dan dinyatakan shahihnya oleh Ibnu ‘Abdul Hadi dalam Kitabnya Irsyad As-Salik I/127. Diriwayatkan juga oleh Ibnu Abdul Barr dalam Kitab Al-Jami’ II/291, Ibnu Hazm dalam Kitab Ushul Al-Ahkam VI/145, 179, dari ucapan Hakam bin Utaibah dan Mujahid. Taqiyuddin Subuki menyebutkannya dalam Kitab Al-Fatawa I/148 dari ucapan Ibnu ‘Abbas. Karena ia merasa takjub atas kebaikan pernyataan itu, ia berkata:
“Ucapan ini diambil oleh Mujahid dari Ibnu ‘Abbas, kemudian Malik mengambil ucapan kedua orang itu, lalu orang-orang mengenalnya sebagai ucapan beliau sendiri.”]
# “Ibnu Wahhab berkata: “Saya pernah mendengar Malik menjawab pertanyaan orang tentang menyela-nyela jari-jari kaki di dalam wudhu, jawabnya: ‘Hal itu bukan urusan manusia.’” Ibnu Wahhab berkata: “Lalu saya tinggalkan beliau sampai orang-orang yang mengelilinginya tinggal sedikit, kemudian saya berkata kepadanya: ‘Kita mempunyai Hadits mengenai hal tersebut.’ Dia bertanya: ‘Bagaimana Hadits itu?’ Saya jawab: ‘Laits bin Sa’ad, Ibnu Lahi’ah, ‘Amr bin Harits, meriwayatkan kepada kami dan Yazid bin ‘Amr Al-Mu’afiri, dari Abi ‘Abdurrahman Al-Habali, dari Mustaurid bin Syaddad Al-Qurasyiyyi, ujarnya: Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggosokkan jari manisnya pada celah-celah jari-jari kakinya.’ Malik menyahut: ‘Hadits ini hasan, saya tidak mendengar ini sama sekali, kecuali kali ini.’ Kemudian di lain waktu saya mendengar dia ditanya orang tentang hal yang sama, lalu beliau menyuruh orang itu menyela-nyela jari-jari kakinya.”
[Muqaddimah Kitab Al-Jarh Wa At-Ta’dil, karya Ibnu Abi Hatim, hlm. 31-32 dan diriwayatkan secara lengkap oleh Baihaqi dalam Sunan-nya I/81]
3. Imam Syafi’i
Riwayat-riwayat yang dinukil orang dari Imam Syafi'i dalam masalah ini lebih banyak dan lebih bagus [Ibnu Hazm berkata dalam kitabnya VI/118:
"Para ahli fiqh yang ditaqlidi telah menganggap batal taqlid itu sendiri. Mereka melarang para pengikutnya untuk taqlid kepada mereka. Orang yang paling keras dalam melarang taqlid ini adalah Imam Syafi'i. Beliau dengan keras menegaskan agar orang mengikuti Hadits-Hadits yang shahih dan berpegang pada ketetapan-ketetapan yang digariskan dalam hujjah selama tidak ada orang lain yang menyampaikan hujjah yang lebih kuat serta beliau sepenuhnya berlepas diri dari orang-orang yang taqlid kepadanya dan dengan terang-terangan mengumumkan hal ini. Semoga Allah memberi manfaat kepada beliau dan memperbanyak pahalanya. Sungguh pernyataan beliau menjadi sebab mendapatkan kebaikan yang banyak."] dan pengikutnya lebih banyak yang melaksanakan pesannya dan lebih beruntung.
Beliau berpesan antara lain.
# "Setiap orang harus bermadzhab kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan mengikutinya. Apa pun pendapat yang aku katakan atau sesuatu yang aku katakan itu berasal dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tetapi ternyata berlawanan dengan pendapatku, apa yang disabdakan oleh Rasulullah itulah yang menjadi pendapatku."
[HR. Hakim dengan sanad bersambung kepada Imam Syafi'i seperti tersebut dalam kitab Tarikh Damsyiq, karya Ibnu 'Asakir XV/1/3, I'lam Al-Muwaqqi'in II/363-364, Al-Iqazh hlm. 100]
# "Seluruh kaum muslim telah sepakat bahwa orang yang secara jelas telah mengetahui suatu Hadits dari Rasulullah tidak halal meninggalkannya guna mengikuti pendapat seseorang"
[Ibnul Qayyim II/361, dan Al-Filani hlm. 68]
# "Bila kalian menemukan dalam kitabku sesuatu yang berlainan dengan Hadits Rasulullah, peganglah Hadits Rasulullah itu dan tinggalkanlah pendapatku itu"
[Harawi dalam kitab Dzamm Al-Kalam III/47/1, Al-Khathib dalam Ihtijaj Bi Asy-Syafi'i VIII/2, Ibnu Asakir XV/9/1, Nawawi dalam Al-Majmu' I/63, Ibnul Qayyim II/361, Al-Filani hlm. 100 dan riwayat lain oleh Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah IX/107 dan Ibnu Hibban dalam Shahih-nya III/284, Al-Ihsan dengan sanad yang shahih dari beliau, riwayat semakna]
# "Bila suatu Hadits shahih, itulah madzhabku"
[Nawawi, dalam Al-Majmu', Sya'rani I/57 dan ia nisbatkan kepada Hakim dan Baihaqi, Filani hlm. 107. Sya'rani berkata:
"Ibnu Hazm menyatakan Haditst ini shahih menurut penilaiannya dan penilaian imam-imam yang lain."]
# "Kalian lebih tahu tentang Hadits dan para rawinya daripada aku. Apabila suatu Hadits itu shahih, beritahukanlah kepadaku biar di mana pun orangnya, apakah di Kuffah, Bashrah, atau Syam, sampai aku pergi menemuinya."
[Ucapan ini ditujukan kepada Imam Ahmad bin Hanbal, diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dalam kitab Adabu Asy-Syafi'i hlm. 94-95, Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah IX/106, Al-Khatib dalam Al-Ihtijaj VIII/1, diriwayatkan pula oleh Ibnu 'Asakir dari beliau XV/9/1, Ibnu 'Abdil Barr dalam Intiqa hlm. 75, Ibnu Jauzi dalam Manaqib Imam Ahmad hlm. 499, Al-Harawi II/47/2 dengan tiga sanad, dari ‘Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, dari bapaknya, bahwa Imam Syafi'i pernah berkata kepadanya: "..... Hal ini shahih dari beliau. Oleh karena itu, Ibnu Qayyim menegaskan penisbatannya kepada Imam Ahmad dalam Al-I'lam II/325 dan Fulani dalam Al-Iqazh hlm. 152." Selanjutnya, beliau berkata: "Baihaqi berkata: 'Oleh karena itu, Imam Syafi'i banyak mengikuti Hadits. Beliau mengambil ilmu dari ulama Hijaz, Syam, Yaman, dan Iraq'. Beliau mengambil semua Hadits yang shahih menurut penilaiannya tanpa pilih kasih dan tidak bersikap memihak kepada madzhab yang tengah digandrungi oleh penduduk negerinya, sekalipun kebenaran yang dipegangnya menyalahi orang lain. Padahal ada ulama-ulama sebelumnya yang hanya membatasi diri pada madzhab yang dikenal di negerinya tanpa mau berijtihad untuk mengetahui kebenaran pendapat yang bertentangan dengan dirinya." Semoga Allah mengampuni kami dan mereka."]
# "Bila suatu masalah ada Haditsnya yang sah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menurut kalangan ahli Hadits, tetapi pendapatku menyalahinya, pasti aku akan mencabutnya, baik selama aku hidup maupun setelah aku mati."
[Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah IX/107, Al-Harawi 47/1, Ibnul Qayyim dalam Al-I'lam II/363 dan Al-Filani hlm. 104]
# "Bila kalian mengetahui aku mengatakan suatu pendapat yang ternyata menyalahi Hadits Nabi yang shahih, ketahuilah bahwa hal itu berarti pendapatku tidak berguna."
[Ibnu Abi Hatim dalam Adabu Asy-Syafi'i hlm. 93, Abul Qasim Samarqandi dalam Al-Amali seperti pada Al-Muntaqa, karya Abu Hafs Al-Muaddib I/234, Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah IX/106, dan Ibnu Asakir 15/10/1 dengan sanad shahih]
# "Setiap perkataanku bila berlainan dengan riwayat yang shahih dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Hadits Nabi lebih utama dan kalian jangan bertaqlid kepadaku."
[Ibnu Abi Hatim hlm. 93, Abu Nu'aim dan Ibnu 'Asakir 15/9/2 dengan sanad shahih]
# "Setiap Hadits yang datang dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, berarti itulah pendapatku, sekalipun kalian tidak mendengarnya sendiri dari aku."
[Ibnu Abi Hatim, hal. 93-94]
4. Imam Ahmad bin Hanbal (Imam Hambali)
Ahmad bin Hambal merupakan seorang iman yang paling banyak menghimpun Haditsts dan berpegang teguh padanya., sehingga beliau benci menjamah koitab-kitab yang memuat masalah furu’ dan ra’yu [Ibnu Jauzi dalam Al-Manaqib hlm. 192 ]
Beliau menyatakan sebagai berikut :
# “Janganlah engkau taqlid kepadaku atau kepada Malik, Syafi’i, Auza’i, dan Tsauri, tetapi ambillah dari sumber mereka mengambil.”
[Al- Filani hlm. 113 dan Ibnul Qayyim dalam Al-I’lam II/302]
Pada riwayat lain disebutkan:
# “Janganlah kamu taqlid kepada siapa pun dari mereka dalam urusan agamamu. Apa yang datang dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya, itulah hendaknya yang kamu ambil. Adapun tentang tabi’in, setiap orang boleh memilihnya (menolak atau menerima).” Kali lain dia berkata: “Yang dinamakan ittiba’ yaitu mengikuti apa yang datang dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya, sedangkan yang datang daripara tabi’in boleh di pilih.”
[Abu Dawud dalam Masa’il Imam Ahmad hlm. 276-277].
# “Pendapat Auza’i, Malik, dan Abu Hanifah adalah ra’yu (pikiran). Bagi saya semua ra’yu sama saja, tetapi yang menjadi hujjah agama adalah yang ada pada Atsar (Hadits).”
[Ibnu Abdul Barr dalam Al-Jami’ II/149]
# “Barangsiapa yang menolak Hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dia berada di jurang kehancuran.”
[Ibnu Jauzi hlm. 142]
D. WAJIBKAH TERIKAT PADA SATU MADZHAB SAJA?
1. Pendapat Mayoritas Ulama Ushul: Tidak Wajib Berpegang Pada Satu Madzhab Saja
Mereka mengatakan bahwa sorang muslim tidak diwajibkan untuk berpegang kepada satu imam saja dalam semua masalah dan kejadian dalam kaitannya dengan hukum syariah. Tetapi bila dia ingin bertaqlid kepada hanya salah satu di antara mujtahid / madzhab itu, dibolehkan.
Menurut mereka seseorang dibenarkan untuk bermadzhab dengan madzhab tertentu seperti Al-Hanafiyah, Al-Malikiyah, Asy-Syafi`iyyah, Al-Hanabilah dan madzhab fiqih lainnya. Tetapi tidak berarti dia harus terpaku secara terus menerus pada pendapat dalam madzhab itu saja.
Hal ini karena memang tidak ada perintah dari Allah maupun Rasul-Nya yang mewajibkan untuk berpegang kepada satu pendapat saja dari pendapat yang telah diberikan ulama. Yang ada justru perintah untuk bertanya kepada ahli ilmu secara umum, yaitu mereka yang memang memiliki kemampuan pemahaman syariat Islam, tetapi tidak harus terpaku pada satu orang atau madzhab saja.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
# “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl: 43)
# “Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu, melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.” (QS. Al-Anbiya`: 7)
Para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu dan juga para tabi`in pun tidak terpaku pada satu pendapat saja dari ulama mereka. Mereka akan bertanya kepada siapa saja yang memang layak untuk memberi fatwa dan memiliki ilmu tentang hal tersebut.
Maka tidaklah pada tempatnya bila kita saat ini membuat kotak-kotak sendiri dan mengatakan bahwa setiap orang harus berpegang teguh pada satu pendapat saja dan tidak boleh berpindah madzhab.
Bahkan pada hakikatnya, setiap madzhab besar yang ada itupun sering berganti pendapat juga. Lihatlah bagaimana dahulu Al-Imam Asy-Syafi’i merevisi madzhab qadimnya dengan madzhab jadid.
Bahkan tidak sedikit diantara mereka yang masih menggantungkan pendapat kepada masukan dari orang lain. Misalnya ungkapan paling masyhur dari mereka adalah: “Apabila suatu hadits itu shahih, maka menjadi madzhabku.” Itu berarti seorang imam bisa saja tawaqquf (belum berpendapat) atau memberikan peluang berubahnya fatwa bila terbukti ada dalil yang lebih kuat. Maka perubahan pendapat dalam madzhab itu sangat mungkin terjadi.
Bila di dalam sebuah madzhab bisa dimungkinkan terjadinya perubahan fatwa, maka hal itu juga bermakna bahwa bisa saja seorang berpindah pendapat dari satu kepada yang lainnya.
2. Pendapat Yang Mewajibkan Berpegang Pada Satu Madzhab Saja
Meski demikian, kita juga tidak mengingkari adanya pendapat sebagian dari ulama ushul yang mewajibkan seseorang untuk berpegang kepada satu madzhab saja.
Dalilnya adalah bahwa seseorang wajib mengikuti apa yang menurutnya lebih rajih atau lebih mendekati kebenaran. Dan bila seseorang sudah yakin bahwa madzhab yang dianutnya itu yang paling rajih, maka tidak boleh baginya mencari pendapat di luar madzhabnya.
Untuk argumentasi mereka ini, kita bisa menjawab bahwa tidak ada kewajiban bagi kita untuk harus selalu mengambil pendapat yang rajih. Terkadang untuk suatu kondisi darurat tertentu, kita masih dibolehkan untuk mengambil pendapat yang tidak rajih.
Dan mengenai kebolehan mengambil yang marjuh (mafdhul) dan meninggalkan yang rajih (afdhal), ada beberapa ketetapan para ulama ushul, antara lain:
# Al-Qadhi Atha’ bin Hamzah berkata,
“Seorang qadhi boleh berpindah keluar madzhabnya oleh sebab darurat.”
# As-Shahkafi dalam Nash Ad-Dur Al-Mukhtar,
“Seorang qadhi dibolehkan mengerjakan amal yang kurang masyhur dalam madzhabnya bila Sultan menetapkan hal itu.”
# Al-Mi’raj ‘An Fakhril Ummah:
“Kebolehan amal dan fatwa dengan perkataan yang dhaif dalam keadaan darurat.”
# Ad-Dasuqi al-Maliki berkata,
“Dibolehkan beramal dengan yang dhaif bagi seseorang untuk masalah dirinya atau juga dalam fatwa bila dipastikan adanya kedaruratan oleh mufti itu.”
E. PANDANGAN AL-QUR’AN DAN HADITS TENTANG PERBEDAAN PENDAPAT
1. Ketidak-Utamaan Perbedaan Pendapat
# "Janganlah kamu berselisih, karena kamu akan menjadi lemah dan hilang kewibawaan kamu." (QS. Al-Anfal: 46)
# "Janganlah kamu seperti orang-orang yang musyrik, yaitu mereka mencerai-beraikan agamanya dan bergolong-golongan. Dan setiap golongan berbangga dengan apa yang ada pada golongan mereka." (QS. Ar-Rum: 31-32)
# "Mereka terus-menerus berselisih kecuali orang yang mendapatkan rahmat dari Tuhannya." (QS. Hud: 118-119)
# "Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa." (QS. Al-An’am: 153)
2. Mencari Jalan Keluar Apabila Terjadi Perbedaan Pendapat
# "Jika kamu berselisih pendapat maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul-Nya (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisa’: 59)
# Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
“Di kalangan orang-orang terdahulu ada seorang laki-laki yang telah membunuh 99 orang, lalu dia mencari orang yang banyak ilmunya, kemudian dia ditunjukkan kepada seorang rahib, lalu dia mendatanginya, kemudian dia katakan bahwa dia telah membunuh 99 orang, apakah tobatnya bisa diterima? Rahib itu menjawab, Tidak bisa.” Laki-laki itu membunuh rahib tersebut, sehingga genaplah 100 orang yang telah dibunuhnya.
Kemudian laki-laki itu mencari orang lain lagi yang paling banyak ilmunya, lalu dia ditunjukkan kepada seorang yang alim (berilmu), kemudian dia mengatakan bahwa dia telah membunuh 100 orang, apakah tobatnya bisa diterima? Orang alim itu menjawab, “Bisa. Tidak ada penghalang antara kamu dengan tobatmu. Pergilah ke daerah begini dan begini, karena di sana banyak orang yang beribadah kepada Allah Azza wa Jalla, lalu beribadahlah kepada Allah Azza wa Jalla bersama mereka dan janganlah kamu kembali ke daerahmu, karena daerahmu memang jelek.”
Laki-laki itu pergi. Sesampainya di tengah perjalanan dia mati, maka malaikat Rahmat berbantahan dengan Malaikat Adzab. Kata malaikat Rahmat, “Orang ini pergi untuk bertobat dengan menghadap kepada Allah dengan sepenuh hati.” Kata malaikat Adzab, “Orang ini tidak berbuat kebaikan sama sekali.”
Kemudian mereka didatangi oleh satu malaikat lain dalam wujud manusia, lalu mereka meminta keputusan kepadanya. Kata dia, “Ukurlah jarak yang terdekat dengan orang yang mati ini dari tempat berangkatnya dan dari tempat tujuannya. Ke mana yang lebih dekat maka itulah keputusannya.” Ternyata hasil pengukuran mereka adalah bahwa orang yang mati tersebut lebih dekat ke tempat tujuannya, maka dia dalam genggaman malaikat Rahmat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di atas menjelaskan kepada kita bahwa:
1. Para malaikatpun tidak terlepas dari perbedaan pendapat.
2. Perbedaan pendapat tidak dibiarkan berlangsung terus tanpa penyelesaian.
3. Perbedaan pendapat diselesaikan dengan mengambil cara/pendapat yang terbaik/ter-shahih.
Langganan:
Postingan (Atom)